Heka menatap teko dan ukiran naga itu. “Apa naga itu hidup?” Karena penasaran, dia menyentuh naga yang melingkari teko untuk memastikan bahwa naga itu memang hidup atau tidak.
Saat menyentuhnya, naga itu bergerak. Dia terkejut dan menjatuhkan teko itu tanpa disengaja. Naganya juga ikut terjatuh. Naga itu sama sekali tidak bisa bergerak karena tertimpa oleh teko.
Air di dalam teko tumpah semuanya mengenai lilin. Namun api itu tetap menyala dengan stabil.
Menyaksikan semua itu membuat Heka ketakutan dan mengambil langkah mundur pelan-pelan. Dia menyesali keputusannya sendiri dengan kembali ke Kiervant Sky. “Lebih baik aku segera keluar dari tempat ini.”
Dia takut bila pemilik Kiervant Sky datang dan mengetahui bahwa dia mengacaukan rumahnya. Dia berbalik dan berlari meninggalkan ruang itu. Tapi langkahnya tiba-tiba terhenti. “Mengapa tubuhku tidak bisa digerakkan? Apa yang terjadi?” Dia berharap sesuatu buruk tidak terjadi padanya.
Lalu dia seseorang yang mendekatinya. Dia seolah melarang Heka pergi begitu saja. “Apa dia pemilik rumah? Apa yang akan dia lakukan padaku?”
Heka hanya berdiri terpaku dan melihatnya. Rasa ketakutannya mecapai puncak. Yang hanya bisa dia lakukan hanya menyerahkan dirinya kepada takdir. “Apakah dia ingin membunuhku? Bila dia ingin membunuhku, baiklah. Lagipula aku sudah tidak memiliki apapun.”
Orang itu memakai jubah panjang dengan motif leopard. Kepalanya tertutup, itu membuat Heka tidak bisa melihat wajahnya. Dia memegang kelinci berwarna lilac dan berjalan menuju ke arah sofa.
Karena ketakutan, Heka sama sekali tidak berani menatap orang itu. Jadi di lebih memilih untuk menatap teko yang terjatuh.
Teko itu bergerak sendiri. Air yang ada di dalamnya masuk kembali ke dalamnya.
Dia menggenggam teko. Motif naga di teko itu bergerak dan hidup. Naga melilit jarinya. Dia memberikan kelinci pada naga. Naga menggigitnya. Darah kelinci mencucur keluar dan masuk ke dalam teko. Lalu kelinci mati karena kehabisan darah. Naga kecil menelannya begitu saja.
“Naga itu benar-benar hidup? Berarti naga itu yang menggigitku… Apa air yang ada di teko tadi juga darah?” Melihat itu semua, membuat Heka sangat bersyukur karena dia belum meminumnya.
Heka merasa kasihan pada kelinci. Dia sangat ingin melakukan sesuatu dan menghentikannya menyakiti kelinci. Tapi dia terlalu takut. Karena itu semua tidak mungkin, lagi pula tubuhnya juga masih belum bisa digerakkan.
Dia hanya terdiam dalam pergumulannya dan berharap orang yang ada di depan mata memperbolehkannya pergi.
Ketakutannya semakin besar saat dia melihat orang yang di depannya menuang darah kelinci ke cangkir dan meminumnya. “Mengapa kamu tidak menulis keinginanmu? Tapi malah menghancurkan tempatku” Kata orang itu.
“A… Aku.. Aku ingin keluar dari sini. Jadi bisakah biarkan aku pergi.” Itulah yang dia inginkan saat itu juga. Dia ingin pergi jauh dari Kiervant Sky dan tidak akan pernah kembali lagi.
Heka juga tidak lupa meminta maaf karena telah menjatuhkan teko miliknya. “Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk mengacaukan tempatmu. Aku mohon biarkan aku hidup. Dan biarkan aku pergi.”
Dia menjadi berubah pikiran. Sebelumnya dia pasrah bahwa orang itu akan membunuhnya. Tapi kali ini dia menjadi takut dengan kematian. Dia masih ingin hidup.
Tapi dia tahu bahwa dia tidak dapat pergi begitu saja. Karena kemungkinan besar dia akan terbunuh begitu saja dan orang itu tidak mungkin dengan mudahnya melepaskan Heka. Meskipun dia telah memohonnya untuk mengampuninya dan membiarkannya hidup.
Orang itu hanya tersenyum sinis, tapi dia mengabulkan keinginan Heka. “Baiklah pergi saja dari sini. Itu pun kalau kau bisa.”
Heka tidak menyia-nyiakan kesempatan itu begitu saja. Dia langsung berlari keluar dari Kiervant Sky. Dia menuju ke mobil dan pergi begitu saja.
Dia sangat lega akhirnya dapat keluar daripada Kiervant Sky. Akhirnya dia dapat bernapas.
Heka memang telah keluar dari Kiervant Sky, tapi dia merasa seolah hanya berputar-putar. Dia tidak kunjung menemukan jalan keluar. Padahal dia yakin bahwa dia telah mengambil jalan yang benar.
Setelah lama berputar-putar, dia merasa kedinginan. Tubuhnya perlahan membeku. Dia tidak sanggup lagi menyetir dan berhenti. Akhirnya dia kehilangan kesadaran.
***
Heka membuka mata. Dia melihat ke arah langit-langit. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi.
Saat itu dia berada di dalam mobil. Dia lemah, kedinginan, membeku dan tidak berdaya. Lalu dia melihat ada orang yang mendekatinya dan dia tidak ingat apa lagi yang terjadi setelah itu.
“Sepertinya kamu sudah bangun.”
Suara itu sangat tidak asing. Dia menoleh ke arah suara itu. Ternyata orang yang mendekatinya adalah pemilik Kiervant Sky.
Heka bangun dan memperhatikan pemilik Kiervant yang sibuk membaca buku. Hanya satu hal yang dia pikirkan. “Mengapa aku ada di sini? Apakah dia benar-benar tidak ingin melepaskanku? Apa yang dia inginkan dariku?”
“Terima kasih telah menyelamatkanku.” Kata Heka. Meskipun dia ragu bahwa orang itu sama sekali tidak berniat untuk menyelamatkannya.
Pikirannya penuh dengan pertanyaan tentang pemilik Kiervant Sky. “Apakah dia baik? Apakah aku dapat mempercayainya karena telah membiarkanku hidup? Bagaimanapun juga dia telah menyelamatkanku.”
Heka berusaha untuk berpikir positif dan membuang semua pikiran negatifnya. Meskipun dia merasa ketakutan dengan menghadapinya, tapis dia merasa bahwa Kiervant Sky adalah tempat paling aman baginya.
Itu membuat pandangannya terhadap pemilik Kiervant Sky berubah. Awalnya dia mengira dia iblis jahat yang dapat membunuhnya kapan saja. Apalagi penampilannya yang penuh dengan aura gelap.
Dibalik itu semua, dia tidak sejahat itu dan sangat bertolak belakang dengan apa yang dikira sebelumnya. Nyatanya dia mempunyai sisi baik. Karena tidak langsung membunuh Heka.
“Tidak perlu berterima kasih, karena aku tidak menyelamatkanmu.” Kata pemilik Kiervant Sky.
Itu membuat Heka penasaran apa yang dia inginkan padanya. Pikiran negatifnya kembali lagi. “Apa itu artinya dia memang ingin benar-benar membunuhku?”
“Sebenarnya kamu ini siapa?” Heka berharap bisa menjalin hubungan baik dengannya dan dapat membantunya kapanpun juga. Dia akan berusaha untuk tidak menjadi beban baginya dan melakukan apa yang dia ingin. Mungkin itu menjadi satu-satunya cara untuk bertahan hidup.
Dia menjawab dengan santai sambil membaca buku tanpa memperhatikan Heka. “Bukannya sudah tertulis jelas di kotak surat.”
“Marchio.”
“Kamu telah membaca kotak surat itu. Itu artinya kamu mempunyai perjanjian denganku. Sebelum itu selesai jangan harap bisa keluar dari Kiervant Sky.”
Itu cukup menjelaskan alasan mengapa dia hanya berputar-putar dan tidak bisa menemukan jalan keluar. Dia mengalihkan pembicaraan dengan satu hal yang ingin ketahui. “Di luar sangat dingin, tapi mengapa di sini sangat hangat?”
“Sepertinya aku tidak perlu menjawabnya.” Kata Marchio.
Heka melihat di sekeliling penuh dengan lilin dengan api biru. Itu artinya lilin yang membuat suasana di Kiervant Sky terasa hangat. Dia merasa Kiervant Sky menjadi tempat yang sangat nyaman baginya.
“Aku tidak suka membuang waktu. Katakan saja apa keinginanmu.” Lanjutnya.
Mungkinkah Marchio yang akan memberinya suatu keajaiban, sama seperti yang Ansel berikan. Setidaknya dia masih punya harapan. Apakah dia benar-benar bisa menggantungkan hidupnya kepada Marchio?
Lalu dia ingat apa harus dia bayar hanya karena Soul Delivery. Gara-gara itu di harus kehilangan kedua orangtua. Tapi kali ini, dia sama sekali tidak memiliki apapun yang kecuali dirinya sendiri.
Itu artinya. Dia tidak perlu mengorbankan siapapun juga dan tidak ingin kehilangan siapapun.
Bila sebuah pengorbanan diperlukan. Kali ini dia akan mengorbankan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Delivery
FantasyDo you know why demon and other evil hunt human? They stop when get it. Is there a secret behind it? or do they hate human? Or Do they revenge to human? If they hate human, why don't they destroy all the of human? It is complicated. But it is...