Heka masih mengingat apa yang dikatakan oleh Marchio bahwa dia sama sekali tidak bisa kembali lagi ke Kiervant Sky. Itu membuatnya kecewa. Tapi apa boleh buat, lagipula dunia immortal bukan merupakan tempat dimana dia berada.
Akhirnya dia kembali ke dunia nyata, pulang di rumahnya. Dia penasaran berapa lama dia menghabiskaan waktu di dunia immortal. Dalam hati apakah Clancy sudah melihat jurnal yang dia tulis atau tidak.
Dia masuk ke dalam kamarnya, dia melihat buku jurnal masih tergeletak di meja. Itu artinya dia pergi lama. Tapi dia merasa ada yang aneh terjadi padanya.
Heka sama sekali tidak merasa kedinginan atau kelaparan seperti yang terjadi padanya saat awal pergi ke kiervant Sky. Dia hanya merasa sangat lelah. Dia berbaring di ranjang dan terlelap begitu saja.
Dari Reverse Time Illusion, satu-satunya yang dia ingat adalah sebuah momen dimana Ansel membunuhnya. Itu tidak akan pernah dia lupakan. Entah itu akan terjadi di masa depan atau tidak, tapi baginya itu merupakan mimpi buruknya.
***
Heka terbangun dari tidurnya. Dia mencium bau masakan. Awalnya dia merasa bahwa dia belum sepenuhnya terbangun dan masih terlelap dalam tidur.
Beberapa saat kemudian dia merasa bahwa bau masakan itu terasa sangat nyata. Dia bangun dari ranjang dan mencari tahu apa yang terjadi di dalam rumahnya.
Dari balik pintu dia melihat Clancy yang sedang menyiapkan masakan.
“Heka kamu sudah bangun…” Kata Clancy saat melihat Heka keluar dari kamarnya.
“Sejak kapan kamu di sini?” Tanya Heka. Dia berjalan mendekati dapur dan melihat apa yang dimasak oleh Clancy.
“Sejak tadi.” Clancy memperlihatkan apa yang dia masak untuk Heka. “Ini aku membuat ratatouille.”
“Kamu tidak perlu melakukan ini. Aku bisa makan di luar, kalau merasa lapar.” Meski sudah tidur, Heka masih merasa pusing dan lemas. Dia sama sekali tidak bisa mengerti apa yang terjadi padanya. Meski begitu dia sama sekali tidak merasa terlalu lapar.
Heka duduk di meja makan. Dia menyangga kepala dengan kedua tangannya.
Clancy menghampiri Heka dan membawa ratatouille. “Ini, makanlah dulu. Kamu pasti lapar setelah bangun tidur.” Melihat Heka yang nampak merasa sangat lemas, dia merasa cemas. “Ada apa? Apa kamu sakit?”
Dia memegang kepala Heka. “Suhu badanmu normal.”
Heka mengambil tangan Clancy yang masih menempel di kepalanya. “Aku tidak apa-apa, aku hanya merasa sangat lelah. Aku hanya butuh istirahat.”
“Baiklah kalau begitu makanlah dulu, setelah itu beristirahatlah.”
Heka menuruti Clancy dan mulai makan. Dia bertanya pada Clancy apakah sudah membaca jurnal yang dia tulis atau belum. “Aku meninggalkan jurnal di meja. Apa kamu sudah membacanya?”
“Tidak. Memangnya itu jurnal tentang apa?”
Heka bersyukur bahwa Clancy sama sekali belum membacanya. Karena itu dia mulai berpikir untuk menyimpanya sendiri sebagai sebuah rahasia yang tidak akan pernah dia beritahukan kepada siapa pun juga. Karena dia sudah tidak mempunyai harapan untuk bisa kembali ke Kiervant Sky.
“Itu bukan sesuatu yang istimewa. Lebih baik hiraukan saja.” Kata Heka, supaya Clancy tidak tertarik membacanya.
“Baiklah.”
Kepala Heka benar-benar terasa sangat pusing. Dia sudah tidak sanggup lagi menahannya. Akhirnnya dia meletakkan kepalanya di meja.
“Heka, kenapa?”
“Tidak ada apa-apa, hanya merasa pusing.” Kata Heka, dia tidak mungkin berkata yang sesungguhnya kepada Clancy.
“Bagaimana kalau aku antar ke rumah sakit.” Kata Clancy dia benar-benar merasa sangat cemas melihat Heka yang nampak lemas.
“Tidak perlu. Aku hanya perlu tidur.” Heka berdiri, lalu dia meminta Clancy menemaninya tidur. “Maukah kamu menemani aku tidur?”
Clancy hanya mengangguk. Heka berjalan ke kamarnya. Dia langsung berbaring dan menutup mata.
Lalu disusul Clancy. Dia berbaring di samping Heka.
Heka pun memeluknya dengan erat. Dan dia terlelap begitu saja.
***
Heka terbangun. Kali ini dia telah tidak merasa pusing lagi. Hanya saja tangan terasa sakit seperti digigit sesuatu. Dia membuka mata. Dia melihat Jino yang sedang menggigit tangannya. “Jino…”
Dia nampak sangat terkejut, karena dia tidak lagi berada di dalam rumahnya tapi dia berada di Kiervant Sky. “Apakah ini mimpi?”
Heka bangun dan melihat sekeliling. Hanya ada dia dan Jino. Dia melihat Jino yang masih menempel di tangannya. Dia sama sekali tidak bisa membedakan antara mimpi atau tidak. Karena itu semua terlihat nyata.
Dia mendengar suara langkah kaki. Dia melihat Marchio. Dia tidak sendirian, ada seseorang bersamanya. Tapi kemudian orang yang bersamanya langsung pergi begitu saja.
“Selamat datang kembali ke Kiervant Sky.” Kata Marchio untuk menyambut Heka.
Apa yang baru saja dikatakan oleh Marchio, membuatnya sadar bahwa dia sama sekali tidak sedang bermimpi. “Bukanya kamu bilang, aku sudah tidak bisa lagi mengunjungi Kiervant Sky. Tapi kenapa kamu membawaku ke sini?”
“Aku berubah pikiran. Aku melakukan ini semua untuk Jino. Tapi aku penasaran apa yang membuat Jino sangat menyukaimu dan tidak ingin melepaskanmu?” Tanya Marchio.
“Entahlah aku juga tidak tahu.” Dia melihat Jino yang sudah tidak lagi menggigitnya. Tapi dia hanya terdiam seperti sebuah patung. Heka tersenyum melihatnya, karena itu nampak lucu.
Keluarlah sebuah sayap kecil dari punggung Jino. Heka memberinya selamat. “Jino, akhirnya kamu mempunyai sayap.”
Jino mencoba terbang dengan sayapnya. Dia terbang berputar-putar sambil melihat sayap barunya. Lalu dia melihat Marchio dan terbang ke arahnya.
“Aku penasaran apa yang telah kamu lakukan kepada Jino.” Tanya Marchio sekali lagi.
“Aku tidak melakukan apapun.” Kata Heka dengan Tegas.
Jino terbang ke depan Marchio dia menunjukan apa yang terjadi. Dia menangkupkan kedua sayapnya. Lalu dia menggerakkan ekorya dan masuk ke dalam sayapnya.
Akhirnya Marchio mengerti tentang apa yang terjadi sebenarnya. “Jadi kamu sudah masuk ke dalam cangkang milik Jino.”
Heka ingat pertama kali dia masuk ke dalam Kiervant Sky, dia langsung terperangkap ke sebuah kepompong. Tapi sekarang dia mengerti. Itu bukan kepompong, tapi sebuah cangkang. “Itu benar, ada sesuatu yang menariku ke dalam. Aku tidak tahu bahwa itu adalah milik Jino.”
Marcho memutuskan bahwa Heka boleh mengunjungi Kiervant Sky. “Baiklah kalau begitu, aku ijinkan kamu untuk berada di sini. Sampai Jino bisa mendapatkan tubuh immortalnya.”
“Baiklah. terima kasih.” Kata Heka. Dia sama sekali tidak menduga akhirnya Marchio mengijinkanya mengunjungi Kiervant Sky. Walaupun dia hanya sebagai makanan bagi Jino. Tapi itu bukan masalah. Apalagi tidak banyak darah yang diminum oleh Jino.
Mendengar itu Jino merasa sangat senang. Dia terbang ke arah Heka. Lalu dia bersandar di bahu Heka. Heka tersenyum melihat Jino menyukainya.
Awalnya dia merasa ketakutan dengan sosok Marchio yang nampak menyeramkan. Tapi kini semua itu hilang dan berubah. Dia justru lebih merasa nyaman berada di Kiervant Sky. Apalagi sekarang kehadirannya disambut dengan sangat baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Delivery
FantasyDo you know why demon and other evil hunt human? They stop when get it. Is there a secret behind it? or do they hate human? Or Do they revenge to human? If they hate human, why don't they destroy all the of human? It is complicated. But it is...