Setelah selesai memasak Ansel kembali ke penginapan. Bau daging yang telah dia masak membangunkan Andrew. Andrew ingin segera memakannya. “Ansel enak sekali dagingnya. Kamu sangat baik dan membawakan daging.”
Akan tetapi Ansel tidak memperbolehkannya. “Jangan dimakan ini bukan untukmu!!!”
Andrew pun bersi keras memakannya. Dia mencoba merebutnya dari Ansel. “Ansel biarkan aku mencicipinya.”
“Tidak bisa ini bukan untukmu.” Ansel berusaha menjauhkan makanan itu dari Andrew.
“Bagaimana bila hanya satu gigitan saja.”
“Tidak.”
Andrew pun protes, “Ansel mengapa kamu pelit sekali? Padahal aku tidak pernah perhitungan denganmu.”
Tidak hanya Andrew yang terbangun karena aroma daging. Rhea juga terbangun. Dia keluar dari Viorenving. Dan memperlihatkan wujudnya di depan mereka.
Kehadiran Rhea membuat Andrew terkejut. “Ansel mahluk apa itu?”
“Dia Rhea, guardian spirit. Dia yang menjaga Viorenving.” Jawab Ansel.
Rhea mendekati mereka. Dia menggosok-gosokan kepala ke kotak makanan yang Ansel bawa.
Ansel paham apa yang Rhea inginkan. Dia membuka kotak makanan yang berisi daging domba. “Makanlah… aku membuatkanya khusus untukmu.” Rhea punya memakannya.
Dia mengelus kepala Rhea dengan lembut. Dan mengatakan bahwa dia akan mencari cara untuk mengubahnya menjadi manusia. “Jangan khawatir, aku akan mencari cara agar bisa mengubahmu menjadi manusia. Kamu pasti terlihat sangat cantik saat menjadi manusia.”
Mendengar itu, Andrew memperingatkan Ansel supaya tidak melakukannya. Dia berbisik, “Ansel sebaiknya kamu tidak melakukannya. Itu sangat terlarang dan berbahaya.”
“Itu bukan masalah. Aku telah berjanji untuk mewujudkan keinginannya. Dia sangat ingin menjadi manusia.” Kata Ansel.
“Ansel kamu sudah gila!!!” Andrew curiga pasti ada sesuatu yang membuat Ansel bersi keras ingin melakukannya. “Apa kamu jatuh cinta pada mahluk ini?”
Pertanyaan itu membuat Ansel terpaku. Itu sama sekali tidak terpikirkan. Setelah Andrew mengatakan itu, dia berpikir apakah dia memang jatuh cinta pada Rhea?
Tapi Ansel mengaku bahwa dia menyukai Rhea. Dia hanya tidak berpikir sejauh apa yang dipikirkan Andrew.
Dalam hati, dia juga merasa bahwa apa yang dipikirkan Andrew memang benar. Dia merasakan ada berbeda ketika bersama Rhea. Rhea juga tidak bisa terlepas dari pikirannya.
Itu semua tergantung Rhea. Apakah Rhea juga merasakan hal yang sama atau tidak? Apakah Rhea akan menerimanya atau justru pergi?
“Itu tidak penting.” Kata Ansel kepada Andrew. Untuk saat ini hanya satu hal yang diinginkan Ansel, berada di dekat Rhea.
Bila perasaannya membuat Rhea menjauh, lebih baik hanya dia memendamnya. Biarkan hanya dia yang menyukai Rhea. Apalagi dia merasa bahwa Rhea justru menjaga jarak. Dia lebih memilih berada di dalam Viorenving daripada menemaninya sepanjang hari.
Dia tahu sangat tidak mungkin untuk menghilangkan rasa itu. Jadi dia tidak akan pernah memaksa Rhea menyukainya.
Di samping itu ada satu hal yang sangat penting yang harus dia lakukan. Dia harus menepati apa yang dia katakan. Meski sangat ragu, setidaknya dia harus mencoba malakukan excorsist di hutan Aokigahara.
Saat memandangi Rhea, tiba-tiba Ansel mendapat vision baru. Sekarang giliran vision itu yang akan terus menghantuinya dan menjadi bebannya.
***
Ansel berada di dalam kamarnya dia melihat Rhea keluar dari Viorenving. Saat dia membuka jendela kamar, suatu cahaya putih yang sangat terang dan menyilaukan.
Cahaya itu membawanya ke lantai bawah rumahnya.
Ansel melihat rumahnya terkesan sangat hening dan sunyi. Hal pertama yang dia pikirkan tentang rumah adalah kakek. “Kakek… kakek….kakek ada dimana? Apa kakek ada di rumah?”
Dia sama sekali tidak melihat keberadaan kakek. Lalu dia menyelusuri setiap sudut rumahnya. Karena tidak menemukan kakek, dia menuju halaman belakang.
Di halaman belakang, ada sebuah bak yang sangat besar. Dia mendekati bak itu. “Kira-kira apa yang akan terjadi? Mengapa ada bak yang sangat besar ada di sini?”
Ansel menyentuh air yang ada di dalamnya, “Oughh… airnya sangat dingin.” Dia menggosok-gosok telapak tangan supaya tidak lagi dingin. Saat itu juga Ansel sadar bahwa ada hal yang sangat buruk akan terjadi. Hanya saja dia tidak bisa menebaknnya.
Lalu dia ingat tentang salah satu visionnya, dimana Dia membunuh Heka dengan kedua tangannya. “Apakah ini ada hubungannya dengan membunuh Heka?”
Tiba-tiba terdengar suara benda yang jatuh. Suara itu berasal dari dapur. Ansel langsung bergegas mencari tahu asal suara itu.
“Kosong…” Meski suaranya terdengar sangat keras dari arah dapur, tapi tidak terjadi apapun. Tidak ada satu benda yang terjatuh di dapurnya. Di sana hanya berdiri Rhea.
“Rhea…”
Lalu Rhea berjalan ke arah pintu luar. Ansel mengikutinya.
Di balik pintu itu juga ada cahaya putih yang sangat menyilaukan. Rhea masuk ke dalamnya, begitu pula dengan Ansel. Pintu itu membawa mereka ke dalam hutan. Di depannya, ada Viorenving yang tertancap di tanah.
Di sampingnya berdiri Rhea. Sayap Rhea menuju ke arah Viorenving. Itu sudah jelas bahwa Rhea ingin Ansel memegang Viorenving.
Saat mendekati pedang itu, Ansel merasa ragu dan takut. Karena dia tahu saat memegang Viorenving, itu artinya dia sudah pasti akan membunuh Heka. Dia tidak mau melakukanya
Maka dari itu dia memohon kepada Rhea. “Rhea maaf aku tidak bisa melakukan ini. Aku tidak mau membunuh siapapun. Rhea tolong aku untuk menghentikanku.”
Ansel bersujud di depan Viorenving dan Rhea. Tapi Rhea justru marah karena Ansel sama sekali tidak mau memegang Viorenving. Rhea menyerang Ansel dengan menggigit tangannya.
Gigitan tangan Rhea nampak sangat nyata. Itu bisa membangunkan Ansel. Akhirnya Ansel tersadar dan terbebas dari visionnya.
“Oughh… “ Rintih Ansel. Gigitan Rhea terasa sangat sakit. Dia melihat Andrew dan Rhea menatapnya.
“Ansel, ada apa denganmu?” Tanya Andrew.
“Tidak ada apa-apa.” Lalu terdiam sejenak. Dia meminta pendapat Andrew tentang bagaimana rasanya bila harus membunuh seseorang. “Andrew, apa yang akan lakukan bisa seandainya kamu harus membunuh seseorang.”
Bagi Andrew, pertanyaan Ansel terkesan sangat aneh. “Mengapa kamu bertanya seperti itu. Itu sangat menyeramkan.”
“Memang benar itu sangat mengerikan.” Ansel bahkan tidak berani membayangkan suatu hari dia harus membunuh seseorang dengan tangannya sendiri. “Lalu bagaimana pendapatmu?”
“Bila aku harus membunuh seseorang, aku sudah pasti akan langsung bunuh diri di depan orang yang aku bunuh. Bagaimana pun juga merebut hidup seseorang itu tidak bisa dimaafkan. Menurutku nyawa harus dibayar dengan nyawa.”
Kata-kata Andrew, membuat Ansel berpikir tentang apa yang harus dia lakukan suatu hari nanti setelah dia membunuh Heka. Dia menjadi berpikir bahwa mungkin dia juga harus mati bersama dengan Heka setelah membunuhnya.
“Kamu memang benar. Itu sangat tidak adil.”
Ansel benar-benar merasa ketakutan. Salah satu alasan dia pergi ke Jepang supaya pikirannya bisa teraliihkan. Tapi yang dia dapat justru sebaliknya. Dia menjadi lebih takut ketika hari yang paling mengerikan itu akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Delivery
FantasyDo you know why demon and other evil hunt human? They stop when get it. Is there a secret behind it? or do they hate human? Or Do they revenge to human? If they hate human, why don't they destroy all the of human? It is complicated. But it is...