Marchio's Plea Part 1

10 8 1
                                    

Heka merasa lega akhirnya dia bisa kembali ke dunia nyata. Dunia dimana seharusnya dia berada. Walaupun dia masih merasa nyaman berada di dunia immortal. Dia ingin mengetahui lebih lanjut tentang dunia immortal.

Setelah keluar dari dunia immortal dia merasa sangat lapar. Dia mengecek poselnnya dan mendapati bahwa kini telah memasuki bulan musim gugur. “November, sebentar lagi musim dingin. Padahal kemarin baru bulanan september.” Gerutu heka. Dia sama sekali tidak mengerti perbedaan waktu antara dunia immortal dan dunia nyata.

Heka membuka kulkas, tapi tidak ada makanan yang tersisa. Tidak ada rumah makan yang dekat dengan rumahnya. Sepertinya dia harus pergi ke grocery.

***

Dia memutuskan untuk pergi ke grocery. Dari semua makanan yang tersedia, dia memilih mie instan. Awalnya dia mengambil satu mie instan, tapi karena merasa sangat lapar dia mengambil lebih dari satu. “Aku rasa satu tidak cukup.”

Dia mengambil satu per satu mie instan. Tanpa sadar dia ada 10 mie instan yang dia beli.

Saat memasak mie instan, Heka menghela napas sambil memandangi bulu yang diberikan oleh Marchio. Baginya bulu itu sangat istimewa dan berharga. Bahkan dia sampai tidak tersadar bahwa mienya telah kehabisan air dan hampir gosong. Dia memasukan bulu itu ke dalam saku.

“Bagaimana ini?” Dia segera mengangkat panci. Lalu memasukan mie ke dalam mangkuk.

Satu porsi mie instan telah habis. Tapi Heka masih saja merasa lapar. Dia pun memasak mie instan lagi. Dia memasukan satu bungkus mie instan. Hanya saja dia merasa bahwa lebih baik dia menambah porsinya. Ada 3 mie instan yang telah dia masukan.

“Apa yang terjadi padaku? Mengapa aku merasa sangat kelaparan?” Heka mengeluh pada dirinya sendiri yang telah menghabiskan 4 porsi mie instan sekaligus.

Lalu dia ingat tentang apa yang diperintahkan Marchio. “50 ekor kelinci.” Dia terus menerus memandangi bulu Marchio.

Dia penasaran setelah itu apakah dia akan bisa kembali lagi ke Kiervant Sky. “Mungkinkah dia masih mengijinkannku untuk mengunjungi Kiervant Sky lagi setelah reverse time illusion? Aku benar-benar ingin hidup di sana. Kira-kira seperti apa ya hidup di dunia immortal seperti Marchio?”

Saat ini itulah yang dia harapkan.

***

Heka masih memegang bulu yang diberikan oleh Marchio. Dia memandangi bulu itu. Sambil berkeliling melihat-lihat ratusan kelinci yang ada di kandang The Animal House. Ini pertama kalinya dia membeli hewan peliharaan dan dia masih merasa ragu, soal harga. Kerena menurut pendapat orang-orang harga hewan peliharaan bisa bernilai jutaan dolar.

Tetapi karena ini permintaan Marchio dia harus melakukannya. Bila uangnya masih kurang dia akan meminta waktu untuk mengumpulkan uang terlebih dahulu supaya dia bisa membeli 50 ekor kelinci.

Entah mengapa Heka merasa ada sesuatu berbeda saat dia bersama dengan Marchio. Itu yang menjadi alasan dia menuruti semua yang Marchio perintahkan tanpa sanggahan apapun, meski permintaan itu sulit untuk dilakukan.

Setelah lama berkeliling akhirnya dia menemukan kelinci lilac. Dia berjongkok dan memandangi kelinci itu. “Hanya ada 5 ekor, lalu bagaimana dengan sisanya? Kemana lagi aku harus mencari 45 ekor?” Dia hanya bisa mengeluh setelah menghitung jumlah kelinci lilac yang ada di dalam kandang.

Dia mencoba untuk berinteraksi dengan kelinci itu. Heka mengacungkan bulu milik Marchio kepada kelinci. Semua kelinci itu mendekat dan menyentuh bulu yang dia bawa.

Lalu semua kelinci itu, menjauhinya dengan rasa ketakutan. Kelinci itu seperti memberontak dan ingin keluar dari kandang. Dia memperhatikan kelinci itu dengan jelas ada air mata yang keluar. “Sepertinya kalian tahu, bulu ini bukan milik manusia.”

Soul Delivery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang