Di pagi harinya, Ansel membuka mata dan bergegas memeriksa Heka. Semalam dia hanya tidur selama 4 jam. Baginya itu lebih dari cukup.
Di kamar Hansel tidak ada Heka, itu berarti Heka sudah bangun. Tetapi tidak ada tanda apapun dari kedatangan Lexus. Itu artinya Heka belum juga mendapat soul delivery. “Mungkin hari ini bukan saatnya Heka mendapat soul delivery. Mungkin besok.”
Dia menengok ke bawah ranjang dan melihat bayangan hitam itu masih ada. “Ternyata spirit itu masih ada dan belum pergi.”
Ansel pun menunggu hingga besok. Dia berdoa supaya Lexus segera datang dan memberikan soul delivery kepada Heka.
Di keesokan harinya, Lexus tidak juga datang. Itu membuat Ansel merasa resah. Dia sangat takut seandainya Heka tidak mendapat soul delivery dari Lexus.
Apalagi kondisi tubuh Heka menjadi lebih lemah, sementara itu Ansel sama sekali tidak dapat membantu untuk memulihkan tubuh Heka. Jika kondisi tubuh Heka sudah pulih dan lebih baik, maka Lexus tidak akan pernah datang karena Heka bukan shenmorta.
Hal itu membuat rasa kegelisahan Ansel menjadi lebih buruk. “Nanti malam pasti aku tidak akan bisa tidur.” Dia menutup pintu kamar Hansel.
Di malam harinya sesuatu terjadi di luar dugaannya. Akhir-akhir ini Ansel memang sangat gelisah. Biasanya itu membuatnya sulit untuk tidur. Namun tidak untuk malam ini. Ansel merasa ngantuk dan terlelap begitu saja.
Pada pagi harinya, Ansel bangun dari tidur panjangnya. Matanya melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 07.00.
Dia sadar bahwa ada hal aneh terjadi padanya, karena dia telah tidur dengan pulas dan cukup lama sekitar 8 jam. Dia bangun dan bergegas menuju kamar Hansel.
Ansel melihat Heka telah bangun dan sedang berdiri di depan jendela. Kondisi Heka telah kembali normal. Karena Heka tahu ada yang membuka pintu, dia menoleh ke arah Ansel.
“Selamat pagi.” Sapa Heka.
Ansel tiba-tiba merasa sangat lemas dan tidak berdaya. Dia bahkan hampir tidak sanggup untuk berdiri.
Heka memang telah pulih, normal dan tampak sehat. Ansel pun merasa bahwa insomnianya telah hilang. Tetapi bagi Ansel itu sesuatu yang sangat buruk.
“Mengapa bukan Lexus yang datang? Apa yang terjadi?” Lalu Ansel melihat ke bawah ranjang dan memeriksa apakah spirit yang semalam sudah pergi.
Itu berarti spirit itu yang memberikan kekuatan kepada Heka. Bukan Lexus.
Dia sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi kepada Heka. Satu hal yang pasti, itu sangat buruk dan berbahaya.
“Selamat pagi juga, kamu sepertinya sudah sehat. Tidurmu sangat lama lebih dari 24 jam.” Ansel berusaha untuk berpura-pura bersikap baik-baik saja seolah tidak ada hal buruk yang terjadi.
“Kakek ada dimana? Aku tidak melihatnya “ tanya Heka.
“Kakek pergi, ada apa?”
Heka berpikir untuk segera pulang. Di merasa sangat tidak nyaman berada di rumah Ansel. Lagipula dia merasa bahwa dia sudah pulih.
“Aku ingin berpamitan.” Kata Heka sambil menunjukan kepada Ansel bahwa dia telah berkemas.
“Kamu baru saja menerima soul delivery. Sebaiknya kamu istirahat dulu di sini.”
“Tidak perlu. Aku enggan merepotkan kalian. Aku lebih nyaman bila aku istirahat di rumah.”
“Berarti kamu ingin langsung pergi.” Ansel menawarkan Heka untuk mengantarnya hingga ke rumah. “Baiklah akan aku antar.”
“Tidak perlu aku bisa pulang sendiri. Terima kasih banyak atas bantuannya. Aku berhutang nyawa padamu.” Heka pergi begitu saja.
Sampai di pintu depan, Heka berbalik. “Sampaikan salamku kepada kakek. Terima kasih telah menyembuhkanku. Aku pulang dulu.”
“Baiklah.” Ansel memperhatikan Heka yang membuka pintu. Dia merasa suatu perasaan sedih yang mendalam. Pintu tertutup dan dia merasakan rasa sakit yang sangat luar biasa di kepalanya.
Itu membuatnya tidak mampu berdiri. Dia menyenderkan tubuhnya di dinding. Perlahan dia menjatuhkan tubuhnya di lantai.
Ansel menjadi merasa bersalah telah menawarkan Heka Soul Delivery. Karena dia tidak membantunya, justru menjatuhkannya ke dalam jurang.
“Heka maafkan aku.”
Itu adalah satu-satunya kata yang tidak akan sanggup dia katakan kepada Heka.
Apalagi kenyataanya bahwa Ansel yang membawa Heka, dia harus menanggung semuanya. Dia yang harus bertanggung jawab atas semua hal buruk yang akan terjadi. Dia tahu itu tidak mudah dan akan menguras energinya tanpa sisa.
Dia masih terbayang-bayang tentang Pernikahan berdarah yang selama ini menghantuinya. Baginya itu sangat menyakitkan.
Ansel terus-menerus melihat kelopak bunga yang berjatuhan meledak. Keluarlah darah dari kelopak itu.
Dia sama sekali tidak bisa mengartikan dengan jelas tentang apa yang terjadi padamu pernikahan berdarah itu. Tapi dia yakin satu hal. Akan ada sebuah ledakan dalam pesta pernikahan itu. Hanya saja dia sama sekali tidak bisa melihat dengan jelas apa yang meledak.
“Ledakan. Tapi apa yang meledak?”
Hanya itu yang bisa dia pikirankan. Semakin keras dia mengartikan apa arti dari ledakan itu, kepalanya terasa sangat sakit.
Ansel berdiri perlahan. Dia berjalan dengan berpegangan dinding supaya tidak jatuh. Pandangannya sedikit kabur. Dia kesulitan bernapas.
Dia tahu apa yang menyebabkan itu semua. Dia hanya perlu mengurangi rasa sakit di kepalanya.
Dia menuju ke kotak obat yang dia letakkan di atas kulkas. Dia mengambil satu paracetamol dan meminumnya. Lalu dia merasa bahwa satu kapsul obat sama sekali tidak akan bereaksi. Kepalanya benar-benar kesakitan.
Dia mengambil dua kapsul lagi dan meminumnya.
Ansel telah jauh hari menyiapkan paracetamol di atas kulkas. Itu setengah tahun lalu. Meski cukup lama, tapi dia yakin bahwa suatu saat dia pasti membutuhkannya. Hanya saja waktu itu dia belum juga menemukan jawabannya.
Sekarang dia tahu bahwa alasannya.
Ansel menjatuhkan dirinya di kursi sebelahnya. Lalu menyadarkan tubuhnya ke atas meja. Dia menutup mata dan merasakan rasa sakit di kepala yang perlahan menghilang.
Seketika itu pula dia merasa lega dan bisa bernapas. Pandangannya tidak lagi kabur.
“Jika ada sebuah cara untuk bisa memutar waktu dengan cepat, aku akan melakukannya apapun hanya untuk itu. Aku berharap semuanya segera terjadi. Aku sudah tidak sanggup lagi terus-menerus menahan semua ini.”
Ansel mengerti dengan pasti bahwa rentang waktu di dunia nyata dan dunia immortal sangat berbeda jauh. Semua yang dia lihat sesuai dengan waktu di dunia immortal.
Hanya saja itu semua dikembalikan ke dunia nyata. Jadi waktu seolah berjalan dengan sangat pelan. Itulah the rules of Realm yang sama sekali tidak akan pernah bisa diubah dan dimengerti oleh semua orang. Baik itu manusia dan mahluk immortal.
Itu justru membuat Ansel ingin menciptakan dunia baru. “Akankah ada perubahan bilangan tidak ada perbedaan waktu antara dunia nyata dan dunia immortal. Aku sangat lelah.“
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Delivery
FantastikDo you know why demon and other evil hunt human? They stop when get it. Is there a secret behind it? or do they hate human? Or Do they revenge to human? If they hate human, why don't they destroy all the of human? It is complicated. But it is...