Dengan apa yang ada di hadapannya sekarang, Zephyxia merasa bahwa hidupnya tidak berarti. Dia hanya bersembunyi di balik pohon besar dekat Rymder Bridge untuk menghindari serangan mahluk besar yang hidup di Rymder Valley.
Dia tidak mempunyai pilihan apapun. Apapun jalan yang dia pilih hanya berujung kematian. Dia benar-benar mahluk tidak berguna.
Dia tidak tahu sampai kapan dia akan terus menerus mematung dan bersandar di pohon. Meski nasipnya tidak jelas, tapi dia masih memikirkan Waylinn.
“Mengapa Waylinn belum juga datang? Apa dia bisa bertahan dan berhasil keluar dari Thrognard Land? Mungkinkah Thrognard menelannya?”
Itu membuatnya menyadari satu hal. Dia tidak mungkin terus-menerus menunggu Waylinn.
Dia menoleh ke arah Rymder Bridge. Tepat di balik jembatan itu ada sebuah monster yang siap menelannya. Lalu dia menoleh ke depan. Di depannya juga ada segerombolan Thrognard yang pernah menelan.
“Jalan buntu. Kemana pun aku pergi, ujungnya pasti akan berakhir juga.”
Lalu dia ingat dengan manusia yang ada di Kiervant Sky. Manusia mempunyai umur yang sangat pendek. Mereka tidak perlu memikirkan tentang bagaimana cara bertahan hidup hingga takdir hidup di dunia telah berakhir.
Beberapa jauh dengan mahluk immortal. Mahluk immortal memang tidak akan pernah bisa mati. Tapi itu bukan berarti akan hidup selamanya. Kematian mahluk immortal sangat mengerikan. Ketika mahluk immortal lainya membunuh dan mengakhiri hidupnya. Atau saat energi spiritnya telah habis dan tidak mampu lagi bertahan dan tidak bisa menemukan jiwa manusia untuk menyambung hidup.
Setelah mati akan menjadi abu sepenuhnya. Jiwa dan tubuhnya akan lenyap.
“Kira-kira bagaimana rasanya menjadi manusia? Pasti jauh lebih menyenangkan. Tidak akan pernah bisa bertemu dengan mahluk mengerikan dan bisa hidup dengan tenang.”
Semua itu pecah ketika Zephyxia melihat Waylinn dari kejauhan. “Benarkah itu Waylinn?”
Dia merasa tenang dengan kehadiran Waylinn. Karena tidak ada lagi yang perlu dia khawatirkan. Sudah pasti bahwa dia bisa bertahan hidup.
“Waylinn, kamu terlalu lama datang? Aku kira kamu sudah ditelan oleh Thrognard.” Kata Zephyxia ketika Waylinn tepat di depannya.
“Aku tidak akan mati semudah itu.”
Zephyxia langsung bersembunyi di belakang Waylinn. “Waylinn di bawah ada mahluk yang sangat besar dan menyeramkan. Dia jauh lebih ganas dari Thrognard.”
“Aku tahu itu.” Waylinn berjalan ke arah Rymder Bridge dan mengeluarkan pedangnya.
Saat langkah kaki pertama di Rymder Bridge, dengan cepat sebuah ekor besar menyerbu mereka. Waylinn mengayunkan pedang ke ekor itu.
Ekor itu seolah mempunyai mata. Dia memperhatikan dan mengawasi Waylinn yang baru saja menyerangnya.
Ekor itu kembali menghantam mereka dan Waylinn berhasil menahannya dengan pedang. Itu terjadi tanpa henti. Tapi Waylinn menahan serangan dari ekor sambil berjalan di Rymder Bridge selangkah demi selangkah.
Zephyxia hanya terpaku di belakangnya. Tidak ada yang bisa dia lakukan. Bila dia melakukan sesuatu itu justru bisa menjadi sebuah boomerang dan hanya menyulitkan Waylinn.
Tiba-tiba, ekor itu berhenti menyerang. Waylinn memberikan aba-aba. “Zephyxia, cepat lari!!!”
Dia membiarkan Zephyxia berlari terlebih dahulu. Mereka lari secepat mungkin sebelum mahluk itu menyemburkan racun.
Racun milik Rymder sangat berbahaya. Bila terkena racun itu tubuh mahluk immortal bisa langsung meleleh seperti es.
Waylinn masih memperhatikan ekor Rymder. Sehingga dia bisa tahu kapan pun ekor Rymder menyemburkan racunnya.
Ekor Rymder mulai akan menyemburkan racun. Dia melihat kemana racun itu diarahkan.
Meski hanya ekor, tapi itu bisa mengenali semua mahluk yang ada di hadapannya. Waylinn tahu ekor sapi itu mengarah ke Zephyxia. Dia berhenti dan langsung menarik Zephyxia ke belakang. Sehingga Zephyxia selamat dari semburan racun yang mematikan itu.
Itu membuat Waylinn menjadi sangat waspada. Dia hanya fokus pada semburan dari ekor Rymder.
Dia memperhatikan ekor Rymder yang tenang setelah menyemburkan racun. Dia mengerti satu hal. Rymder membutuhkan waktu untuk mengumpulkan cairan pada ekor. Itu menjadi kesempatan bagi mereka untuk maju.
Dia membiarkan Zephyxia untuk berjalan terlebih dahulu. Dia berteriak, “Zephyxia, Cepat!!!”
Mereka langsung berlari secepat mungkin. Sambil berlari, Waylinn memperhatikan ekor Rymder. “Sepertinya mahluk itu akan menyemburkan racun lagi.”
Dia langsung menuju ke depan Zephyxia. Dia menarik tangan Zephyxia dan melemparkannya.
Zephyxia terlempar cukup jauh. Tapi Waylinn tidak mempunyai waktu untuk bisa menghindari semburan ekor.
“Waylinn!!!”, Teriak Zephyxia. Dia melihat sebagian dari tubuh Waylinn yang terkena semburan dari racun Rymder. Tubuh Waylinn meleleh perlahan. Lagi-lagi Waylinn mengorbankan dirinya agar Zephyxia bisa selamat.
“Cepat lari!!” Meski sebagian dari tubuhnya terkena racun Rymder, tapi dia lebih mementingkan keselamatan Zephyxia. Tubuhnya mulai meleleh secara perlahan.
Tapi karena Zephyxia masih terpaku di tempat, Waylinn berteriak sekali lagi. “Lari!!! Pergilah ke Tree of Life!!!“. Dia melemparkan pedangnya dan sebuah botol kecil ke arah Zephyxia lalu menjatuhkan dirinya ke dalam jurang Rymder Bridge.
Melihat Waylinn yang sengaja menjatuhkan dirinya ke dalam jurang, Zephyxia terpaku. Ekor Rymder mengikuti Waylinn ke bawah.
Dia menggenggam erat pedang yang diberikan oleh Waylinn dan memanfaatkan momen itu untuk berlari secepat mungkin hingga bisa menyeberang Rymder Bridge.
“Waylinn maafkan aku. Aku memang mahluk yang tidak berguna.”
***
Pada akhirnya Zephyxia berhasil menyeberang Rymder bridge dengan selamat, tanpa luka sedikitpun.
Dia menghadap ke Rymder bridge. “Untuk apa aku masih bertahan hingga saat ini, bila harus mengorbankan lainya. Waylinn maafkan aku, gara-gara aku kamu sangat menderita.”
Dia mengambil sebuah batu kecil, lalu melemparkan ke dalam jurang Rymder Bridge. “Jurang itu sangat dalam. Tapi aku berharap bahwa kamu bisa selamat. Waylinn kembalilah hidup-hidup.”
Meski Zephyxia melihatnya tubuh Waylinn meleleh, sangat tidak mungkin baginya untuk bisa hidup, tapi dia berharap bahwa ada sebuah keajaiban dan Waylinn bisa hidup kembali.
Tapi dia percaya akan hal itu. Dia percaya bahwa Waylinn akan kembali. Dia satu-satunya orang yang bisa membangkitkan Waylinn.
Zephyxia berjalan perlahan dan meninggalkan Rymder Bridge. Dia harus melakukan pesan terakhir dari Waylinn. Entah bagaimana caranya, dia harus sampai di Tree of Life dan menyelamatkan Waylinn.
Perlahan tubuhnya kembali seperti normal. “Semuanya sudah hancur. Perjanjian dengan Marchio telah lenyap, tapi…” Dia merasa tubuhnya remuk. Hidupnya tidak lama lagi, sehingga dia tidak mungkin bisa pergi ke Tree of Life.
Dia ingat ada sebuah rumah kecil di sekitar Eridu. Rumah itu ditinggali oleh seorang manusia. Manusia itu menjadi satu-satunya manusia yang bisa hidup di dunia immortal.
Dia adalah penyihir. Penyihir itu sangat hebat dan telah menguasai ilmu bagaimana memindahkan jiwa manusia.
Dia telah berada di dunia immortal selama 1000 tahun. Caranya bisa bertahan hidup yaitu dengan mengganti tubuhnya dengan tubuh manusia baru. Setiap enam puluh tahun sekali dia kembali ke dunia manusia untuk mencari tubuh pengganti.
Tentu saja dia tidak melakukan itu sendirian. Ada mahluk immortal yang membantunya.
Zephyxia berharap bahwa penyihir itu bisa membangkitkan kembali Waylinn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Delivery
FantasyDo you know why demon and other evil hunt human? They stop when get it. Is there a secret behind it? or do they hate human? Or Do they revenge to human? If they hate human, why don't they destroy all the of human? It is complicated. But it is...