Waylinn pergi menuju ke Lantigia. Dalam perjalanan dia merasa ada sesuatu yang kurang. Beberapa waktu terakhir, dia sudah terbiasa melakukan perjalanan dengan Heka.
Meskipun dia dan Heka berbeda, tapi mereka sudah akrab. Sehingga itu membuat Waylinn merasa ada yang kurang, ketika sendiri. Dia menjadi berharap Marchio bisa membuat Heka hidup di dunia immortal dan menjadikanya mahluk immortal. Dengan begitu dia tidak perlu lagi memakai baju tebal ketika berada di dunia immortal.
Ketika dia berada di depan gerbang Lantigia, dia melihat banyak mahluk immortal. Itu membuatnya sulit untuk bertemu dengan Camziel. Dia salah satu penjaga artefak yang dibutuhkan oleh mahluk immortal. Di Lantigia, tidak hanya sebatas Camziel yang menjadi penjaga ada mahluk immortal lainya. Tapi Marchio lebih percaya dengan Camziel.
Waylinn memasuki Lantigia. Dia berharap bahwa kekuatannya bisa penuh seutuhnya. Jadi dia tidak perlu lagi berdesakan. Dia hanya perlu melakukan teleportasi langsung ke tempat Camziel.
Camziel memiliki tubuh yang sedikit berbeda dengan mahluk immortal pada umumnya. Dia merupakan salah satu mahluk immortal yang mempunyai tubuh seperti manusia. Karena itu dia tidak bisa melakukan transformasi apapun, seperti mahluk immortal lainya.
Lantigia yang sangat luas membuat dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan tempat Camziel. Apalagi dengan kondisinya yang masih terluka. Luka itu semakin parah ketika sebuah tongkat mengenainya.
“Ough…”
Tongkat itu milik Chia. Dia adalah Dewa Bulan. Dia hanya melihat Waylinn yang terluka karena tongkatnya dan pergi begitu saja. Bagi Waylinn itu adalah keberuntungan, sebab dia tidak dianggap sebagai penghalang jalan.
Seandainya saja dia dianggap sebagai penghalang jalan, pasti akan terjadi pertarungan. Itu artinya Waylinn yang akan kalah. Sebagai kalangan bawah dia harus berhati-hati saat melakukan sesuatu dan sebisa mungkin menghindari pertarungan.
Itu tidak hanya cara dia bertahan hidup. Tapi juga menjaga Tuannya dan tempat bernaungnya.
Sementara itu Waylinn hanya melihat lukanya yang kembali terbuka. “Bagaimana ini?” Dia melihat sekeliling untuk mencari sebuah tempat dimana dia bisa istirahat hingga lukanya tertutup.
Tidak mungkin baginya berkeliaran di Lantigia dengan luka seperti itu. Karena itu sama saja dengan bunuh diri.
Dari semua tempat yang dia pilih, dia memilih sebuah tempat yang paling langka. Tapi juga cukup berbahaya. Tempat itu adalah Arleviant. Tempat dimana mahluk immortal yang memiliki elemen petir berkumpul.
Meskipun begitu, di dalam Arleviant disediakan ruang khusus yang bisa digunakan untuk meningkatkan energi sementara waktu. Karena itu Waylinn memilih memasuki Arleviant.
Ada enam elemen yang dimiliki oleh mahluk immortal. Setiap elemen memiliki keistimewaan. Pertama adalah elemen air. Elemen air bisa berubah menjadi es yang sangat tajam. Saat tertusuk tubuh akan langsung membeku.
Kedua elemen api. Elemen api memiliki tingkatan sesuai dengan warnanya. Warna api biru yang paling panas dan berbahaya. Api berwarna biru tidak akan pernah bisa padam dan tidak ada yang bisa memadamkannya. Kecuali pemiliknya. Elemen api tidak bisa berubah.
Ketiga elemen angin. Elemen angin sama dengan elemen api, tidak bisa berubah. Keistimewaan elemen angin adalah invincible. Tidak ada yang bisa melihat angin. Tapi bila terkena angin, bila langsung terpotong.
Mahluk immortal yang memiliki elemen angin mempunyai jutaan senjata kecil dan pipih. Bahkan lebih kecil dan pipih dari jarum. Jarum itu sangat tajam dan menjadi senjata paling mematikan.
Satu-satunya mahluk immortal yang bisa melawan elemen angin adalah mahluk immortal yang mempunyai pendengaran tajam. Angin memang tidak bisa dilihat, tapi bisa didengar.
Elemen keempat adalah elemen crystal. Elemen crystal dikenal sebagai elemen yang dimiliki kalangan tingkat atas, seperti Marchio dan para raja. Tapi ketika raja kehilangan posisi dan wilayahnya, elemen crystal akan menghilang dengan sendirinya.
Elemen crystal dikenal sebagai elemen kedua. Mahluk immortal kelas atas pasti memiliki lebih dari satu elemen. Dari semua jenis elemen yang ada, elemen crystal yang pasti dimiliki mahluk immortal kelas atas.
Elemen kelima adalah adalah elemen tanah. Elemen ini berbanding terbalik dengan elemen crystal. Elemen tanah hanya dimiliki mahluk immortal golongan bawah. Elemen tanah memang bisa mengeras dan berubah menjadi batu.
Meskipun begitu elemen ini adalah elemen paling lemah. Elemen tanah tidak bisa menghancurkan elemen air yang diubah menjadi es. Elemen tanah juga tidak bisa menghancurkan elemen crystal.
Tapi elemen tanah bisa melumpuhkan api dan petir. Hanya saja tidak bisa dijadikan sebagai tameng untuk berlindung dari elemen angin. Mahluk immortal yang memiliki elemen angin pasti memilki senjata yang bisa dengan mudah menembus batu.
Elemen keenam adalah petir. Elemen petir adalah elemen yang paling langka. Hanya beberapa golongan mahluk immortal yang bisa mengendalikan petir.
Tubuh mahluk immortal yang memiliki elemen petir berbeda dengan mahluk immortal lainya. Tubuhnya tidak bisa dengan mudahnya disentuh. Sekalinya tersentuh, pasti akan terkena elemen petir.
Petir yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi racun. Secara perlahan akan melumpuhkan tubuh. Setelah tubuh lumpuh sepenuhnya, akan berubah warna menjadi hitam. Pada akhirnya akan berubah menjadi abu dan mahluk immortal akan lenyap.
Ada dua elemen yang tidak mempan terhadap elemen petir. Elemen itu adalah tanah dan crystal. Crystal dan petir adalah dua hal yang bertentangan. Maka dari itu tidak ada mahluk immortal golongan atas yang mempunyai elemen petir.
Mahluk immortal yang telah memiliki elemen petir, pasti mahluk immortal yang hanya mempunyai elemen tunggal.
Sebenarnya elemen petir tidak bisa berubah menjadi api. Tapi bisa menimbulkan api saat elemen petir yang dikeluarkan sangat besar.
Dahulu Waylinn memang mempunyai elemen petir. Elemen petirnya telah diambil oleh Marchio. Itu sebagai ganti karena Marchio telah menyelamatkannya. Sekarang dia hanya mahluk immortal tanpa elemen apapun.
Karena itulah Waylinn sangat berhati-hati ketika memasuki Arleviant. Bila tersentuh sedikit pun, dia pasti akan langsung lenyap begitu saja.
Waylinn langsung menemui penjaga Arleviant untuk meminta ijin memakai sebuah ruangan.
“Bolehkah aku menggunakan salah satu ruang di Arleviant?” Kata Waylinn sambil menunjukkan lukanya yang belum tertutup.
Sang penjaga menengok luka Waylinn. Dia memberikan isyarat bahwa ada harga yang harus dibayar.
Waylinn mengeluarkan crystal milik Marchio. Dia ragu apakah penjaga Arleviant mau meneriakkan crystal itu atau tidak. Karena Arleviant hanya menerima senjata sebagai transaksi. Sedangkan Waylinn tidak mungkin menyerahkan senjatanya. Dia membutuhkan itu untuk menghentikan Heka.
Penjaga langsung ingin merebut begitu saja crystal yang dikeluarkan Waylinn. Tapi Waylinn dengan cepat bisa menghindar. Bila lengah begitu saja, tubuhnya pasti sudah terkena elemen petir.
Waylinn meletakkan crystal. Dia membiarkan penjaga Arleviant mengambilnya sendiri. Sehingga tidak ada kontak fisik.
Penjaga Arleviant mengambil crystal itu. Dia mengamatinya dengan sangat seksama. Itu membuat Waylinn semakin ragu apakah dia akan menerima crystal itu atau tidak.
“Baiklah ikut aku.” Kata penjaga Arleviant. Mendengar itu Waylinn menjadi sangat lega akhirnya dia bisa mempunyai tempat untuk memulihkan diri.
Dia mengikuti penjaga itu. Berjalan di sebuah lorong yang sangat sempit. Dindingnya penuh dengan elemen petir. Jadi Waylinn harus sangat berhati-hati.
Penjaga itu membawa Waylinn ke sebuah ruang yang sangat kecil. Meskipun begitu, baginya lebih dari cukup. Ruang itu adalah ruangan khusus, dimana tidak ada elemen petir.
“Terima kasih.” Kata Waylinn. Penjaga Arleviant meninggalkan Waylinn begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Delivery
FantasyDo you know why demon and other evil hunt human? They stop when get it. Is there a secret behind it? or do they hate human? Or Do they revenge to human? If they hate human, why don't they destroy all the of human? It is complicated. But it is...