Bola tanah milik Waylinn dan Zephyxia terhempas. Mereka merasakan bahwa mereka menggelinding. Itu artinya mereka sudah berhasil melewati Sea Of Chaos.
Saat bola berhenti, Zephyxia menjadi panik karena bola itu tidak pecah. “Waylinn bagaimana caranya kita bisa keluar dari sini?” Zephyxia mencoba memukul dinding bola supaya bisa pecah. Tapi dinding itu sangat keras dan tidak mau retak sedikit pun.
Tapi bagi Waylinn cukup mudah untuk keluar dari bola tanah. Dia membuat lubang. Dan keluar. Dia melihat hamparan pasir yang sangat luas.
Desert of Shuya, sekilas nampak seperti Shayun. Hanya ada hamparan pasir. Tapi bedanya, warna pasir Shayun kuning keemasan. Warna pasir yang ada di Desert of Shuya berbeda, warnanya merah. Di Desert of Shuya Sama sekali tidak ada tebing.
Zephyxia keluar dari bola tanah. “Waylinn tempat apa ini?” Zephyxia pernah mendengar tentang cara pergi ke Tree of Life. Dia hanya tahu bahwa tempat itu sangat sulit untuk dicapai. Karena harus melewati tempat yang sangat berbahaya dan harus mempertaruhkan jiwa.
Mereka mungkin telah selamat dari Sea Of Chaos. Tapi sepertinya tidak mudah melewati Desert of Shuya.
“Desert of Shayun.” Jawab Waylinn. Dia memperingatkan Zephyxia untuk berhati-hati karena desert of Shayun penuh dengan badai pasir.
Waylinn mengeluarkan sebuah pedang. Dia membuka pedang lalu memberikanya kepada Zephyxia. Sementara itu dia memegang sarungnya. “Gunakan ini untuk bertahan. Tempat ini penuh dengan badai pasir.”
“Waylinn lihat itu…” Mata Zephyxia tertuju pada badai pasir besar yang menuju ke arah mereka.
Dengan cepat Waylinn menyuruh Zephyxia menutup mata. “Tutup matamu dan berpegangan pada pedang ini.” Dia menancapkan pedang ke dalam pasir untuk Zephyxia.
Dia juga tidak lupa menancapkan sarung pedang untuknya.
Badai pasir yang sangat besar datang dan menghantam mereka. Mereka berpegangan sangat erat, supaya tidak terbawa badai pasir.
“Waylinn apa tidak cara lain yang lebih mudah melewati Desert of Shuya?” Kata Zephyxia. Dia merasa kewalahan setelah melawan badai pasir.
“Tidak ada.” Jawab Waylinn dengan singkat dan berjalan begitu saja. “Ayo cepat pergi!”.
“Baiklah.” Zephyxia menyusul Waylinn. “Waylinn…” Belum sempat melanjutkan kata-kata, badai besar datang lagi. Tapi kali ini tidak sebesar badai yang pertama.
Zephyxia mengeluh. “Mengapa banyak sekali badainya?”
Waylinn menyarankan Zephyxia supaya menunggunya, bila dia tidak sanggup berjalan di tengah-tengah badai. “Kamu tahu, kamu tidak perlu mengikutiku sampai di Tree of Life. Itu terlalu bahaya bagimu. Lebih baik kamu tunggu aku di sini.”
Pilihan yang diberikan oleh Waylinn memang menjadi pilihan terbaik. Karena itu dia lebih memilih untuk menunggu Waylinn. “Baiklah. Aku akan menunggumu di sini.”
Waylinn pergi meninggalkan Zephyxia sendirian. Zephyxia melihat Waylinn pergi seorang diri dan meninggalkannya sendirian. Dia melihat sekeliling tidak ada apapun, selain pasir. Suasana terasa sunyi dan senyap.
Itu membuat Zephyxia berubah pikiran. Dia menyusul Waylinn. “Waylinn, tunggu aku!”
Mendengar Zephyxia memanggilnya, langkah Waylinn berhenti. Saat itu juga badai pasir besar datang lagi.
Zephyxia menghampiri Waylinn setelah badai berhenti. “Waylinn, aku berubah pikiran. Lebih baik aku ikut.”
“Apa kamu yakin?” Kata Waylinn supaya Zephyxia memikirkan kembali keputusannya. “Setelah ini kita akan melewati hutan yang sangat menyeramkan dan jauh lebih berbahaya. Aku sendiri tidak bisa memastikan keselamatanmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Delivery
FantasyDo you know why demon and other evil hunt human? They stop when get it. Is there a secret behind it? or do they hate human? Or Do they revenge to human? If they hate human, why don't they destroy all the of human? It is complicated. But it is...