Heka benar-benar merasa pasrah bila hari ini adalah hari terakhirnya. Sangat tidak mungkin baginya terlalu mengharapkan sebuah keajaiban. Dia merasakan tubuhnya sangat lemah dan tidak bisa bergerak. Tubuhnya mati rasa. Dia sama sekali tidak bisa merasakan sakit apapun dengan tubuh yang penuh dengan luka. Pandangannya perlahan kabur.
Meski begitu, dia bisa melihat monster yang ada di depannya sedang mengakhiri hidupnya.
Satu hal yang dia sadari, “Apa inilah rasanya meninggal? Tidak bisa merasakan apapun, rasa sakit semua beban seolah terlepas begitu saja.”
Gelap
Dia tidak sanggup lagi melihat apapun. Namun telinganya masih bisa mendengar suara dengan jelas. Dia mendengar suara pukulan. Walaupun dia sama sekali tidak bisa melihat tapi dia sangat yakin Waylinn yang melakukannya.
Ini semua di luar dugaan. Pada akhirnya sebuah keajaiban datang kepadanya.
Heka sama sekali tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi. Dia hanya melihat suara pukulan dan runtuhan gedung.
Kemudian suara menjadi hening. Tidak ada suara pukulan apapun. Itu artinya Waylinn telah berhasil memusnahkan monster itu.
Secara perlahan dia mulai bisa merasakan tubuhnya. Semua rasa sakit kembali dia rasakan. Pandangannya kembali.
Heka membuka mata. Di depannya ada Waylinn dan di mengenakan gelang phoenix yang sama seperti Marchio. “Soul delivery”.
Heka mencoba bangun. Di sekitarnya ada banyak bangunan yang roboh. Dia mendengar suara sirine yang sangat berisik. “Mahluk apa itu?”
“Itu fayfiend.” Jawab Waylinn.
“Terima kasih telah menyelamatkanku.” Kata Heka dengan nada yang sangat lemah. Dia tidak yakin Waylinn bisa mendengarnya.
“Pegang tanganku.”
Heka memegang tangan Waylinn. Dia merasa bahwa Waylinn menjadi orang kedua yang bisa memberikannya perlindungan dan rasa aman. Dia juga tidak perlu lagi takut bila suatu saat nanti dia sekarat, karena ada yang menyelamatkannya dan dia bisa hidup kembali.
“Tutup matamu.”
Heka menurut saja dan menutup matanya.
“Bukalah matamu.”
Heka membuka mata. Dia tidak lagi berada di bawah jembatan. Tapi dia berada di dalam mobil dan sudah sampai di depan rumahnya.
“Obatilah lukamu.”
“Baik.” Heka keluar dari mobil. Lalu dia melihat sudah tidak ada lagi Waylinn di dalam. “Cepat sekali perginya.”
Tapi dia masa bodoh. Karena yang terpenting adalah mengobati lukanya. Dia berjalan dengan menahan rasa sakit. “Haruskah aku ke rumah sakit? Itu bukan ide yang sangat baik.”
Tidak mungkin dia pergi ke rumah sakit. Apalagi lukanya disebabkan karena monster fayfiend itu. Tapi dia sama sekali tidak bisa menjangkau punggungnya. “Mungkin lebih baik aku memanggil dokter saja.”
***
Heka menunggu Waylinn hingga tengah malam. Dia menunggu di balkon sambil memandangi langit malam.
Dia tahu bahwa dia tidak perlu menunggunya. Tapi ada yang mengganggu pikirannya yang membuat dia sama sekali tidak bisa tidur.
Dia hanya takut bahwa fayfiend muncul. Bila itu terjadi dan Waylinn juga belum muncul, itu artinya dia harus menerima takdir bahwa hari ini adalah hari terakhirnya hidup di dunia nyata.
Sejak dia bertemu dengan Marchio, ada banyak yang terjadi dalam hidupnya. Tapi tidak ada satu pun yang dia mengerti. Karena dia hanya mempunyai satu hal yang sangat penting, yaitu nyawanya sendiri.
Itu yang menyebabkan ada perubahan besar dalam dirinya sendiri. Dahulu dia lebih suka melakukan semuanya sendiri dan dia sangat benci bergantung dengan orang lain.
Tapi sekarang dia sama sekali tidak bisa membiarkan diri sendiri untuk menggantungkan harapan pada orang lain. Apalagi Marchio. Bagi dia hidup dan nyawanya adalah milik Marchio. Dia telah memberikan semua yang dia miliki untuk Marchio.
Sejak saat itu dia sangat benci sendirian. Dia sangat berharap Marchio memanggilnya.
Bila dia sedang sendiri, dia mudah cemas dan tidak tenang. Kecemasan itu semakin meningkat sejak fayfiend mengincarnya. Dia juga masih terbayang tentang kematiannya yang disebabkan oleh Ansel. Nyawanya terancam.
Tanpa sadar air matanya menetas, Heka merasa sangat ketakutan. Dia mencoba memanggil Waylinn berkali-kali. “Waylinn, cepatlah kembali. Waylinn, cepatlah kembali. Waylinn cepatlah kembali…”
Dia bahkan sama sekali tidak bisa mengitung berapa kali dia mengulanginya.
Rasa cemasnya hilang ketika dia mendengar suara langkah kaki. Dia yakin bahwa itu Waylinn. Dia menghela napas lega dan tidak ada lagi yang perlu diperhatikan.
Rasa cemas kembali saat dia mendengar ada yang menyalahkan lampu. Itu artinya, bukan yang datang.
Heka buru-buru masuk ke dalam untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya. Dia sangat terkejut karena yang dia lihat bukan Waylinn, tapi Clancy. Dia ingat bahwa Clancy masih memegang kunci rumahnya.
“Heka…” Clancy mendekat, dan Heka mengambil langkah mundur.
“Heka apa yang terjadi padamu?” Kata Clancy setelah melihat tubuh Heka terbalut dengan perban.
Heka sama sekali tidak menjawabnya. “Mengapa kamu datang kemari malam-malam?”
“Aku hanya ingin memberikan ini. Aku akan kembali ke China.” Dia memberikan sebuah kotak dan sepucuk surat. “Heka apa kamu baik-baik saja? Aku bisa membatalkan penerbanganku dan merawatmu.”
“Tidak perlu, aku baik-baik saja. Ini sudah malam, lebih baik kamu di sini dulu hingga fajar. Tidak baik tengah malam keluar sendirian.” Meski Clancy sama sekali tidak bisa menjamin keselamatannya, tapi itu lebih baik daripada sendirian.
“Terima kasih, tapi pesawatku berangkat jam 3. Aku akan langsung pergi. Jaga dirimu baik-baik dan jangan sampai terluka lagi.”
“Kalau begitu aku akan mengantarkanmu.” Heka menawarkan diri, tapi Clancy menolaknya.
“Kamu sedang sakit, sebaiknya istirahat. Maaf menganggumu.”
Heka tidak tega melihat Clancy menangis karenanya dan mencoba meyakinkan Clancy bahwa dia baik-baik saja. “Jangan khawatirkan aku. Aku baik-baik saja ini hanya luka kecil. Hanya saja aku terlalu banyak menggunakan perban.” Heka mengantar Clancy sampai-sampai ke bawah.
Sebelumnya masuk ke dalam mobil, Clancy mengatakan sebuah kata perpisahan. “Heka maaf atas semua yang telah aku lakukan padamu selanjutnya. Aku sadar bahwa aku telah salah tentang Ansel. Kalian sering bersama akhir-akhir ini, jadi aku kira dia tulus padamu. Setelah dia memukulmu, aku sadar bahwa dia mempunyai niat lain dekat denganmu. Orang yang tulus mendekatimu tidak akan pernah menyakitimu. Aku minta maaf soal itu. Aku mohon kamu memaafkanku.”
Heka merasa lega karena Clancy sudah tidak lagi menanggap Ansel sebagai salah satu orang yang dekat dengannya. “Aku tidak pernah membencimu. Itu bukan kesalahanmu. Akhir-akhir ini aku sama sekali sudah tidak menghubunginya lagi, bahkan bila berpapasan aku lebih memilih menghindar.”
“Mulai hari ini aku tidak bisa menemanimu atau membantumu.”
“Lebih baik kamu berada di China. Di sini sangat berbahaya. Lagipula ada hal yang harus aku lakukan.” Heka membukakan pintu taxi untuk Clancy. “Pergilah, jaga dirimu.”
Clancy masuk ke dalam taxi. Dia melambaikan tangan ke Heka dan pergi menjauh. Tapi dia merasa lega karena dia tidak perlu terlalu mengkhawatirkan keselamatan Clancy. Selain itu Clancy juga sudah sadar bahwa Ansel memang tidak seharusnya dia temuin, karena dia yang akan membunuh Heka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Delivery
FantezieDo you know why demon and other evil hunt human? They stop when get it. Is there a secret behind it? or do they hate human? Or Do they revenge to human? If they hate human, why don't they destroy all the of human? It is complicated. But it is...