Tidak mudah melewati Agafield. Semua pohon raksasa sangat menyesatkan. Dari tadi Waylinn merasa hanya berputar-putar pada tempat yang sama. Dia menjadi menyesal karena membiarkan crystal yang mereka temukan dipegang oleh Zephyxia.
Tapi mau bagaimana lagi. Kini dia merasa sangat putus asa. Tidak ada satu cara yang dia pikiran untuk bisa keluar dari Agafield.
Waylinn pun hanya terdiam. Dia sedang berpikir untuk bisa melewati Agafield. Keadaan pun menjadi lebih sulit saat mahluk di Agafield mengganggunya.
Di depannya muncul sosok Marchio. Tapi dia tahu bahwa mahluk yang ada di depannya bukan Marchio, melainkan penghuni Agafield.
“Berhentilah menggangguku. Aku tahu siapa kamu. Itu tidak akan mudah untuk mengelabuhiku.” Kata Waylinn kepada penghuni Agafield yang menyamai menjadi Marchio.
Mahluk itu pun kembali ke wujud aslinya. Dia nampak marah karena Waylinn tidak terjebak ke dalam ilusinya. Dia mengubur Waylinn dengan daun dari pohon di atasnya.
“Mereka jauh lebih menjengkelkan daripada Seamor dan Marshy.” Keluh Waylinn yang sedang berusaha menyingkirkan dedaunan dari tubuhnya.
Penghuni Agafield memang sering kali mengecoh semua mahluk immortal yang memasukinya. Mereka akan menjelma menjadi mahluk immortal lain yang mempunyai hubungan dekat.
Penyamaranya sangat sempurna. Hingga sulit untuk membedakan mana yang asli dan penghuni Agafield. Karena itu saat berada di Agafield tidak seharusnya langsung percaya begitu saja pada semua yang terlihat.
Saat mahluk immortal bisa terkecoh, maka dia akan terjebak dan menjadi penghuni Agafield selamanya. Tapi pada saat tertentu, penghuni Agafield yang berasal dari luar akan dijadikan sebagai tumbal kepada penghuni klan atas. Itu terjadi 50 tahun sekali.
Dia berdiri dan melanjutkan perjalanan sambil berharap menemukan jalan keluar. Hanya berdiam diri, itu tidak akan menyelesaikan apapun. Justru akan ada penghuni Agafield lain yang datang untuk mengganggunya bila dia tetap berdiam diri.
Waylinn hanya terus berjalan. Dia tidak memperdulikan bahwa jalan yang dia ambil sangat membingungkan dan hanya sekedar berputar-putar. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan hanya berusaha untuk mencari jalan keluar.
Tapi semuanya berakhir saat dia bertemu dengan klan atas. Dia melihat mahluk itu berjalan sambil memegang crystal. Dia menggoreskan crystal di setiap pohon yang dia lewati.
Saat melihatnya, dia ingat tentang princess rubah yang dia temui beberapa waktu lalu. Mahluk itu memang dari klan atas dan nampak sangat kuat. Tapi dia mempunyai tubuh manusia.
Waylinn baru pertama kali melihatnya. Meski tidak mengenalnya, tapi posisinya sama seperti Marchio. Dia adalah penguasa. Karena itu dia langsung membungkuk setelah menyadari bahwa mahluk itu mengetahui keberadaanya.
Bila hanya sekedar princess atau prince dari klan atas, Waylinn masih berani untuk sekedar menyapa. Tapi bila untuk seorang penguasa, dia sama sekali tidak berani. Dia lebih memilih untuk mematung.
Itu hanya caranya bertahan dan terhindar dari masalah.
Waylinn mendengar suara suatu benda yang menuju ke arahnya. Benda itu menuju ke arahnya. Tapi tidak mengenainya. Benda itu jatuh tepat di depannya. Itu adalah tongkat crystal.
Dia langsung menoleh ke belakang. Tapi mahluk immortal itu sudah tidak terlihat lagi. Waylinn ingin sekali berterima kasih secara langsung. Karena telah memberikannya sesuai yang sangat dia butuh untuk saat itu. Tapi dia tidak mempunyai kesempatan.
Dengan crystal itu, Waylinn bisa melewati Agafield dengan mudah. Dia sangat beruntung akan itu.
Dia mengambil crystal itu dan berdiri. Dia memandangi crystal itu. Sebuah cahaya terpancar dari crystal. Cahaya itu memantul ke arah beberapa pohon. Pohon yang terkena pantulan cahaya adalah petunjuk jalan untuk melewati Agafield. Sedangkan pohon yang tidak mendapat pantulan cahaya itu artinya pohon itu adalah pohon ilusi yang menyesatkan.
Waylinn melanjutkan perjalanan dengan mengikut petunjuk arah itu.
Tapi di tengah-tengah perjalanan, Waylinn melihat Zephyxia. Dia bersama dengan penghuni Agafield yang sedang menyamar menjadi dirinya. “Zephyxia, bagaimana dia bisa ke sini?”
Tanpa berpikir panjang dia melemparkan crystal yang ada di tangannya. Tapi gerakannya terhenti. Bila dia melempar crystal itu, artinya dia tidak mempunyai kesempatan melewati Agafield dengan mudah. Satu-satunya cara yaitu membagi crystal menjadi dua.
Mematahkan crystal itu sangat tidak mudah. Karena dia harus memasukkan crystal ke dalam tubuhnya terlebih dahulu.
Waylinn menusuk ekornya dengan crystal itu. Ekor adalah satu-satunya bagian tubuh yang memungkinkan untuk dilukai. Dia tidak mungkin melukai tangan atau kakinya. Dia masih membutuhkan itu supaya bisa melewati tempat selanjutnya.
Setelah ekornya tertusuk crystal, dia mencabutnya. Lalu mematahkannya dan melemparkannya ke arah Zephyxia. Crystal itu jatuh tepat di sayap Zephyxia. Itu membuat sayapnya lenyap.
Waylinn melihat Zephyxia meratapi sayapnya yang patah. Zephyxia nampak mencari seseorang yang telah mematahkan sayapnya. Dia menampakkan sehingga Zephyxia bisa menyadari keberadaannya.
Tapi itu justru membuat Zephyxia nampak kebingungan. Dia sama sekali tidak bisa membedakan mana yang asli dan palsu. “Dasar bodoh…!!!”
“Zephyxia, sedang apa kamu di sini? Ayo pergi!!!” Kata Waylinn.
Lalu Waylinn palsu mencoba merayu Zephyxia, “Zephyxia, jangan dengarkan dia. Dia bukan Waylinn yang sebenarnya. Tapi akulah Waylinn yang asli.”
Ini semua benar-benar di luar kendalinya. Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk meyakinkan Zephyxia. Apalagi luka di ekornya belum tertutup seutuhnya. Jadi dia sama sekali tidak bisa menyerang penghuni Agafield.
Waylinn hanya menyerahkan semua keputusan di tangan Zephyxia. Bila Zephyxia percaya bahwa dia Waylinn yang asli, itu berarti dia masih sadar dan belum terjebak ilusi seutuhnya. Tapi bila Zephyxia memilih penghuni Agafield, maka Waylinn akan membiarkannya begitu saja. Itu artinya Zephyxia akan terjebak di Agafield selamanya.
Zephyxia menodong pedang ke arah ke duanya, baik itu Waylinn dan penghuni Agafield. “Siapa di antara kalian Waylinn yang asli?”
“Aku Waylinn yang asli. Percayalah padaku…” Kata penghuni Agafield.
“Zephyxia, aku tidak bisa membuang waktuku. Itu semua terserah padamu. Apakah kamu ingin ikut denganku atau tinggal di Agafield selamanya. Aku tidak akan memaksamu.” Waylinn berbalik badan dan meninggalkan Zephyxia bersama dengan penghuni Agafield.
“Waylinn, tunggu aku!!!” Zephyxia berteriak. Waylinn sama sekali tidak berbalik. Dia hanya memperlambat langkahnya.
“Mengapa kamu lebih memilih mengikutiku? Bukanya aku sudah bilang lebih baik tunggu saja di Desert of Shuya.” Kata-kata Waylinn hanya sebagai sebuah pengingat sekaligus peringatan untuk Zephyxia.
“Karena aku tahu kamu yang asli.” Zephyxia memberikan pedang kepadanya. “Aku ingin mengembalikan ini. Perjalanan ke Tree of Life tidak mudah. Tanpa ini, pasti sangat sulit bagimu untuk melewati semuanya.”
Zephyxia memang benar tanpa pedangnya, sangat sulit baginya untuk melewati semua tempat yang ada di Tree of Life.
“Terima kasih.” Kata Waylinn dia mengambil pedangnya dan memasukan ke dalam sarung pedang.
“Sepertinya kamu tidak suka kalau aku mengikutimu. Aku baru saja sadar bahwa aku hanya menjadi bebanmu. Karena itu aku akan kembali. Aku akan menunggu di Desert of Shuya.”
“Tidak ada jalan untuk kembali ke Desert of Shuya.” Kata Waylinn. Zephyxia sudah terlanjur berada di dalam Agafield. Jadi sebaiknya mereka pergi ke Tree of Life bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul Delivery
FantasyDo you know why demon and other evil hunt human? They stop when get it. Is there a secret behind it? or do they hate human? Or Do they revenge to human? If they hate human, why don't they destroy all the of human? It is complicated. But it is...