The Journal Part 1

10 7 1
                                    

Heka menyiapkan sebuah buku khusus yang akan dia berikan kepada Clancy. Dalam buku itu tentang sesuatu yang tidak bisa dia ceritakan kepada siapapun juga. Dia ingin menyimpannya seorang diri.

Tapi karena Clancy meminta untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi selama dia menghilang. Sebenarnya dia tidak menghilang, tapi berada di dunia immortal.

Dia berpikir bahwa menyampaikan sesuatu melalui jurnal, itu jauh lebih baik. Karena bahkan setelah meninggal semua kisah itu tidak akan mudah terlupakan begitu saja.

Untuk Clancy

Clancy aku minta maaf tentang semua yang telah terjadi. Aku tidak bermaksud untuk menghilang atau apapun. Aku pergi ke suatu tempat. Tempat dimana tidak ada seorang pun yang bisa datangi.

Aku juga tidak mengerti bagaimana akhirnya aku bisa masuk ke dalam tempat itu. Aku juga tidak tahu apakah kamu akan percaya tentang semua atau tidak. Itu semua tergantung kamu. Aku hanya berusaha memenuhi permintaanmu.

Aku tidak tahu aku harus mulai dari mana. Jadi aku putuskan untuk memulainya pada pertama kali aku datang ke tempat itu.

Itu terjadi tepat sebelum hari pernikahan Stacy. Waktu itu aku merasa ada sesuatu yang berbeda dalam diriku. Aku sama sekali tidak bisa melihat bayanganku di cermin. Semua orang juga tidak ada yang melihatku.

Kecuali satu orang. Aku tidak tahu dia siapa. Aku sangat penasaran dengannya. Jadi aku putuskan untuk mengikutinya.

Dia pergi ke dalam hutan belantara. Hutan itu sangat misterius. Jauh di dalamnya ada sebuah kabut yang sangat tebal. Aku sama sekali tidak bisa melihat karena itu aku berjalan lurus.

Hingga pada akhirnya kabut itu menghilang.

Di sana sangat dingin. Hingga kaca mobilku membeku.

Ada sebuah rumah besar di ujung kabut. Rumah itu bernama Kiervant Sky. Rumahnya sangat megah dan cantik. Aku jatuh cinta pada rumah itu. Lalu aku memutuskan untuk memasuki rumah itu.

Sebenarnya aku sudah mengetahui beberapa kali pergi ke tempat itu. Bisa di bilang tiga kali.

Pertama kali melihat Kiervant Sky. Awalnya aku berpikir mengapa ada orang yang lebih memilih untuk tinggal di tengah hutan belantara. Sekarang itu menjadi pilihan yang paling tepat. Karena itu adalah tempat paling tenang dan jauh dari hiruk pikuk kehidupan.

Setelah itu aku pulang ke rumah. Apa kamu tahu apa yang terjadi?

Orangtuaku sama sekali tidak bisa melihatku dan menyadari keberadaanku. Bahkan aku sendiri tidak bisa melihat bayangaku sendiri di dalam cermin. Kala itu aku sama sekali tidak bisa berpikir bagaimana caranya semua orang bisa melihatku kembali.

Aku rasa lebih baik aku pergi. Karena percuma bila tetap tinggal, tapi tidak ada yang menyadari keberadaanku.

Aku tidak tahu harus pergi kemana. Satu-satunya tempat yang terlintas dalam pikiranku adalah Kiervant Sky. Ansel sempat bilang bahwa Kiervant Sky kemungkinan besar tidak berada di dunia nyata, tapi dunia immortal.

Lalu aku kembali ke tempat itu lagi. Itu pertama kalinya aku masuk ke dalam rumah itu.

Karena aku merasa aku akan menemukan sebuah jawaban. Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Di sana tidak lagi dingin.

Sebelum masuk ke dalam aku mengetuk pintu. Tapi tidak ada jawaban apapun. Karena itu aku langsung masuk ke dalam begitu saja.

Ketika masuk ke dalam, ada sebuah benda yang sangat besar. Entah apa itu. Bentuknya mirip dengan kepompong. Kepompong itu sangat cantik karena terbuat dari crystal berwarna biru. Pantulan cahayanya sangat memepesona.

Aku pun menyentuh kepompong itu. Tapi yang terjadi aku terserah masuk ke dalamnya. Aku berusaha keluar, tapi tidak bisa. Aku terjebak. Sampai pada akhirnya aku bisa keluar dari kepompong itu.

Walau aku sempat terperangkap ke dalam rumah itu. Tapi aku selalu memikirkannya. Seolah ada yang memanggilku untuk kembali ke tempat itu. Itu sangat mengganggguku.

Sehingga aku putuskan untuk kembali ke Kiervant Sky.

Ketiga kalinya aku pergi ke tempat itu, kepompongnya sudah hilang. Mungkin pemiliknya sudah memindahkannya ke tempat lain. Di dalamnya benar-benar sangat mewah, meskipun terkesan kosong. Setiap tempat dipenuhi dengan lilin yang melayang. Apinya tidak berwarna merah, tapi biru.

Aku naik ke lantai atas. Di sana ada sebuah sofa panjang. Di samping sofa ada sebuah teko. Awalnya aku pikir bahwa teko itu memiliki ukiran naga. Tapi ternyata aku salah. Itu bukan ukiran naga, melainkan naga sungguhan.

Aku baru mengetahuinya ketika aku menyentuh teko itu dan tergigit. Aku terkejut hingga menjatuhkan teko itu

Itu pertama kalinya aku melihat naga sungguhan. Tapi bagiku itu tidak mengesankan.

Lalu pemiliknya datang. Mungkin karena dia mendengar suara tekonya yang jatuh. Dia mempergokiku karena telah menerobos masuk ke dalam rumahnya begitu saja tanpa ijin. Nama pemilik rumah itu adalah Marchio.

Aku panik dan ketakutan. Apalagi pemilik rumah itu sangat menyeramkan. Aku merasa bahwa itu akan menjadi hari terakhir bagiku.

Aku tahu bila dia sangat marah karena kau membuat ulah di tempatnya. Tapi ada satu hal yang tidak aku mengerti, dia justru akan membantuku untuk bertemu orangtuaku kembali. Reverse Time Illusion.

Dia hanya bilang itu hanya ilusi, bukan sungguhan. Tapi bagiku tidak masalah. Karena aku tahu bahwa aku tidak mempunyai pilihan lain.

Hanya saja ada beberapa syarat yang harus aku lakukan sebelum bisa bertemu mereka.

Entah, aku sama sekali tidak bisa mengerti apakah itu hanya sebuah alasan basa basi atau tidak. Aku hanya merasa bila dia memang masih nampak marah, walau dia sama sekali tidak memperlihatkan kemarahannya.

Aku sangat yakin bahwa dia masih marah. Tidak ada yang tidak marah bila ada orang lain masuk ke tempatnya begitu saja. Seperti seorang pencuri. Ditambah lagi dengan membuat kekacauan. Walaupun sepele, tapi itu bisa menjadi masalah yang rumit.

Karena itulah aku melakukan apa yang dia inginkan. Bagiku itu sebagai permintaan maaf. Bagaimana pun juga itu adalah kesalahanku. Jadi aku harus bertanggung jawab.

Aku berharap setelah aku telah memenuhi apa yang dia inginkan, dia akan memaafkanku dan melepaskanku.

Dia memberiku sebuah bulu. Bulu itu berwarna coklat kemerahan. Bulu itu sangat lembut dan berkilau.

Kamu tahu dimana bulu itu berasal?

Marchio mempunyai sayap. Bulu itu berasal dari sayapnya. Aku tidak tahu dia termasuk ke dalam mahluk apa. Aku rasa Ansel benar. Kiervant Sky terletak di dunia immortal dan Marchio adalah salah satunya.

Aku juga tidak tahu apa yang dia akan lakukan padaku ketika bertemu dengannya kembali. Karena itulah aku menulis jurnal ini untukmu.

Aku punya satu permintaan. Jangan pernah lagi menghubungi Ansel atau menemuinya. Apapun yang terjadi. Aku hanya tidak mau melihatnya lagi. Aku hanya mempunyai firasat buruk padanya.

Soul Delivery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang