Finding Marchio

5 4 0
                                    

Waylinn pergi ke Gizleen Park untuk mencari Marchio. Tapi di sana dia sama sekali tidak menemukan Marchio. Pada saat yang sama, ada seorang princess rubah yang juga mencarinya.

“Waylinn, aku mencarimu. Kebetulan kita bertemu di sini.” Kata princess rubah.

Princess rubah itu nampak cantik dan menawan. Dia bukan mahluk immortal seutuhnya, tapi setengah mahluk immortal dan manusia.

Dia tidak sendirian, tapi bersama dengan naga crystal kecil berwarna biru. Naga itu melayang dan tetap selalu berada di dekatnya.

“Untuk apa princess mencariku?”

“Aku ingin bertemu dengan tuanmu Marchio.”

Waylinn berkata terus terang bahwa dia juga sedang mencari Marchio, “Aku tidak tahu tuanku sekarang ada di mana. Aku juga sedang mencarinya.”

Princess rubah mempunyai kemampuan membaca pikiran mahluk. Jadi dia menawarkan diri untuk mempermudah Waylinn. “Sepertinya kamu kesulitan saat mencari Marchio. Aku bisa membantumu.”

Waylinn menjadi lega, akhirnya dia bisa bertemu dengan Marchio. “Terima kasih.”

Princess rubah menyuruh naga kecilnya mendekati Waylinn, “Yulan… sana ambil!! “

Yulan terbang dan mendekati Marchio. Yulan masih terlalu kecil, jadi dia belum bisa berbicara. Princess rubah menyuruh Waylinn memberikan sebuah benda milik Marchio. “Aku membutuhkan benda milik Marchio.”

Semua benda yang dimiliki oleh Waylinn adalah pemberian Marchio. Dari semua itu, dia memilih gelang phoenik. Karena Marchio sering meminta gelang itu. Dia memberikan gelang itu kepada Yulan. Dia memasukan gelang phoenik ke ekor Yulan.

Yulan langsung jatuh ke bawah. Syukurnya tidak sampai dasar. Sepertinya Yulan kesulitan membawa gelang itu di ekornya. Dalam gelang itu ada banyak jiwa manusia. Sehingga wajar saja bila berat.

Yulan berusaha dengan keras supaya bila terbang ke atas. Meskipun kesulitan, tapi akhirnya dia berhasil membawakan gelang phoenik kepada Marchio.

Itu membuat Yulan kelelahan dan tidak mampu lagi terbang. Dia pun berbaring di pundak princess.

Penciuman klan rubah sangat tajam. Mereka bisa mengenali setiap bau tubuh mahluk, baik itu mahluk immortal atau tidak.

Princess itu mencium bau Marchio yang melekat pada gelang phoenik. Dia menutup mata untuk merasakan keberadaan bau Marchio yang paling kuat. “Aku tahu dimana Marchio sekarang. Dia ada di Shayun.”

Shayun adalah padang pasir yang penuh dengan tebing – tebing tinggi. Semua yang ada di dalam Shayun berwarna kuning, termasuk tanaman dan mahluk asli yang menghuninya.

Mereka sama sekali tidak bisa meninggalkan Shayun dan harus menjadi penjaga selamanya. Itu adalah perintah dan sekaligus takdir yang tidak bisa dilepaskan. Bila berusaha pergi, maka akan lenyap seketika.

Beberapa mahluk immortal di area khusus ditakdirkan untuk menjadi penjaga seumur hidup. Takdir yang mengikat itu sama halnya dengan kutukan.

Karena berwarna kuning, membuat Shayun nampak seperti sebuah pulau emas. Hanya saja di tempat itu sama sekali tidak ada emas. Tidak hanya di Shayun, tapi juga di semua tempat yang ada di dunia immortal sama sekali tidak ada emas. Emas hanya ada di dunia nyata. Di dunia immortal hanya ada crystal.

***

Di depan gerbang Shayun, princess rubah menghentikan langkahnya. Sedangkan Waylinn terus berjalan begitu saja. “Ada apa? Mengapa berhenti? Bukanya kamu juga ingin bertemu dengan tuan Marchio?”

Kondisi Shayun yang hanya berisi pasir terlalu kering bagi princess rubah. Jadi dia tidak akan bisa bertahan lama di tempat itu.

Aroma pasir yang terlalu kuat dan membentang membuatnya kesulitan untuk mencari keberadaan Marchio.

Soul Delivery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang