Visit To Japan Part 3

7 6 0
                                    

Hari ini Ansel kembali ke hutan Aokigahara. Dia berencana memasuki dunia immortal untuk mengejar fayfiend. Alasan Ansel kekeh menyusul fayfiend ke dunia immortal karena dia sangat memahami karakter fayfiend.

Tidak hanya fayfiend, tapi semua mahluk immortal pasti akan membalas dua kali lipat dari apa yang di terima. Bila menerima kebaikan akan mengabdikan hidup. Loyalitas yang dilakukan oleh mahluk immortal memang sangat tinggi. Bahkan tidak ragu mempertaruhkan jiwanya sendiri demi mempertahankan loyalitas.

Tapi bila menerima luka, balasannya tidak tanggung-tanggung bahkan bisa jauh lebih kejam daripada kematian. Jadi sebelum fayfiend kembali dan menyerang Ansel, sebaiknya Ansel mengambil langkah dan menyerangnya. Itu adalah saat yang tepat dengan memanfaatkan kelemahan fayfiend yang sedang terluka.

Dia mengambil titik dimana feyfiend itu menghilang. Jadi saat dia sampai di dunia immortal bisa langsung bertemu dengan fayfiend itu.

Ansel mengeluarkan 3 buah sigil. Sigil sender dia berikan kepada Andrew. Sigil receiver dan gerbang portal ke dunia immortal, dia bawa. Sebelum membuka portal, Ansel mengeluarkan Viorenving. “Rhea keluarlah…”. Rhea pun keluar.

“Aku akan pergi ke dunia immortal. Kamu tunggu di sini dengan Andrew dan sang biksu.” Kata Ansel kepada Rhea.

Rhea langsung masuk ke dalam Viorenving. Itu merupakan jawaban menolak untuk tinggal.

“Rhea… ini sangat berbahaya. Kamu tidak bisa ikut. Rhea… Rhea…” Ansel sangat bimbang. Dia sama sekali tidak ingin sesuatu terjadi dengan Rhea. Tapi dia membutuhkan Viorenving untuk bertarung dengan fayfiend. Dia akan berusaha mengalahkan fayfiend dengan Viorenving tanpa Rhea.

Andrew merasa sikap Ansel kepada Rhea terlalu berlebihan. “Ansel, Viorenving adalah rumahnya. Tidak mungkin dia keluar dari pedang itu. Lagi pula dia guardian spirit. Pasti kekuatannya lebih besar darimu.”

Ansel hanya terdiam dengan kata-kata Andrew. Dia tahu bahwa kekuatan dengan ada Rhea, dia lebih mudah mengalahkan fayfiend. Itulah jawaban dari keyakinan kakek terhadapnya. Rhea menjadi satu-satunya kunci bagi Ansel.

“Apa kamu ingat kata-kata kakek. Aku rasa kakek sangat yakin kamu bisa mengalahkan fayfiend. Tapi tidak sendirian, dengan bantuan Rhea.” Lanjut Andrew dengan menyakinkan Ansel untuk tidak berlebihan mengkhawatirkan Rhea.

Dia juga berharap kata-katanya bisa menyadarkan Ansel. Dia ingin temannya sadar bahwa salah satu tugas dari guardian spirit menjaga tuanya. Menjaga Ansel, bukan Ansel yang menjaga guardian spirit.

“Aku hanya tidak ingin dia terluka.” Kata Ansel. Dia tidak peduli seberapa kuat Rhea. Itu tidak akan menjamin Rhea tidak akan terluka. Dia bersedia melakukan apapun untuk Rhea.

Dia selalu mengingat kenangan yang paling pahit dalam hidupnya. Hansel memang jauh lebih kuat Ansel. Kakaknya selalu melindunginya. Tapi akhirnya Hansel mengorbankan jiwanya untuk Ansel. Hanya supaya Ansel bisa tetap hidup. Itu juga yang Ansel khawatirkan terhadap Rhea.

Satu-satunya alasan mengapa dia tidak ingin Rhea ikut ke dunia immortal, karena dia tidak ingin Rhea mempunyai takdir yang sama dengan Hansel.

Andrew menambahkan. “Aku tahu kamu sangat menyayangi Rhea. Tapi tenanglah, jangan khawatir. Dia pasti akan baik-baik saja.” Dia menepuk bahu Ansel untuk membuat temannya lebih tenang.

Tapi Ansel hanya terdiam. Andrew berpikir bahwa sebaiknya dia mengalihkan pembicaraan. “Baiklah Ansel apa yang harus aku lakukan dengan sigil ini”

“Kamu hanya perlu menjaganya. Biarkan aku yang melakukan semuanya. Untuk Sensei, bisa kembali ke kuil dan tidak perlu menunggu di sini bersama Andrew.”

Andrew berhasil membuat pikiran Ansel lebih fokus dengan apa yang seharusnya dia lakukan. “Bisa kita mulai sekarang?”

“Oke.” Ansel memakai mantel tebal. Suhu di dunia immortal sangat dingin. Tubuhnya tidak akan mampu menahannya. Dengan mantel yang tebal dia bisa dengan mudah menyesuaikan diri di dunia immortal yang sangat dingin.

Ansel berdiri di depan sigil yang sudah diberi lilin di setiap sudutnya. Lalu membacakan sebuah spell.

Ab elementis universalis luminis

Coniuro ad te, ut dones mihi virtutem tuam

Aperi omnes portas spiritus regni, et custodi me

Confido in auxilio tuo, ut fiat

Sebuah cahaya keluar. Portal ke dunia immortal terbuka. Dia memegang Viorenving dengan sangat erat. Aura dunia immortal terasa sangat mencengkeram dan mengerikan baginya.

Meski masih ragu, tapi dia harus melangkahkan kakinya menuju portal dunia immortal.

***

Ansel sampai di dunia immortal. Ini pertama kalinya pergi ke dunia immortal dengan tubuh aslinya. Sebelumnya hanya rohnya yang pergi ke dunia immortal beberapa kali.

Tapi suasana dingin di dunia immortal berbeda dengan dunia nyata. Sedingin apapun tidak akan membuat tubuh membeku. Rasa dinginnya hanya menusuk ke sampai ke dalam tulang. Lalu akan menjaga tubuh akan selalu dingin dalam waktu yang sangat lama.

Dia bisa merasakan suhu yang dingin di dunia immortal. Suasananya seperti musim dingin.

Sesuai dengan apa yang dia perkiraan. Di depannya ada fayfiend yang sedang terluka. Luka fayfiend belum menutup sepenuh. Itu adalah kesempatan yang paling tepat baginya. Tanpa berpikir panjang, dia menarik Viorenving dan mengarahkannya ke fayfiend.

Fayfiend berhasil menghindar. Gerakannya lebih lambat. Mungkin karena tubuhnya mengeras karena luka. Dia membalas dengan menghantam Ansel.

Ansel terpental. Meski fayfiend terluka, tapi pukulannya terasa keras. Karena dingin dia tidak merasakan rasa sakit. Suhu dingin memang bisa membuat tubuh mati rasa. Dan sulit untuk merasakan apapun. Terutama rasa sakit.

Ansel bangun dan ingat bahwa dia bisa mengendalikan crystal es. Dia ingin mencobanya di dunia immortal.

Karena dingin, sangat mudah bagi Ansel menciptakan panah crystal es dan mengarahkannya kepada fayfiend. Dia beruntung karena fayfiend yang dia hadapi hanya bisa bertarung dan tidak menguasai apapun. Sayangnya dia hanya bisa menciptakan 3 buah panah crystal es. Dia belum sanggup menciptakan puluhan panah crystal es sekaligus.

Dia mengendalikan panah crystal es terbang ke fayfiend. Dia berlari ke arah fayfiend itu. Selagi fayfiend sibuk memusnahkan panah crystal es yang dia buat, Ansel memanfaatkannya untuk menghantam fayfiend dengan Viorenving, tepat mengenai kepalanya.

Sebuah cahaya keluar dari Viorenving. Dia tahu cahaya itu berasal dari Rhea.

Akhirnya dia bisa membuat fayfiend tersungkur. Dengan kekuatan Rhea, Viorenving sangat kuat.

Dia berlari ke arah fayfiend yang sedang berdiri. Tapi fayfiend berhasil memegang pedang dan melemparkannya bersama dengan Ansel. Dia melihat cahaya yang keluar.

Itu Rhea keluar dari Viorenving. Dia berubah menjadi besar. Dia menggunakan sayapnya untuk menangkap Ansel.

Fayfiend tidak menyerah dan berlari ke arah Ansel. Tapi di hadang oleh sayap Rhea.

Ansel tidak diam begitu saja. Dia keluar dari tubuh Rhea dan menyerang fayfiend. Dia arahkan pedang ke tubuh fayfiend yang terluka Viorenving sebelumnya. Pedangnya berhasil menancap.

Fayfiend nampak marah dan kesakitan. Dia menghantam Ansel dan Rhea. Keduanya tersungkur. Sementara itu fayfiend sedang sibuk bagaimana mengeluarkan Viorenving dari punggungnya.

Soul Delivery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang