BAB 80 ~ 🚬 GANGGUAN 🚬

7 1 0
                                    

Gimana nasib Debby yang memblokir nomor Ferdinand kemarin??

Cari tahu jawabannya di bawah ini yuks...


Selamat membaca...


🚬🚬🚬


Selang sehari setelah Debby memblokir nomor Ferdinand, sang mami menghubunginya dan memberikan ultimatum pada Debby.

"Kenapa nomor Ferdi diblokir?" tuntut sang mami begitu Debby menerima panggilan telepon. "Memangnya dia berbuat apa sampai kamu harus memblokir nomornya, ha?"

"Hah! Dasar anak mami! Bisanya cuma mengadu!" gerutu Debby dengan lirih.

"Apa kamu bilang?"

"Dasar pengadu! Laki-laki macam apa bisanya kayak gitu?" cela Debby yang sudah tidak tahan lagi mendengar nama laki-laki itu.

"Jaga bicaramu! Jangan sembarangan menuduh! Bukan Ferdi yang mengadu, tapi Mami yang mendesak anak itu. Tadinya, dia sudah gak mau bilang."

"Memangnya apa yang Mami lihat dari orang itu sih? Kelakuan sama tampangnya nggak ada bagus-bagusnya juga kok. Heran!"

"Jangan tambah kurang ajar, Debby! Gak ada bagus-bagusnya gimana? Dia sopan dan perhatian kok. Dia selalu menghormati Mami. Dia juga sayang sama maminya, Tante Lana. Kalau yang seperti itu kamu bilang gak bagus terus kamu maunya yang seperti apa, ha?"

"Hah! Itu kan karena ada maunya. Di depan Mami aja, baik. Nyatanya nggak gitu kok. Di depanku, dia nggak sopan. Kalau baru kenalan aja sudah kayak gitu, gimana nanti ke depannya."

"Gak sopan gimana? Apa gak kebalik? Ada tamu datang, bukannya disuruh masuk malah ditinggal pergi."

"Ditinggal pergi? Ini yang mana lagi sih, Mi?" Kening Debby sudah berkerut-kerut.

"Bukannya kapan hari Ferdi datang ke rumahmu? Bukannya ditemui di dalam rumah, malah kamu tinggal pergi dan membiarkan dia berdiri di luar rumah sendirian!"

Debby langsung teringat pada kejadian beberapa hari yang lalu. Mulutnya sampai ternganga ketika ia menyadari seberapa licik lelaki itu. Dalam hati, ia memaki-maki lelaki berambut cepak itu.

"Kejadiannya nggak kayak gitu, Mi! Dia sendiri yang mau pergi kok. Kenapa jadi aku yang dibilang ninggalin dia di depan rumah? Enak aja! Waktu itu, aku memang mau pergi. Sudah ngotot minta ikut, giliran dikasih tahu kalau aku mau cari pembalut ujung-ujungnya dia sendiri yang mundur. Kenapa di depan Mami jadi beda cerita? Dasar bermuka dua!"

"Jangan selalu mencela orang lain!"

"Kenapa Mami selalu membela dia sih?" protes Debby cepat. "Anaknya Mami itu aku apa dia? Pokoknya aku nggak mau berurusan sama orang itu, Mi! Kalau Mami mau, ambil aja sendiri."

"Debbora! Jangan makin kurang ajar, ya! Mami gak mau tahu, pulihkan lagi nomor Ferdi! Gimana mau komunikasi sama saling kenal kalau nomornya diblokir? Jangan sampai Mami dengar kamu masih memblokir nomornya!"

Sambungan tiba-tiba terputus begitu saja. Debby semakin uring-uringan. Ia mengatur napas untuk meredakan emosi yang menggelegak di dada.

"Ya, ampun! Orang itu benar-benar licik! Bisa-bisanya Mami nggak lihat! Dari awal aja sudah kayak gitu, gimana nanti?" Debby sampai bergidik membayangkannya.

Tak menghiraukan ultimatum sang mami, Debby tetap pada pendiriannya. Ia tetap tidak mau berhubungan dengan lelaki itu, apalagi setelah Debby mulai bisa menilai sifat Ferdinand.

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang