BAB 125 ~ 📡 BEDA FREKUENSI 📡

4 1 0
                                    

Gara-gara paket, komunikasi Debby sama William akhirnya nyambung lagi.

Apa yang terjadi???

Cuzz otewe baca yukk...


Happy reading ...


📡📡📡


"Siapa sebenarnya yang kirim paket ini? Masa Ko Billy sepicik dan setega itu sampai mengirim barang-barang kayak gini?"

Debby sekarang berada di kamarnya dengan membawa serta kotak paket beserta isinya. Hanya kertas pembungkusnya saja yang ia buang setelah memastikan tidak ada catatan apa-apa sama sekali. Ia tidak mau menakut-nakuti asisten rumah tangga dengan keberadaan paket aneh tersebut.

"Huff! Untung tadi Bi Siti nggak sempat lihat," desis Debby saat teringat reaksi wanita paruh baya itu yang kembali tergopoh-gopoh mendatanginya sewaktu ia memekik kaget. Untung Debby masih sempat memasukkan barang yang tadi tengah diangkatnya ke dalam kotak dan langsung menutupnya.

Tak ingin ketahuan oleh Siti, Debby akhirnya memutuskan untuk memeriksa isi paket itu dengan lebih teliti di dalam kamar. Debby berusaha untuk mematikan semua perasaan dalam hatinya selagi dirinya kembali memeriksa isi paket yang semuanya berupa kain tipis tembus pandang.

Sebelumnya, Debby mulai bisa menduga-duga wujud asli dari potongan-potongan kain itu hingga ia menemukan satu yang bisa dibilang utuh. Meskipun begitu, nasib benda berwarna merah itu hampir sama seperti yang lain, disayat-sayat sedemikian rupa tanpa menghilangkan bentuk aslinya. Penemuan itu langsung membungkam bibirnya yang sedari tadi menggumamkan penyangkalan.

"Orang yang kirim ini benar-benar gila! Ya, ampun! Ada ya, orang seniat itu merobek-robek lingeri? Aku yakin ini pasti lebih dari dua setel! Warnanya memang dua sih, tapi kalau lihat banyaknya sobekan kain di kotak ini ... ya, ampun!" Debby sampai bergidik membayangkannya. Jantungnya kembali berlompatan tak karuan.

"Kayaknya aku tahu nih siapa yang kirim!" geram Debby. Kemarahannya mulai bangkit seiring dengan gerakan tangannya yang kembali mengeluarkan isi kotak. "Nggak mungkin kalau Ko Billy yang kirim!"

Dugaannya terbukti benar. Debby menemukan lagi lingeri dengan model baby doll yang hampir utuh yang nasibnya sama seperti pendahulunya dan satu helai kain yang wujud aslinya seharusnya berbentuk segitiga dengan tali yang sangat tipis. Kedua temuannya ini bukanlah setelan lingeri yang sama karena berbeda warna. Lagi-lagi pakaian dalam warna merah berbentuk segitiga itu sudah rusak karena dipotong bagian tali pinggangnya.

"Astaga! Orang ini benar-benar niat, ya, sampai sengaja beli baru! Labelnya aja masih ada!" celetuk Debby dengan geram saat indra penglihatannya menangkap ada sesuatu yang menggantung di bagian belakang baby doll.

"Eh, sebentar! Kayaknya ada tulisan yang sengaja ditambahkan," tebak Debby saat memperhatikan label dengan saksama dari balik kain tembus pandang itu.

Ia langsung membalik lingeri dan mengambil label itu untuk memastikan penglihatannya. Netranya seketika membola dan kemarahannya semakin menggunung saat ia membaca tulisan yang ada di sana. Bahkan bukan hanya satu sisi label saja yang ditulisi dengan spidol merah, melainkan sisi sebaliknya juga, dengan isi tulisan yang berbeda.

"Kurang ajar! Ternyata feeling-ku benar! Lagi-lagi kamu! Apa maumu sebenarnya, ha?" geram Debby sembari meremas label itu.

Membayangkan jika semua pakaian dalam itu pernah dipegang oleh lelaki setengah gundul itu membuat Debby jijik dan mual. Merasa sudah cukup mencari tahu dan tak ingin melihat lagi barang-barang yang sangat intim itu, Debby berniat untuk menyingkirkan paket tersebut. Dengan cepat, ia mengembalikan lagi semua sobekan kain yang tadi sudah dikeluarkan ke dalam kotak.

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang