William semakin dibuat klepek-klepek sama Debby nih...
Ada kejutan apa aja di episode ini??
Yuks buruan scroll ke bawah biar gak penasaran...
Selamat membaca...
🌧🌧🌧
Hati William sudah melambung hingga entah ke langit yang ke berapa. Seandainya ada istilah yang melebihi langit ketujuh mungkin William akan menggunakan istilah itu.
Malam ini, ia baru saja kembali dari makan malam bersama dengan kekasihnya. Kekasihnya! William masih tidak percaya dengan status baru mereka saat ini meskipun hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh mengingat niatnya sejak awal mendekati wanita itu. Hanya saja, sejak pertemuan pertama mereka hingga kini, ia tetap saja masih tidak bisa menduga tindakan, respons maupun sikap wanita itu.
William tak bisa menghentikan senyum lebar yang terus menghias wajahnya setiap kali teringat pada wanita menggemaskan yang sudah mengaduk-aduk hatinya itu. Rasanya selalu ingin terus bersama wanita kesayangannya. Apalah daya status masih belum resmi.
"Kamu benar-benar selalu penuh kejutan, Baby!" komentar William selagi jari tangannya bergerak di atas layar ponsel. "Tapi aku suka!"
Bisikan Debby kemarin malam pun masih terngiang hingga kini. Ia ingin terus mendengarnya lagi dan lagi.
Tak lama kemudian, layar ponsel berubah tampilan menjadi wajah wanita yang sudah dirindukannya lagi, padahal belum satu jam mereka berpisah. Namun, ekspresi dan sambutan wanita itu lagi-lagi berada di luar dugaannya.
"Ada apa lagi, Pak?"
William langsung tergelak mendengar nada sebal dalam suara Debby. "Oh, ya ampun! Kamu ini benar-benar, ya! Yang menghubungimu itu kekasihmu, lo! Masa responsmu gitu sih?"
Wanita itu sontak tertawa. "Lo, tapi pertanyaanku benar, 'kan, Pak? Kita belum satu jam berpisah dan Bapak tiba-tiba menghubungiku. Wajar 'kan kalau aku tanya kayak gitu? Siapa tahu ada barang yang tertinggal, terbawa sama aku, atau ada sesuatu yang kelupaan belum Bapak omongin ke aku mungkin. See?! Jadi, jangan protes dulu, Pak."
William semakin tergelak. "Oh, Tuhan! Aku padahal selalu mengingatkan diriku sendiri supaya jangan terlalu berharap apa-apa sama kamu. Tapi sampai sekarang, tetap aja gak bisa. Aku masih belum terbiasa dengan konsep itu." William menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tersenyum miring.
Debby pun tertawa semakin lebar. "Bercanda, Pak."
"Ah! Dasar kamu, ya!" gerutu William, sebal sekaligus gemas. "Awas kalau besok ketemu!"
"Memangnya Bapak mau apa kalau ketemu?"
"Eh! Kamu menantang?" seru William. "Oke. Tunggu aja, Baby. Kamu akan menyesal sudah menantangku," ancam William dengan bergurau. Senyumnya tak pernah lepas dari wajahnya.
Debby tergelak sesaat. Tak lama kemudian, tawanya berganti menjadi senyum simpul. Wanita itu kembali bertanya, "Jadi, kenapa ... Koko menelepon? Apa sekarang sudah ...?"
"Barusan kamu panggil aku apa?" potong William dengan cepat. Lelaki yang tengah duduk santai itu sampai menegakkan tubuh. Netra sipitnya pun membola.
Debby meringis. Semburat merah muda mulai muncul di pipi mulusnya. "Err ... Koko?" ulang Debby dengan lirih dan ragu-ragu. Wanita itu bahkan langsung menggigit bibir bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA INCARAN CEO AROGAN
RomanceMohon bijak dalam memilih bacaan. Ada beberapa bagian yang mengandung bahasa kasar dan adegan kekerasan. 🙏 ****************** Debby sudah terbiasa menghalau para pria yang berusaha mendekati dirinya di luar pekerjaan. Saking terbiasanya, ia sudah t...