Niel oh Niel ... ke mana aja kamu selama ini???
Akhirnya matanya kebuka, ya ....
Pssstt!!
Nanti, bakal ada yang terpancing nih, tapi bukan ikan ...
Ada yang kecanduan, tapi bukan obat ...
Ahai 💃 .... ada yang penasaran gak nih???
Yuks, lanjut scroll aja biar gak makin penisirin ....
Selamat membaca ....
👏👏👏
"Ya ampun, Fan! Ternyata sudah selama itu kamu punya perasaan khusus sama Koko? Kenapa enggak bilang?" tanya Niel setelah Fanny juga mengungkapkan perasaannya.
Keduanya kini duduk berdampingan di sofa panjang. Niel meminta Fanny untuk pindah ke sisinya setelah ia mengetahui kalau perasaannya berbalas. Lengan Niel yang bersih dari tato melingkari bahu Fanny sementara kepala wanita berambut cokelat tua itu bersandar di bahunya.
Namun, begitu mendengar pertanyaan Niel, wanita itu langsung menegakkan tubuh dan menatap Niel dengan cemberut. "Gimana mau bilang kalau Koko selalu anggap aku anak kecil? Aku pikir Koko benar-benar nggak punya perasaan apa-apa selain kakak ke adik. Padahal, aku sudah sering kasih kode! Apa yang kulakukan buat Koko selama ini nggak pernah sekali pun dianggap lebih dari sekadar perhatian adik ke kakak sama Koko, 'kan?"
Niel meringis mendengar tudingan yang memang tidak bisa ia bantah. Ia menyesalinya sekarang.
"Lagian aku kan cewek, Ko. Masa ngomong duluan? Tapi kalaupun aku sampai mengaku terus Koko nggak terima, yang ada malah hubungan kita ke depannya jadi canggung. Aku nggak mau sampai kayak gitu. Makanya kupendam aja sendiri. Tapi belakangan, aku mulai lelah terus-terusan berharap sama Koko, apalagi waktu dengar dari mulut Koko sendiri kalau Koko pengin kenalan sama Debby."
Niel terkesiap. Ia langsung dihantam perasaan bersalah. "Ya, Tuhan! Pasti itu menyakitkan buatmu ...."
"Memang," potong Fanny dengan kesal. Wajahnya pun semakin ditekuk. "Asal Koko tahu, ya! Aku langsung nangis-nangis begitu Koko menghilang dari pintu itu!" aku Fanny sembari menunjuk pintu apartemennya.
Niel langsung merengkuh wanita itu lagi dan mendekapnya erat-erat. "Oh, Sweetheart! Maafkan Koko yang enggak peka ini, ya? Koko malah baru menyadari perasaan Koko setelah kamu menjauh. Koko benar-benar kehilangan kamu kemarin dan baru menyadari kalau kamu berarti buat Koko. Tapi Koko sempat mengira kalau Koko sudah terlambat. Waktu Koko pertama kali lihat kamu jalan sama laki-laki itu ...."
"Laki-laki itu punya nama, Ko!" sela Fanny.
"Ck! Enggak usah sebut-sebut nama laki-laki itu! Bikin Koko darah tinggi aja!" sungut Niel.
Fanny langsung terkekeh.
"Senang, ya, kamu lihat Koko emosi?" Niel mengacak-acak puncak kepala Fanny dengan gemas.
Wanita itu langsung menjauhkan diri dengan wajah kembali cemberut. "Koko ini, lo, suka banget acak-acak rambutku! Aku bukan anak kecil lagi, Ko," rengek Fanny.
Lelaki bertato itu langsung tergelak. "Sori, sori! Kebiasaan lama sih. Ya sudah, nanti Koko ganti deh!" Tangannya pun terulur dan memencet hidung Fanny yang membulat di ujungnya. "Ya, ampun! Kamu itu menggemaskan banget sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA INCARAN CEO AROGAN
Storie d'amoreMohon bijak dalam memilih bacaan. Ada beberapa bagian yang mengandung bahasa kasar dan adegan kekerasan. 🙏 ****************** Debby sudah terbiasa menghalau para pria yang berusaha mendekati dirinya di luar pekerjaan. Saking terbiasanya, ia sudah t...