Duh, yang lagi seneng mau dimasakin makan malam sama ayang...
Kira-kira William bener bantuin apa cuma modus???
Yuks, langsung scroll aja ke bawah biar gak makin penasaran...
Selamat membaca...
🔥🔥🔥
William kegirangan saat mendengar Debby mau memasakkan sesuatu untuknya. Ini kali kedua Debby membuatkan sesuatu untuknya sejak William mulai bertandang ke rumah wanita itu meskipun yang pertama ia tidak melihatnya langsung. Namun, bukannya membantu seperti yang dikatakannya tadi, lelaki itu justru sibuk memeriksa isi dapur setelah mendapat izin dari sang empunya dapur.
"Ya ampun, Pak! Bapak ini kayak lagi inspeksi aja! Buat apa sih?" Wanita yang mulai sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat hidangan makan malam hanya bisa menggelengkan kepala.
"Gak ada apa-apa sih. Cuma pengin tahu letak-letaknya aja. Aku kan jarang ke dapurmu kalau lagi main ke sini. Siapa tahu suatu saat nanti aku harus cari apa gitu di sini waktu kamu gak bisa, 'kan aku jadi gak bingung?"
"Ck! Nggak usah cari-cari alasan deh, Pak. Memangnya Bapak butuh apa?" tanya Debby dengan tangan terus bergerak lincah. Semua gerak-gerik wanita itu pun tak luput dari pengamatan William.
Sang CEO kemudian terkekeh. "Siapa yang tahu, Baby?"
"Jangan-jangan ini kebiasaan Bapak, ya? Apa Bapak juga suka inspeksi di kantor? Oh, oh! Jangan-jangan ... waktu aku mulai mengerjakan proyek di kantor Bapak, waktu Bapak tiba-tiba ikut pertemuan, itu juga lagi inspeksi, ya?"
William langsung mendapat pelototan dari wanita itu dengan pisau teracung tepat ke arahnya. "Astaga, Baby! Turunkan pisaumu! Menakut-nakuti aja!" seru William sambil mendekati wanita itu.
"Oh, maaf!" Debby langsung menurunkan pisau, tetapi tidak mengalihkan tatapannya. "Tapi betul, ya, Pak? Bapak lagi inspeksi waktu itu?" cecar Debby.
William menyengir sebelum menyahut, "Benar. Aku ingin melihatmu dan memastikannya sendiri. Asal kamu tahu, sebelumnya, aku sampai harus membuka semua berkas lamaran yang masuk waktu itu, cuma buat mencari informasi tentang dirimu."
Wanita di hadapannya hanya ternganga lebar. William sampai menjentikkan jari di depan wajahnya.
"Hush, Baby! Tutup mulutmu itu! Nanti, ada lalat masuk, lo!" seloroh William.
Debby yang tersadar langsung menutup mulutnya dengan tampang cemberut. Ia mengeluarkan decakan dari bibir mungilnya. "Enak aja! Nggak ada lalat di sini, ya, Pak!"
William terbahak-bahak melihat tampang Debby. "Ya, Tuhan! Benar-benar menggemaskan!" batin William. Ia berjuang keras menahan diri agar tidak merengkuh dan mendekap wanita itu dan tidak melepasnya lagi.
"Kamu sih, gak bilang apa-apa waktu kita ketemu di lobi. Bilangnya cuma urusan kerjaan. Kupikir kamu melamar kerja di kantorku, tahu!" lanjut William yang berusaha bersikap biasa. "Ya, sudah. Ayo, kita lanjut masaknya! Mana sini yang bisa kubantu?" tawar William setelah puas melihat isi dapur sang pujaan.
Akhirnya, dengan sedikit bantuan dari William, hidangan makan malam pun tersaji di meja bar. Keduanya kini duduk berhadapan dengan masing-masing menghadapi sepiring nasi goreng seafood dan segelas air putih. Di luar rumah, hujan masih terus mengguyur bumi dengan deras disertai dengan kilat yang menyambar-nyambar.
"Aromanya enak banget," seru William seraya menghidu di atas piring. Wajahnya terus tersenyum sejak tadi. "Boleh kumakan sekarang?"
Debby tertawa sambil mendengkus. "Ya, bolehlah. Kalau nggak dimakan terus mau diapakan? Dipajang? Ada-ada aja." Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya sementara William hanya menyengir. "Selamat makan," imbuh Debby kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA INCARAN CEO AROGAN
RomanceMohon bijak dalam memilih bacaan. Ada beberapa bagian yang mengandung bahasa kasar dan adegan kekerasan. 🙏 ****************** Debby sudah terbiasa menghalau para pria yang berusaha mendekati dirinya di luar pekerjaan. Saking terbiasanya, ia sudah t...