BAB 119 ~ 😭 PENYESALAN 😭

6 1 0
                                    

Penyesalan emang datangnya belakangan... 

Itu juga yang dialami Debby!


Selamat membaca...


😭😭😭


Giliran Debby yang sekarang mengernyitkan kening. Hatinya langsung terasa sakit mendengar omongan William yang terakhir. Apa yang dituduhkan lelaki itu tidaklah benar. Ia benar-benar ingin bersama dengan lelaki itu. Apa yang sudah ia lakukan selama ini untuk lelaki itu pun tulus dari hati meski mungkin tidak seberapa nilainya. Namun, ia tidak mungkin mengungkapkan itu semua saat ini.

Debby lagi-lagi mengeraskan hati. "Maaf, Ko. Aku tahu aku sudah menyakiti Koko duluan. Tapi karena sudah telanjur kayak gini, mungkin ini justru lebih baik. Koko jadi bisa menjauh dengan sendirinya," batin Debby.

"Terserah Koko mau bilang apa, tapi sekarang aku benar-benar pengin sendiri dulu. Maaf, Ko."

Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, Debby tetap saja menyesal sudah menyakiti lelaki itu hingga sedemikian rupa, apalagi melihat ekspresi yang ditampilkan oleh sang kekasih. Rasanya ingin menarik kembali kata-kata yang sudah terucap dan menghapus raut kecewa serta sakit hati dari wajah tampan berdagu belah itu. Namun, nasi sudah menjadi bubur.

"Hah! Terserah kamu, Baby! Kalau memang itu yang kamu mau, Koko akan pulang sekarang," pamit William dengan nada datar. Lelaki itu langsung melepas genggaman tangannya. Tanpa menoleh dan tanpa berkata apa-apa lagi, petinggi Raksi Indonesia itu melangkah dengan mantap meninggalkan ruang duduk.

Jantung Debby rasanya langsung terjun bebas menyaksikan punggung tegap lelaki itu menjauh darinya. Tangan Debby gatal ingin menggapai tubuh itu. Namun, ia mengeraskan hati agar tidak terpengaruh. Sayangnya, tetap saja sebagian hatinya juga langsung terasa kosong seiring dengan langkah sang kekasih yang menghilang dari pandangan.

Debby memejamkan mata sejenak seraya membuang napas panjang dengan harapan bisa menghilangkan rasa sakit di dada. Tak mau berlama-lama menyesali tindakannya, Debby segera memusatkan perhatiannya lagi pada pesan yang sudah membuat mereka bertengkar.

"Selamat malam," ucap seseorang tanpa nama melalui pesan teks. Ada jeda yang cukup panjang sebelum pesan itu berlanjut, "Calon Istriku. Hah! Sebutan itu sebenarnya terlalu bagus buatmu yang sudah rusak! Jangan dikira aku nggak tahu kondisimu, ya! Aku tahu kejadian yang menimpamu belasan tahun lalu! Hah, luarnya saja yang bagus, tapi dalamnya ... cih!

"Tapi ... yah, mau gimana lagi! Mami kamu yang takut kalau anaknya yang sudah rusak itu nggak laku-laku terus membicarakanmu di depanku. Jadi, aku harus baik-baik di depannya juga, bukan? Tapi jangan khawatir, aku memang menginginkanmu kok. Eits, tapi jangan keburu senang dulu!

"Dengan kondisimu itu, jelas bukan jadi istriku dong! Jangan mimpi! Di mataku, kamu itu cuma mainan yang belum berhasil kudapatkan waktu itu! Oh, apa kamu tahu seberapa senangnya aku waktu mengenali fotomu dari mamiku?! Hahaha! Akhirnya, aku bakal mendapatkan mainan incaranku! Aku sudah nggak sabar bermain-main sama kamu, Beb!

"Oh omong-omong, apa pacarmu itu tahu keadaanmu? Gimana reaksinya kalau aku beri tahu kondisimu, ya? Apa dia masih mau sama kamu? Hah! Pakai belagu jadi pahlawan kesiangan segala!"

Serentetan pesan-pesan singkat yang panjang mengular itu pun diakhiri dengan sebuah ancaman. "Nggak usah repot-repot mengadu sama mami kamu! Selain aku bakal menyangkal semuanya, ingat saja satu hal ini! Aku tahu kamu punya sahabat bernama Fanny! Wajah dan bodinya boleh juga! Jadi, camkan itu!"

Sekarang, setelah membaca ulang pesan-pesan itu dengan saksama, terutama pada bagian akhir, Debby tiba-tiba merasakan mual yang hebat. Ia langsung melempar ponselnya ke atas sofa dan lari ke kamar mandi. Setelah mengeluarkan sebagian makan malamnya, Debby berjalan gontai ke dapur untuk mengambil air minum.

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang