BAB 135 ~ 👿 LEPAS KENDALI 👿

3 1 0
                                    

William ngamuk!!!

Ada apa gerangan???


Cekidot jawabannya di bawah ini, yaaa ....


Selamat membaca ....


👿👿👿


"Gak bisa, Baby," gumam William sepanjang jalan.

Sesampainya di rumah Debby, ia mengernyitkan kening saat melihat sebuah mobil terparkir di depan rumah dan pintu pagar sedikit terbuka. Perasaannya mulai tak tenang.

Tidak ada siapa-siapa di teras, tetapi pintu depannya terbuka lebar. William bergegas menuju pintu depan. Darahnya seketika mendidih.

"Baby?! Apa-apaan ini?! Apa kamu melarang Koko ke sini karena ini?! Kamu mau berduaan sama laki-laki lain?! Siapa laki-laki ini?! Apa penolakan-penolakanmu kemarin juga karena laki-laki ini?!" berondong William dengan gigi yang saling beradu. Kedua tangannya terkepal erat di sisi tubuh. Hatinya remuk redam dan kepalanya terasa seperti akan meledak saja.

"Ko Billy? Kenapa ke sini?" cicit Debby dengan tergagap. Wanita yang tengah dipeluk oleh seseorang itu tampak buru-buru mengusap kedua pipinya seraya berdiri.

William tak menghiraukan kekasihnya yang sepertinya tengah menangis. Hanya gambaran lengan laki-laki lain tengah melingkari bahu Debby saja yang memenuhi kepala William saat ini. Saat mendengar pertanyaan Debby, ia semakin naik pitam.

"Kamu tanya kenapa?!" geram William dengan gigi yang kembali beradu. "Apa mengunjungi kekasih yang sudah seminggu gak ditemui itu hal aneh? Atau justru gak boleh?" tanya William lagi dengan sinis.

"Sebentar," sela lelaki yang bersama dengan Debby itu.

"Apa?" potong William dengan nada pedas. Netranya menatap nyalang.

"Oh, Tuhan!" Netra Debby tiba-tiba membeliak. Ia tampak ketakutan. "Ko Billy sebaiknya pulang aja! Aku kan sudah bilang jangan ke sini!"

William terperangah. "Kamu mengusir Koko di depan laki-laki lain?!"

Bukannya menyahut, Debby justru bertanya dengan gelisah pada lelaki bertato yang kini ikut berdiri. "Ko, gimana ini?"

Hati William semakin panas. Ia mendesis, "Baby, apa kamu lebih memilih laki-laki itu?"

Laki-laki yang—yah, William harus mengakui—berwajah tampan itu kembali menyentuh Debby untuk menenangkan wanita itu. William semakin geram dan ingin meninju laki-laki itu.

"Hei! Jauhkan tanganmu dari kekasihku!"

Tangan yang semula bertengger di bahu Debby memang diturunkan, tetapi yang membuat William semakin ingin meninju wajah rupawan itu karena senyum yang muncul di sana kemudian! Di mata William saat ini, itu tampak seperti seringai mengejek. Ia merasa seperti tengah ditertawakan karena kebodohannya.

Dengan susah payah dan dengan hati yang terluka, William bertanya, "Sudah berapa lama kalian bersama, Baby? Sejak kapan?"

"Oh, Tuhan!" Lagi-lagi Debby tampak terkesiap. "Koko, ini nggak kayak yang ada di pikiran Koko sekarang. Dia ini Ko Hendy. Kakak sepupuku," terang Debby seraya mendekati William.

William langsung tertegun. Rasa-rasanya seperti ada seseorang yang baru saja mengguyur seember besar air es ke atas kepalanya. "Kakak sepupu?" tanya William setengah linglung.

"Ya," timpal lelaki bernama Hendy itu. "Dan kamu pasti yang bernama William, ya?" Lelaki itu juga menghampiri William dan mengulurkan tangan kanannya. "Aku Hendy."

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang