BAB 115 ~ 👠 TERSESAT 👠

6 1 0
                                    

Ada yang tersesat, tapi bukan tersesat jalan pulang sih ...

Ada yang bisa nebak??

Cuzz langsung scroll aja kalau tambah penasaran ...


Happy reading...


👠👠👠


William langsung menindaklanjuti apa yang sudah diputuskannya saat masih berada di rumah Debby tadi begitu tiba di apartemen. Ia bahkan sampai menghabiskan waktu lebih dari satu jam untuk mematangkan apa yang terlintas di kepalanya tadi. Ia juga memikirkan dan menambahkan alternatif lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan keamanan sang kekasih. William benar-benar memikirkan dengan cermat semua kemungkinan yang bisa ia gunakan untuk mencapai tujuannya.

Kini, setelah segala upaya yang mungkin dilakukan sudah dipikirkan dan direncanakan sedemikian rupa, William bisa sedikit mengendurkan kewaspadaan. Esok hari, tinggal menjalankan rencana yang bisa ia kerjakan sendiri sementara yang membutuhkan pihak lain akan ia diskusikan dengan pihak-pihak terkait.

Meski ia tidak puas dengan pengaturan seperti itu, ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Status mereka saat ini yang masih pasangan kekasih cukup membatasi bentuk perlindungan yang William inginkan bagi Debby.

"Tapi tenang aja, Baby, Koko tetap akan melakukan apa pun untuk melindungimu," tekad lelaki itu sembari menutup berkas. Tak lama kemudian, William mematikan lampu di ruang kerjanya.

Dalam keremangan kamar tidur dan sembari menatap langit-langit kamar, William memikirkan kembali sang kekasih. "Sekarang, kamu lagi apa, Baby? Apa sudah tidur?" Satu tangannya mengusap-usap kepala Bora yang tadi langsung dipeluknya begitu naik ke pembaringan.

Akhirnya, sebuah senyuman muncul juga di wajah William yang sejak tiba di apartemen tadi memasang tampang serius. Sebuah senyuman yang terbit ketika ingatannya melayang ke belakang. Seketika, aksi Debby yang diakuinya kembali dilakukan dengan tiba-tiba itu terpampang di dalam kepalanya, sama jelasnya dengan kejadian aslinya. William bahkan masih bisa merasakan elusan tangan wanita itu di wajahnya saat ini.

Debby yang tadi tiba-tiba menarik satu tangannya langsung membuat William terperanjat. "Oh, astaga! Apa aku sudah membuat kesalahan lagi tanpa kusengaja? Ah, sial! Will, Will! Jangan buat Debby kesal terus-terusan!" tegur William dalam hati.

Namun, bukannya kesal atau mengajukan protes, Debby justru kembali membuat William terperangah, bahagia sekaligus tersiksa di saat yang bersamaan. Wanita itu tanpa disangka-sangka justru mengulurkan tangan ke wajahnya.

Menyadari pandangan sang kekasih yang tampak seperti tersesat, membuat William tak berani bergerak. Ia bahkan sampai menahan napas saat jari jemari nan lembut milik Debby mulai menyingkap rambut yang menutupi sebagian keningnya dengan pelan. Jari jemari itu kemudian bergeser menyusuri salah satu alisnya dari pangkal hingga ujung dan terus bergerak dengan sangat perlahan menyusuri pelipis.

William yang masih mencoba bertahan dalam diam sampai harus menelan saliva dengan hati-hati. Ia tidak ingin membuyarkan momen langka ini. Namun, situasi di dalam hatinya tak bisa setenang di luar. Debar jantungnya sudah menggila penuh antisipasi.

Eksplorasi ujung-ujung jari Debby terus berlanjut hingga ke pipi. Tak sampai di situ saja, hidung William yang mancung juga menjadi sasaran penelusuran dari pangkal hingga ujung. Saat jari jemari Debby akhirnya berpindah ke bibir, William mengerang keras dalam hati dan harus mengerahkan seluruh kendali diri agar tidak menerkam Debby seketika itu juga.

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang