BAB 81 ~ 💖 BUCIN AKUT 💖

20 1 0
                                    

Masalah Debby kayaknya nggak selesai-selesai, ya???

Yang sudah penasaran sama lanjutannya langsung scroll aja ke bawah, ya....


Selamat membaca....


💖💖💖


William sudah tidak sabar ingin segera sampai di rumah Debby. Sudah beberapa hari ini mereka tidak bertatap muka secara langsung. Meskipun komunikasi melalui pesan percakapan maupun panggilan telepon tetap terjalin, William tidak pernah merasa puas.

"Aku sudah sangat merindukanmu, Baby," ucap William seraya tangannya memegang roda kemudi.

Sejak Debby sembuh dari sakit, wanita itu sudah sedikit melunak. Komunikasi di antara mereka sudah lebih baik dari sebelumnya meskipun tetap saja diwarnai dengan argumen dan perdebatan. William selalu tersenyum setiap kali mengingat interaksi mereka.

Beberapa kali, lelaki itu menyambangi rumah Debby meski wanita itu sudah melarang sebelumnya. Kalau ia tiba-tiba sudah muncul di depan rumah wanita itu, sang desainer grafis memang selalu mempersilakan William untuk masuk. Namun, William hampir yakin kalau Debby melakukannya dengan setengah hati. Ia juga menyadari, entah disengaja atau tidak, setiap kali ada kesempatan wanita itu selalu berusaha menentangnya.

Saat William mengajak keluar, Debby selalu menolak. Alhasil, mereka hanya menghabiskan waktu dengan mengobrol di ruang tamu. Namun, saat William hanya ingin bercengkerama di rumah, Debby justru mengajak keluar meski hanya untuk berburu camilan. Setelah kejadian seperti itu berulang beberapa kali, William jadi yakin kalau itu memang disengaja.

"Aku gak akan terjebak, Baby. Kamu boleh berbuat apa aja yang menurutmu bisa membuatku kesal, tapi aku gak akan terpancing. Aku akan mengikuti permainanmu, Baby." William tersenyum semringah.

Kesenangannya sekarang jadi bertambah setiap kali akan mengunjungi Debby. Ia jadi sering menanti-nantikan apa yang akan dilakukan wanita itu untuk membuatnya kesal, tak terkecuali malam ini.

"Bagaimana dengan malam ini, ya? Apa yang akan kamu lakukan malam ini, Baby? Aku sengaja gak kasih tahu kamu, lo, kalau mau ke rumah." William terkekeh.

Sayangnya, harapan dan rasa senang William langsung pupus ketika lelaki itu sampai di depan rumah Debby. Keningnya langsung berkerut-kerut melihat pintu pagar sedikit terbuka. Dengan cepat, William keluar dari mobil hatchback-nya.

"Apa ada tamu? Biasanya selalu tertutup. Tapi gak ada kendaraan lain di sini," gumam William.

Lelaki itu melangkah dengan cepat mendekati pagar dan melebarkan pintu yang sudah terbuka sedikit. William langsung bisa melihat kendaraan milik Debby. Perhatian William langsung beralih ketika dari ekor matanya menangkap gerakan di sisi kanannya. Ia terkesiap melihat Debby yang tiba-tiba berdiri dengan mata memelotot.

"Sial!" desis William ketika melihat Debby tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya dan duduk di lantai teras.

Lelaki itu langsung berlari sambil berseru, "Hei! Ada apa? Kenapa kamu duduk di sini, Baby?"

William berjongkok di hadapan Debby dan melihat wanita itu memejamkan mata sebentar seraya menggeleng-gelengkan kepala. Napasnya terlihat memburu. "Ada apa, Baby? Katakan sesuatu," bujuk William yang sudah ketar-ketir melihat penampakan Debby di teras yang tidak seperti biasanya.

Otak sang CEO sudah memikirkan hal-hal yang buruk saja. "Apa ada maling?" batin William seraya memandang berkeliling. "Pintu rumah masih tertutup. Apa Debby memergoki pencuri?" simpul William dalam hati.

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang