BAB 143 ~ 👀 TERCIDUK 👀

6 1 0
                                    

🎵 Wo o ... kamu ketahuan, pacaran lagi ... 🎵

Ups!! Ada yang selingkuh???

Tenang! Bukan selinguh kok, tapi emang ada yang ketahuan nih ....

Hmm ... Siapa ketahuan ngapain???


Yuks, otewe baca aja biar gak nanya-nanya terus ...


Selamat membaca ....


👀👀👀



William tengah menyantap makan malam bersama dengan sang kekasih di sebuah resto berkelas saat ponsel wanitanya berbunyi. Namun, Debby tak kunjung menerima panggilan tersebut hingga deringnya berhenti dengan sendirinya.

Setelah menelan potongan daging steak yang diberi saus jamur, William pun bertanya, "Kenapa gak diterima, Baby? Siapa tahu penting. Oh! Apa mungkin itu panggilan teror lagi?"

Debby yang sedang menelan makanan hanya menggoyangkan tangannya sebentar. "Santai aja, Ko. Itu dari Fanny kok," ucapnya kemudian setelah meneguk minuman. "Tanggung, Ko, makanannya tinggal sedikit. Kalau omong sama Fanny biasanya nggak cukup satu-dua menit." Debby menyengir.

William pun tersenyum maklum. Ia kembali melanjutkan menyantap makan malamnya yang juga tinggal sedikit.

"Aku menelepon Fanny dulu sebentar, ya, Ko," izin Debby seraya merogoh tas tangannya.

William hanya mengangguk karena mulutnya masih penuh.

"Halo, Fan. Ada apa? Sori, tadi lagi tanggung makan."

Debby mendengarkan sesaat, lalu melirik William. Sang CEO yang tengah mengunyah sembari menatap Debby hanya mengangkat alis.

"Iya, sama Ko William." Debby menjeda sesaat, lalu buru-buru menambahkan, "Nggak apa-apa kok. Ada apa memangnya?"

William yang sudah menghabiskan makan malamnya dan kini tengah meneguk minuman menggunakan kesempatan yang ada untuk memperhatikan sang kekasih dengan lebih leluasa. Obrolan sepihak wanita itu dengan sahabatnya tertangkap juga oleh indra pendengarannya. Tiba-tiba Debby tampak terbelalak. Detik berikutnya, senyum cerah terkembang di wajah.

"Yang benar? Ya Tuhan, Fan! Aku ikut senang dengarnya! Selamat, Fan, selamat! Akhirnya, ya! Penantian dan pengorbananmu selama ini terbayar sudah!"

Beberapa detik kemudian, sambil mengangguk-anggukkan kepala, Debby kembali berkata, "Aku doakan yang terbaik buatmu, Fan. Ya ampun, aku masih nggak percaya nih!"

Sejurus kemudian, Debby tergelak. "Eh, omong-omong, sejak kapan sih? Perasaan waktu kita ketemu beberapa minggu yang lalu kamu masih jalan bareng Ko Leon. Terus sampai minggu kemarin kamu juga masih konsisten nggak pernah singgung-singgung lagi soal Ko Niel."

William mengangkat alis mendengar nama sang sahabat disebut-sebut, apalagi mendengar nama pria lain lagi yang asing di telinganya. Saat Debby lagi-lagi meliriknya, William bertanya dengan mengangkat alisnya. Namun, Debby hanya memberi tanda dengan tangannya untuk menunggu.

"Oww! Baru tiga hari dong! Pantas! Berarti lagi panas-panasnya nih," goda Debby dengan senyum simpul menghias wajah.

Meskipun sekarang sering melihat senyum atau tawa sang kekasih, William selalu saja masih terpukau setiap kali melihatnya lagi dan lagi. "Ya ampun, kamu cantik banget, Baby! Kamu benar-benar makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah," puji William dalam hati. Dadanya langsung dipenuhi dengan perasaan bangga. 'Milik siapa sih?'

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang