BAB 35 ~ 😎 KESAN MENGGODA 😎

18 1 0
                                    

Yuks, otewe baca. Bab baru sudah meluncur yakk!!


Happy reading ....



😎😎😎


"Apa kamu keberatan kalau kita pindah lokasi?" tawar Leon. "Kalau kita mengobrol di sini, mungkin besok kita akan sakit tenggorokan. Aku tahu tempat nongkrong yang bagus dan cocok untuk menghabiskan malam tanpa terganggu dengan suara berisik ini. Gimana?"

Fanny tertawa mendengar tawaran balik dari pria di hadapannya. "Kamu ini kemaruk apa aji mumpung, ha?"

Leon tergelak. "Kalau bisa dua-duanya, kenapa nggak?" Namun, setelah tawanya mereda, Leon menambahkan, "Jangan khawatir! Kali ini, biar aku yang mentraktirmu. Kamu bisa menyampaikan rasa terima kasihmu itu lain kali."

"Oh, jangan! Aku nggak suka berutang. Nggak masalah buatku kalau kamu mau kutraktir di mana. Oke, kalau gitu tunjukkan tempatmu itu. Aku akan mengekor di belakangmu."

Fanny yang hendak beranjak dari duduknya tertahan oleh cekalan Leon. "Aku memaksa. Biar malam ini aku yang traktir. Kali berikutnya kita ketemu, kamu boleh mentraktirku sepuasmu."

Fanny kembali tertawa. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya mengetahui maksud tersembunyi lelaki itu. Hatinya sedikit tersentuh. "Baiklah. Kamu menang."

"Bagus," seru Leon sambil menyeringai dengan gembira. Lelaki itu lantas mengulurkan tangan pada Fanny sebagai ajakan sekaligus membantu Fanny untuk turun dari kursinya.

*****

Debby baru saja hendak mengambil potongan piza terakhir ketika ponselnya berdering. Benaknya bertanya-tanya siapa gerangan yang meneleponnya malam-malam begini. Menilik dari nada deringnya, sudah pasti panggilan itu bukan dari Fanny. Sudah seharian ini tidak ada kabar dari wanita yang selama dua belas tahunan ini menjadi sahabatnya. Ia sendiri pun masih kecewa dan enggan untuk menghubungi sang sahabat terlebih dahulu.

Debby bergegas mencuci tangan sebelum akhirnya meraih ponsel yang masih berdering. Raut wajahnya seketika cerah ketika mendapati nama seseorang yang sudah ia tunggu-tunggu sejak tadi terpampang di layar. Dengan cepat, Debby menggeser tombol hijau.

"Sedang apa, Princess?" tanya sosok di seberang telepon tanpa basa-basi.

"Hmm ... " sahut Debby dengan gaya sok misterius, "lagi makan piza buatan sendiri." Senyum lebar langsung terbit di wajahnya yang bulat telur.

Suara erangan yang panjang langsung terdengar melalui speaker ponsel. "Vidcall!" perintah sosok di ujung lain sambungan yang langsung disambut dengan gelak tawa dari Debby.

Tak lama kemudian, sosok maskulin dengan wajah persegi bermata sipit muncul memenuhi layar ponsel milik Debby. "Mana?" tuntutnya.

Debby semakin tergelak. "Sabar, Ko!" Debby lalu beranjak menuju dapur di mana potongan piza terakhir berada. Diarahkannya kamera ponselnya ke potongan roti berbentuk segitiga dengan beberapa pugasan dalam jarak sekitar tiga puluh sentimeter. "Tuh!" seru Debby dari balik ponsel. Senyumnya belum lenyap dari wajahnya.

"Cuma tinggal itu?" tanya pria di dalam video itu dengan nada tergiur sekaligus kecewa.

Debby terkekeh sambil mengambil piza tersebut dan memakannya langsung di depan kamera ponsel. Lagi-lagi pria di dalam video itu mengerang. "Kamu sengaja 'kan, Deb?" tuduh lelaki berparas oriental itu. Meskipun nadanya penuh tuduhan, wajahnya yang putih bersih justru menampilkan senyum lebar. "Awas, ya! Besok pas Koko balik Jakarta, kamu harus bikin satu khusus buat Koko!" tuntutnya.

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang