BAB 141 ~ 💞 DISORIENTASI CINTA 💞

6 1 0
                                    

🎵 Hareudang ... hareudang ... 🎵

Hmm, Niel sama Fanny pada tensi tinggi semua nih!!

Kira-kira ada yang bisa ngademin mereka gak nih???


Yuks, langsung cekidot di bawah...


Selamat membaca ....


💞💞💞



Niel langsung tertegun mendengar omelan Fanny. Matanya hanya berkedip-kedip memandang wanita itu. Niel tak pernah melihat Fanny yang seperti ini. Bukan berarti Fanny tak pernah menggerutu di depannya, tetapi kali ini terasa berbeda. Biasanya terdengar manja seperti anak kecil tengah mengambek, tetapi yang ini terasa seperti marah sungguhan.

Saat Fanny menanyakan lagi keperluan Niel yang terkesan mendesak barulah lelaki itu tersadar. Namun, Niel tak menghiraukan pertanyaan itu. Ia justru mempertanyakan kembali respons Fanny.

"Ck! Enggak mungkin mukamu ditekuk kayak gitu kalau cuma gara-gara itu. Pasti ada hal lain. Iya, 'kan? Ada masalah apa memangnya? Kenapa kamu enggak kasih tahu Koko?" desak Niel seraya membuntuti Fanny yang sudah berjalan ke ruang duduk.

"Nggak ada apa-apa, cuma urusan kerjaan kok!"

"Jangan bohong!"

"Hah! Kalaupun ada, itu juga bukan urusan Koko!" Fanny berbalik dengan lengan terlipat di depan dada. "Ngomong-ngomong, ada apa sih Koko ke sini?"

"Siapa bilang bukan urusan Koko? Dari kecil, kamu selalu cari Koko kalau kamu punya masalah atau butuh bantuan. Kenapa sekarang harus beda?"

Fanny mengembuskan napas panjang sambil berbalik menuju sofa tunggal. "Kalau gitu, anggap aja sekarang aku sudah nggak butuh bantuan Koko lagi! Anggap aja kalau aku sudah bisa mengatasi masalah sendiri! Huh, sebetulnya Ko Niel ke sini mau apa sih? Perasaan dari tadi, satu pertanyaan itu nggak dijawab-jawab deh!"

Lagi-lagi Niel tercengang dengan respons Fanny. Setelah beberapa detik berlalu, barulah Niel bergegas menyusul wanita itu duduk di ujung sofa panjang—sisi yang paling dekat dengan Fanny.

"Kenapa sekarang kamu berubah, Fan? Ada apa sebenarnya? Perasaan sekarang kamu jadi jauh, apalagi sejak kamu menghilang beberapa waktu lalu. Apa Koko punya salah?"

"Nggak," bantah Fanny dengan cepat. "Koko nggak salah apa-apa kok dan nggak ada apa-apa juga!"

"Ck! Koko enggak percaya! Apa ini semua gara-gara laki-laki itu?"

"Laki-laki itu yang mana?"

"Duh, siapa sih tadi namanya? Pacar kamu itu, lo!"

Lipatan-lipatan di antara kedua alis Fanny semakin dalam saja. "Pacar? Aku nggak lagi pacaran sama siapa-siapa kok."

"Berarti kalian sudah putus? Apa gara-gara dia selingkuh? Hah! Seharusnya tadi tetap kutonjok aja wajahnya!" geram Niel. Kepalan tangan kanannya dihantamkan ke telapak tangannya yang lain.

Tiba-tiba lengan Niel dicengkeram oleh Fanny. "Memangnya Koko habis ngapain?! Dan siapa sih yang Koko maksud?"

"Laki-laki yang sering jalan bareng kamu belakangan ini itu, lo! Leo apa siapa itu!"

"Ha?" Netra Fanny membeliak. "Ko Leon?"

"Nah, itu! Tapi jangan sebut laki-laki itu pakai embel-embel 'Ko'!"

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang