BAB 126 ~ 🍭 RASA NANO-NANO 🍭

11 1 0
                                    

Debby bikin kaget William sampai William mengira sudah berbuat salah tanpa sengaja.

Apa yang terjadi sebenarnya???

Yuks, simak terus kelanjutan hubungan William dan Debby yang makin berkembang ....


Selamat membaca ....


🍭🍭🍭



Wanita di hadapan William itu langsung mengaduh kesakitan. Ia sendiri pun dibuat terkaget-kaget dengan tingkah Debby. "Kenapa, Baby?" tanyanya dengan panik. "Oh! Apa ada nyamuk? Ya, sudah. Ayo, kita ke dalam aja!"

Wanita di hadapannya langsung meringis. "Bukan, Ko. Aku cuma takut kalau ini semua ternyata mimpi. Habisnya! Setelah kemarin Ko Billy nggak kasih respons apa-apa, sekarang tahu-tahu nongol di depan rumah."

Hati William seketika tersentil, tetapi ia tetap diam saja. Keduanya lantas berjalan bersisian melewati teras.

Wanita yang mengurai rambut panjangnya itu kemudian mendesah dan air mukanya berubah murung. "Maafkan aku soal kemarin, Ko. Aku benar-benar menyesal sudah melukai Koko dengan cara kayak gitu. Apa Koko benar-benar sudah nggak marah lagi sekarang? Apa Koko sudah memaafkan aku?"

Hati William berdesir sekaligus tercubit melihat ketulusan dalam tatapan sendu yang diberikan oleh sang kekasih. Sepertinya bukan Debby saja yang sudah menyakiti hatinya dengan sikapnya yang tidak mau terbuka, tetapi dirinya sendiri juga sudah menyakiti wanita itu dengan terus mengabaikan sang kekasih meski ia sudah memaafkan. Ingin rasanya merengkuh wanita itu ke dalam pelukannya dan tidak melepasnya lagi. Namun, ia masih mengingat kesepakatan mereka di awal.

Akhirnya, William hanya mengulurkan tangan yang langsung disambut oleh Debby tanpa ragu. Senyum semringah langsung terbit di wajah William. Ia pun mengetatkan tautan tangan mereka.

Sambil menatap manik beriris cokelat tua di hadapannya lekat-lekat, William berkata, "Iya. Sudah Koko maafkan dan sudah gak marah lagi sama kamu. Tadinya Koko memang kesal sama kamu. Tapi siapa yang bisa terus marah setelah dapat kiriman kukis yang sebagian besar ditulisi kata maaf?" William tersenyum simpul.

Senyum lelaki itu semakin merekah saat melihat rona merah mulai muncul di pipi mulus sang pujaan hati.

"Syukurlah," timpal Debby. "Aku kira Koko sudah nggak mau lagi sama aku."

"Eh, siapa bilang? Koko itu sayang banget sama kamu, tahu, walaupun Koko lagi marah sama kamu. Buktinya Koko langsung ke sini karena Koko pikir kamu dapat teror lagi tadi."

"Eh? Dari mana Koko tahu?"

"Apa?" William langsung meluruskan punggung. "Jadi, benar kamu diteror lagi?"

Debby langsung menggigit bibir bawahnya. Namun, tangan William juga tak kalah cepat. Lelaki itu langsung berusaha melepaskan bibir ranum itu dari gigitan sang pemilik bibir.

"Jangan pernah menggigit bibir di depan Koko sekarang-sekarang ini. Apa kamu sudah lupa, Baby?" larang lelaki itu dengan lembut meski tak terdengar juga nada menggoda yang biasanya muncul di momen-momen seperti ini. Lelaki itu justru menatap sang kekasih dengan tampang serius dan alis berkerut-kerut.

"Oh, astaga!" Debby langsung menarik diri. Kepalanya bergoyang hingga jari jemari William yang masih memegang dagu wanita itu terlepas. Tubuh Debby langsung dicondongkan ke belakang. Begitu pula dengan tautan tangan mereka, berusaha diurai oleh wanita itu.

William yang ikut terkejut, mengira jika ia sudah melanggar kesepakatan, sampai tak berusaha menahan. Namun, hatinya seketika tercubit nyeri ketika wanita itu bahkan langsung berdiri menjauh dari William.

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang