Giliran Debby yang dapat kejutan nih.... Apa kira-kira???
Cuss... langsung scroll aja yaa, biar nggak makin penasaran...
Selamat membaca dan selamat berakhir pekan... Semoga Debby ~ William bisa menemani waktu santai kalian...
💭💭💭
"Kamu kenapa, Baby?"
Suara William yang khawatir menyadarkan Debby. Ia langsung menurunkan ponselnya sambil mendesah panjang. Tangannya yang bebas diletakkan di pinggang.
"Baby?" Suara William kembali terdengar melalui speaker ponsel.
"Sebentar, Pak," sahut Debby tanpa mengangkat ponselnya.
Debby memejamkan mata sejenak sembari mengatur napas dan melemaskan otot wajah. Lagi-lagi ia mengembuskan napas dan menampilkan senyum sebelum membawa ponsel kembali ke depan wajah.
"Maaf, tadi ada gangguan. Ada apa, ya, Pak?" Suaranya pun dibuat seceria mungkin.
"Harusnya aku yang tanya seperti itu, Baby. Kamu kenapa?" ulang William. "Dan jangan coba-coba bilang gak ada apa-apa, ya! Aku sudah lihat ekspresimu tadi."
Debby menggelembungkan pipi dan menundukkan kepala. Saat kepalanya kembali terangkat, senyum tipis tercetak di wajah. "Habis beda pendapat sama Mami," sahut Debby seraya mengangkat salah satu bahu.
"Hah! Itu terlalu mengecilkan situasi, Deb!" jerit Debby dalam hati.
"Apa serius? Kelihatannya gak sesimpel itu."
Debby kembali mengangkat bahu. Tiba-tiba tenggorokannya tercekat dan matanya terasa panas. Buru-buru Debby menundukkan kepala sebelum ketahuan.
"Baby, ada apa? Apa kamu menangis?"
Tanpa mengangkat wajah, Debby menggelengkan kepala cepat-cepat. Debby berusaha menahan tangis. Ia mengerjap-ngerjap untuk menghalau air mata yang hendak keluar dan dengan diam-diam mengusap kedua ekor matanya.
"Jangan menangis, Baby. Aku gak suka lihat kamu bersedih. Katakan apa yang bisa kulakukan biar kamu terhibur dan gak sedih lagi?"
Sekonyong-konyong perasaan kangen itu muncul lagi. Debby membatin, "Ah, seandainya ... tapi itu nggak mungkin! Dia baru ada di sini besok."
"Coba Bapak ada di sini sekarang," cetus Debby tiba-tiba. Ia kaget sendiri dengan mulutnya yang lancang mengutarakan isi hatinya. Kepalanya seketika mendongak, menatap wajah di dalam layar dengan mata membelalak. Satu tangan menutupi mulutnya.
Sontak gelak tawa terdengar sampai ke gendang telinga Debby. "Gampang kalau cuma itu, Baby. Coba kamu keluar sebentar."
Debby mengernyit. "Keluar ke mana, Pak?"
"Keluar rumah, lah."
"Buat apa, Pak?"
"Katanya mau aku di sini sekarang."
Netra Debby membola. "Jangan bercanda deh, Pak."
"Lo, gak percaya? Tunggu sebentar."
Dalam sekejap, gambar di layar bergoyang-goyang. Tak lama kemudian, muncul gambar setengah pagar tembok bagian atas beserta sebagian tampak depan sebuah rumah besar di baliknya. Gambar itu bergerak dari kiri ke kanan dengan perlahan-lahan dan berakhir di pintu pagar dengan lapisan fiber di baliknya. Debby yang mengenali rumah itu langsung terkesiap.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA INCARAN CEO AROGAN
RomanceMohon bijak dalam memilih bacaan. Ada beberapa bagian yang mengandung bahasa kasar dan adegan kekerasan. 🙏 ****************** Debby sudah terbiasa menghalau para pria yang berusaha mendekati dirinya di luar pekerjaan. Saking terbiasanya, ia sudah t...