BAB 147 ~ 🔫 DITODONG 🔫

5 1 0
                                    

Debby kalang kabut ditodong sama William. Emang William minta apaan sihhh???

Yuk, langsung cekidot ke bawah buat cari tahu jawabannya ....


Selamat membaca ....



🔫🔫🔫


Debby sempat menjengit, tetapi rasa malunya mengalahkan rasa terkejutnya. Ia membiarkan saja sang kekasih mendekap tubuhnya dengan erat. Tangannya sekarang terimpit di antara wajahnya sendiri dan bahu lelaki itu yang terasa lebar. Debby merasa lebih baik seperti ini daripada harus menatap wajah sang kekasih.

"Oh, Baby," gumam William di tengah-tengah tawanya. "Apa yang tadi Koko bilang itu benaran, lo. Koko benar-benar gak menyadari kalau Koko ternyata semenarik itu di matamu, ya?"

"Koko!" desis Debby dengan geram. Punggung tangannya menekan bahu William dengan kekuatan ala kadarnya. Sebisanya Debby menekan dari posisinya yang terimpit saat ini.

William kembali terkekeh. Tubuh kekarnya sedikit bergetar. "Ya, ya. Koko gak akan menggodamu lagi. Oh, Tuhan. Koko sayang banget sama kamu. I love you, Baby."

Debby tak menyahut. Namun, dalam hati, ia meneriakkan jawaban, "Aku juga, Ko! Aku sayang sama Koko. I love you, Ko Billy."

Debby lantas kembali menghidu aroma tubuh William dalam-dalam. Aromanya enak dan menenangkan. Ia masih betah berlama-lama untuk menghidunya. Namun, peluang itu hanya berlangsung beberapa menit saja.

"Kok diam aja? Gak ditanggapi?" tanya William seraya mengurai pelukan dan menjauhkan tubuh Debby sedikit.

Wanita itu langsung mengerang dalam hati. Ia merasakan sensasi kehilangan. Di saat yang sama, kedua tangan yang masih menutupi wajahnya diturunkan dengan lembut oleh William. Debby menatap kekasihnya yang masih betah menyunggingkan senyum. Bibirnya mengerucut maju. "Sudah kok. Dalam hati," timpalnya dengan lirih.

"Yah, kok dalam hati sih? Koko kan mau dengar."

"Ck!" decak Debby. "Memangnya harus diperjelas?"

"Oh iya, dong," desak William. Senyumnya makin lebar saja.

Bibir Debby kembali mengerucut maju dan menggumamkan gerutuan tak jelas. Namun, pada akhirnya, jawaban yang diinginkan oleh William meluncur juga dari bibir mungilnya. "Aku juga sayang sama Koko. Love you too, Ko Billy."

Senyum puas langsung mengembang di wajah tampan berdagu belah itu. Hati Debby kembali berdesir menatap mahakarya Sang Pencipta di hadapannya. Ia terus memperhatikan gerak-gerik William bahkan saat lelaki itu menunduk untuk melihat penanda waktu yang melingkar di pergelangan tangan.

'Ya Tuhan, kayaknya aku nggak bakal pernah bosan lihat Ko Billy sepanjang sisa hidupku nanti. Eh? Barusan aku mikir apa? Ya, ampun!'

"Kenapa lagi, Baby?"

"Eh? Nggak kok, nggak ada apa-apa," sahut Debby seraya menggelengkan kepala, "cuma lagi mengagumi ciptaan Tuhan. Astaga, mulutku!" Seketika, Debby memelotot dengan kedua tangan kembali membekap mulut.

William sontak terbahak-bahak lagi. Untungnya lelaki itu tidak berkomentar apa-apa. Jika tidak, Debby tidak yakin apakah dirinya masih sanggup menanggung malu lebih lama lagi atau bertatapan muka lagi dengan lelaki itu.

"Koko senang banget dengar pujianmu, Baby. Makasih," ucap William dengan senyum lebar, "tapi sekarang, ayo, kita cari makan dulu. Ini sudah waktunya isi perut. Kamu pengin makan apa?"

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang