BAB 59 ~ 🏊‍♀️ GAGAL TOTAL 🏊‍♀️

10 1 0
                                    

Jeng ... jeng ... jeng .... Kira-kira siapa yang nongol di depan Debby, ya?

Cus, langsung scroll aja buat cari tahu jawabannya, ya....


Selamat membaca ....


🏊‍♀️🏊‍♀️🏊‍♀️


Debby kembali ke rumah dengan perasaan kacau. Niat hati ingin mengembalikan suasana hati yang muram malah kembali dalam keadaan yang tidak lebih baik dari saat berangkat. Bahkan mungkin lebih buruk.

Debby menggeram kesal. "Ya, ampun! Ini sih namanya gagal total!" sungut Debby sembari menjatuhkan tas olahraga ke atas sofa di ruang duduk. Tubuhnya menyusul dihempaskan di samping tas yang memiliki dua kompartemen utama itu. "Hah, sekarang aku harus apa?" Salah satu tangan mengusap-usap keningnya dan berakhir memegang puncak kepala dengan rambut yang masih basah.

Setelah berdiam diri sejenak, Debby akhirnya bangkit dari sofa sembari menyambar tas olahraga menuju pintu belakang untuk mengeluarkan isi tas. Niatnya tak mau mengingat-ingat peristiwa memalukan yang terjadi di kolam renang dengan menyibukkan diri di ruang cuci. Namun, melihat pakaian basah yang dikeluarkan dari kompartemen khusus untuk barang-barang basah justru membuat kejadian tersebut muncul di otaknya bagai film yang diputar dengan gerak lambat.

"Hati-hati!" seru William ketika Debby terlonjak ke belakang sambil menjerit.

Permukaan kolam di sekeliling Debby seketika bergejolak karena gerakan Debby yang mendadak mundur. Sayangnya, telapak kaki Debby tak langsung mendapat pijakan yang membuat Debby sedikit tenggelam. Meskipun Debby berhasil muncul ke permukaan, karena terkejut, Debby tetap saja menelan air kolam. Debby terbatuk-batuk sambil tetap bergerak agar tubuhnya tetap mengapung.

"Astaga! Ayo, sini! Naik dulu!" seru William dengan nada panik sambil mengulurkan tangan. Namun, tak diindahkan oleh Debby.

Wanita itu sangat kesal. Untung tidak ada orang lain di area kolam renang pada saat itu sehingga tidak ada yang merasa terganggu dengan keributan yang ia timbulkan.

"Ada apa, Mbak Debby?" tanya Sisca yang datang dengan tergopoh-gopoh. "Mbak Debby gak apa-apa?"

"Sori, Sis. Aku nggak apa-apa kok." Tangan Debby ikut bergoyang untuk menegaskan maksudnya.

"Apa Bapak ini mengganggu? Apa perlu saya panggil pihak keamanan, Mbak?"

"Jangan, jangan!" larang Debby seketika dengan panik. Ia tidak mau membuat kehebohan yang tidak perlu. "Nggak usah, Sis. Aku kenal kok sama Bapak ini. Aku cuma kaget tadi. Sori."

Sisca lantas mengalihkan tatapannya pada sosok lelaki yang masih setengah jongkok di tepi kolam. "Mohon maaf, Pak. Tanpa mengurangi rasa hormat, mohon jangan membuat keributan di sini."

"Ya, ya, saya mengerti. Maaf, saya gak bermaksud membuat keributan tadi."

"Sudah," ucap Debby menengahi, "aku nggak apa-apa kok, Sis! Kamu bisa balik ke tempatmu lagi."

"Yakin, Mbak?"

Kepala Debby yang menyembul di atas permukaan kolam mengangguk berkali-kali. Kaki dan tangannya masih bergerak-gerak untuk menjaga agar tubuhnya tetap mengapung. "Iya! Nggak apa-apa kok, Sis, kalau mau ditinggal."

Setelah Sisca berlalu dari area kolam renang, Debby langsung mencecar William. "Apa yang Bapak lakukan di sini? Apa sekarang Bapak benar-benar menguntit saya? Saya tahu Bapak juga suka renang. Jadi, jangan bilang kalau Bapak sudah ada di sini sebelum saya!" sindir Debby. "Memangnya sejak kapan orang berenang pakai setelan jas dan sepatu?"

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang