BAB 121 ~ 🔗 REUNI KECIL 🔗

8 1 0
                                    

DIRGAHAYU KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA ... 


Holaaa, pasangan William ~ Debby akhirnya nongol lagi nih...

Ada yang nungguin nggak, ya??? 🤔🤔


Yuks, langsung cuzz baca aja biar kangennya terobati...


Happy reading!!!


🔗🔗🔗


Fanny langsung meringis mendengar pertanyaan Hendy yang dilontarkan dengan nada menggoda. "Bukan, Ko."

"Bukan?" beo Hendy. "Lantas?"

Fanny memberikan lirikan secepat kilat pada Debby. Wanita itu hanya bisa mengerang dalam hati. "Ayo, duduk dulu, Fan! Kebetulan kamu datang di waktu yang tepat. Ko Hendy bawa oleh-oleh makanan nih!" timbrung Debby seraya menunjuk beberapa makanan di atas meja bar.

"Ada apa dengan kalian?" Suara Hendy penuh tuntutan. "Kalian menyembunyikan sesuatu dari Koko?"

Debby pura-pura tidak tahu kalau satu-satunya sosok berparas tampan di rumah itu tengah menatapnya lekat-lekat. Ia justru sibuk memindahkan sebagian popcorn dari kaleng ke mangkuk, lalu menyodorkannya ke hadapan Fanny. "Nih! Ayo dimakan, Fan! Eh, cuci tangan dulu tapi!"

Fanny tampak menyengir ke arah Hendy sebelum akhirnya melangkah menuju tempat cuci piring. Sejurus kemudian, wanita berwajah persegi itu mendekati meja bar dan menarik kursi. "Makasih, Ko. Aku jadi ikut kecipratan oleh-oleh," ujar Fanny seraya mencomot popcorn.

"Eh, tunggu, tunggu!" cegah Hendy yang buru-buru mendekati meja bar. "Katakan dulu siapa itu William! Popcorn-nya bakal jadi lembek dan nggak enak dimakan kalau kamu nggak kasih jawaban dulu!"

"Astaga, Ko Hendy! Masa disumpahi gitu sih! Amit-amit!" pekik Debby dengan mata membeliak.

Tangan Fanny yang hendak memasukkan camilan ke mulut pun terhenti di udara. Netra sipitnya ikut membola, tak kalah lebar dari milik Debby. Mulutnya yang sudah setengah terbuka pun baru dikatupkan lagi setelah sekian detik berlalu.

"Ya ampun, Ko! Ikhlas nggak sih?" protes Fanny. Lagi-lagi wanita itu memberi lirikan pada Debby.

"Kenapa harus lihat Debby sih?" Lelaki bertato burung foniks itu memandang Fanny dan Debby bergantian.

"Oh, oh!" Netra Hendy kini juga ikut-ikutan membola. Tatapannya kini terpaku sepenuhnya pada Debby. "Princess? Apa kamu mau jawab? Apa tebakan Koko di kepala ini benar?"

"Apaan sih, Ko? Mana aku tahu apa yang ada di pikiran Koko? Aku bukan cenayang, tahu!" timpal Debby dengan bibir mengerucut.

Tiba-tiba Fanny terkikik. Debby langsung mendelik ke arah Fanny.

"Apa sosok misterius bernama William ini kekasihmu, Princess?"

Debby enggan menyahut. Ia justru kembali memajukan bibir dan mendelik saat Fanny menutup mulutnya untuk menahan tawa.

"Benar, Princess?" ulang Hendy dengan nada gembira.

"Hmm," gumam Debby akhirnya dengan enggan. "Tapi jangan keburu senang dulu! Siapa tahu besok kami sudah bubar!"

"Eh? Kalian bertengkar?" tanya Fanny dengan mata melebar.

"Hmm!"

"Wah! Aku benar-benar iri sama kamu, Say! Kalian lagi tengkar aja, Ko William tetap peduli sama kamu, lo! Gimana kalau lagi nggak bertengkar coba? Duh, so sweet banget sih! Aku juga mau kali, toh manisnya nggak bikin diabetes!" seloroh Fanny yang langsung terkikik.

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang