BAB 118 ~ 🔪 TEROR 🔪

3 1 0
                                    

Perjalanan cinta William ~ Debby masih terus diuji nih...

Yuks, langsung otewe baca aja...


Happy reading...


🔪🔪🔪



Beberapa hari berlalu begitu saja. Kemarahan maminya masih belum reda. Sekarang, sang mami bahkan tengah mendiamkan dirinya.

Wanita itu hanya mengangkat bahu saat William bertanya bagaimana perasaannya saat ini. "Hah, biasa aja sih, Ko. Itu bukan hal baru buatku. Lagi nggak berantem aja nggak dekat, apalagi sekarang situasinya kayak gini."

Debby bahkan sampai menganggukkan kepala saat melihat sang kekasih melebarkan mata dan mengangkat alis. "Koko sendiri pernah bilang, 'kan, kalau menurut penilaian Koko waktu itu aku dekat sama Papi tapi nggak dekat sama Mami? Yah, itu memang benar."

"Hmm," gumam William terdengar ragu-ragu. Bola matanya yang beriris cokelat tua tampak bergerak-gerak menyelisik wajah Debby.

"Koko mau tanya apa?"

William meminta tangan Debby dan langsung menggenggamnya dengan erat saat wanita itu menyambut uluran tangan dengan bulu-bulu halus menghiasi lengan kekar itu.

"Apa Koko boleh tahu sejak kapan kalian seperti ini dan karena apa?" tanya William. Nadanya terdengar hati-hati.

Debby menggelembungkan pipi sejenak sebelum menjawab, "Hah! Seingatku ... yah, sejak aku bisa mengingat, Ko."

Netra William lagi-lagi membelalak. "Ha? Maksudmu ... sejak kamu masih kecil?"

Wanita berambut burgundi itu lagi-lagi mengangguk. "Yah, tepatnya kapan aku juga nggak tahu, Ko. Cuma dari kecil memang aku lebih dekat sama Papi. Usaha Papi waktu itu kan masih dilakukan dari rumah sementara Mami kerja di luar, berangkat pagi dan pulang malam.

"Jadi, yang menemani keseharianku lebih banyak Papi. Segala urusan menyangkut diriku juga seingatku selalu Papi yang maju. Mami kasih perhatian juga sih waktu aku masih kecil, tapi nggak sebanyak Papi, beda jauh, dan ...." Debby mengangkat bahu. "Aku tetap aja merasa ada jarak sama Mami, apalagi setelah aku dewasa. Lebih banyak adu mulut."

Debby terdiam sejenak dan menekuri lantai di hadapannya. Ia lalu menghela napas sebelum melanjutkan, "Kalau Koko tanya kenapa Mami kayak gitu, aku sendiri juga nggak tahu sampai sekarang."

Debby menatap William dan mencoba mengulas senyum. Namun, rasa getir tiba-tiba menyelusup masuk ke dalam hati dan membuat wanita itu tercekat. Matanya terasa panas. Debby langsung berpaling dan mengerjapkan mata saat cairan bening mulai menggenang di pelupuk mata.

Diam-diam Debby mengusap matanya dengan jari-jari tangan yang tidak digenggam. Tangan yang berada dalam genggaman hangat lelaki itu masih bertengger di atas paha William. Debby bahkan merasakan genggaman lelaki itu kian mengetat sekarang. Tangan yang hangat dan usapan lembut yang membentuk lingkaran di atas punggung tangannya yang ia rasakan detik berikutnya, mengirimkan gelanyar aneh ke sekujur tubuhnya.

Namun, sensasi itu langsung menghilang begitu Debby merasakan usapan lembut di punggungnya tanpa peringatan apa-apa sebelumnya. Debby sontak menjengit. Tubuhnya langsung menegang dan hampir memberikan perlawanan seperti sebelum-sebelumnya jika ada yang mengejutkannya. Untuk sesaat, tangan yang mengusap-usap itu pun sempat berhenti sejenak. Namun, tak lama kemudian kembali bergerak dari atas ke bawah dengan lembut.

"Ya, Tuhan! Kendalikan dirimu, Deb! Kamu tahu itu Ko Billy, bukan orang lain!" seru Debby dalam hati.

Dengan hati-hati agar tidak ketahuan lelaki itu, Debby mengatur napas untuk mengembalikan ketenangan. Ia juga berusaha melemaskan otot-otot yang tadi sempat menegang. Setelah lebih tenang dan air mata yang langsung menghilang gara-gara usapan William di punggung, akhirnya wanita itu membiarkan saja apa yang tengah dilakukan oleh sang kekasih. Debby pun kembali menoleh dan mencoba mengulas senyum lagi.

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang