Debby ~ William nongol lagi nih...
Biarpun lagi sakit, tetap aja Debby galak, ya??? Gimana interaksi Debby sama William selanjutnya???
Yuks, langsung otewe baca aja, biar gak makin penasaran...
Selamat membaca...
🐕🐕🐕
Belum sempat Debby menyahut, terdengar ketukan di pintu. William menoleh dan melihat Fanny tengah berdiri di ambang pintu dengan senyum kecil menghias wajahnya.
"Ada apa, Fan?" tanya William tak merasa terganggu.
Fanny melangkah ke dalam kamar. "Obrolan kalian kayaknya seru banget ...."
"Nggak usah ikut nimbrung yang bikin tambah panas, Fan!" Debby memotong perkataan Fanny dengan cepat. Wajahnya masih ditekuk.
"Ya ampun, Deb! Aku itu mau belain kamu malah kena semprot. Gimana sih?" Bibir Fanny ikutan mengerucut maju saat berbicara dengan Debby.
Namun, saat menghadap William, seulas senyum kembali muncul di wajah perseginya. "Maaf, Ko, bukannya mau mengganggu obrolan kalian, ehm, tapi ... mungkin lebih baik dilanjutkan besok lagi kali, ya? Biar Debby bisa istirahat. Nggak apa-apa 'kan, Ko?"
Ketika William tengah menunduk untuk melihat jam tangannya, indra pendengarannya kembali menangkap suara Debby yang dongkol. "Baguslah, Fan! Usir aja laki-laki ini."
William tak bisa menghentikan ujung-ujung bibirnya yang kembali naik ke atas. Netranya bersirobok dengan Fanny yang sama-sama menyengir.
"Maafkan omongan Debby, ya, Ko," tutur Fanny.
"Nggak perlu minta maaf, Fan!" sergah Debby.
William masih tetap tersenyum sementara Fanny terlihat tidak enak hati meski tetap menyengir.
"Hah. Baiklah," desah William sembari berdiri. Dari ekor matanya, lelaki itu bisa menangkap gerakan Fanny yang berbalik dan meninggalkan kamar. "Kayaknya kalau aku di sini terus kamu malah gak tidur-tidur. Kalau gitu, aku pulang sekarang, ya."
"Dari tadi kek," cetus Debby masih dengan nada sebal.
William terkekeh. "Kalau aku pulang dari tadi, aku 'kan jadi gak tahu kalau kamu ternyata lagi cemburu. Jadi, itu sebabnya, ya, kamu marah-marah tadi sore?"
"Hah. Siapa yang cemburu, Pak?" sahut Debby tanpa tenaga kali ini.
"Kamu boleh aja menyangkal, tapi buatku, itu fakta yang gak bisa dibantah. Oke?" William tersenyum semringah. "Akan aku ceritakan soal Chen-Chen kapan-kapan."
"Nggak perlu! Huh, katanya mau pulang, kenapa nggak pergi-pergi sih? Malah ngajak ngobrol lagi."
"Itu karena aku gak mau pisah sama kamu, tahu. Coba kalau kamu sudah tidur, aku 'kan bisa pulang dengan tenang."
Debby hanya mendengkus dan memejamkan mata.
"Ya, ya. Aku pulang sekarang. Besok, aku ke sini lagi. Obrolannya kita lanjutkan besok, ya?"
Debby bergeming. Kedua alis William lagi-lagi terangkat. Lelaki itu membungkukkan badan, menelisik dengan saksama wanita yang tengah berbaring itu. William bisa mendengar napas halus yang keluar masuk dengan teratur dari hidung Debby.
"Baby?" bisik William penuh sayang. Satu tangan terulur, mengusap kepala Debby dengan lembut. Wanita yang ternyata sudah jatuh tertidur itu hanya melenguh dan bergumam lirih tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA INCARAN CEO AROGAN
RomanceMohon bijak dalam memilih bacaan. Ada beberapa bagian yang mengandung bahasa kasar dan adegan kekerasan. 🙏 ****************** Debby sudah terbiasa menghalau para pria yang berusaha mendekati dirinya di luar pekerjaan. Saking terbiasanya, ia sudah t...