BAB 136 ~ 🔪 BUKAN BUALAN 🔪

1 1 0
                                    

Apa yang bikin Debby bertingkah kayak kemarin, sampai-sampai William dibuat hilang kendali????

Yuks, cari tahu jawabannya di bawah ini, yaaa...


Selamat membaca ...


🔪🔪🔪



William mengernyit sementara Debby langsung menunduk dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Bahu wanitanya bergetar, begitu juga dengan suara yang keluar kemudian. "Aku sayang sama Koko. Aku nggak mau Koko sampai kenapa-kenapa. Jadi, tolong Koko jangan bilang kayak gitu. Itu menyakitkan." Isak tangis lirih mulai terdengar.

William kembali merasa seperti habis ditinju dengan sangat keras. Bahkan lebih keras dari sebelumnya. "Baby, maaf!" sesal William serta-merta. Satu tangannya menyentuh lutut Debby. "Maaf, Koko sudah omong sembarangan dan membentakmu. Koko gak bermaksud ... ah, sudahlah. Tetap aja Koko yang salah. Maafkan, Koko."

William langsung merasakan hatinya seperti diremas-remas saat wanita itu menolak rengkuhan tangannya dengan terang-terangan. Namun, William juga tak mau melepasnya begitu saja. Ia kembali merengkuh tubuh yang semakin gemetar itu dan menahannya di dada ketika Debby kembali hendak menjauh.

"Maaf, Baby, maaf." William mendaratkan kecupan di puncak kepala sang kekasih. Ia membiarkan saja wanita itu menangis sepuasnya. Hatinya seketika lega saat ia merasakan sebuah lengan melingkari pinggangnya. Tak butuh waktu lama, tangisan itu pun akhirnya mereda.

William melonggarkan pelukannya dan meraih kotak tisu. "Sekarang, bisakah kamu cerita apa sebenarnya yang terjadi? Apa yang dikirim oleh orang itu kali ini? Dan kenapa dari tadi kamu bilang seolah-olah Koko akan celaka? Memang apa hubungannya sama Koko?" cecar William meski dengan nada yang lembut.

Debby mengernyitkan kening dan berdeham sebelum menjawab, "Senin siang kemarin ...."

*****

Debby tengah berbahagia. Pekerjaannya berjalan lancar begitu pula dengan kehidupan cintanya. Jika dua bulan yang lalu, ada orang yang bilang padanya kalau dirinya akan menikmati hubungan romantis dengan lawan jenis, ia tidak akan percaya.

Namun, nyatanya saat ini, ia memang tengah menikmati status barunya sebagai kekasih seseorang. Hubungannya dengan William berjalan cukup lancar meski diselingi dengan selisih pendapat. Ia menyadari kalau lelaki berdagu belah itu banyak mengalah meski ia tidak pernah menuntut hal tersebut. Ia jadi merasa selalu dilimpahi kasih sayang yang begitu besar setiap saat.

Debby pun berusaha mengimbangi. Ia selalu berupaya untuk membalas perhatian dan kasih sayang William meski dengan caranya sendiri. Seperti siang ini, ia sudah berencana membuat sesuatu untuk sang kekasih sebagai ungkapan sayang. Kebetulan ia juga baru saja menyelesaikan sebuah proyek dengan hasil yang sangat memuaskan. Ia juga ingin membagikan momen bahagia tersebut dengan sang kekasih.

Debby baru saja mengeluarkan barang-barang belanjaan yang ia butuhkan untuk mewujudkan rencananya dari dalam bagasi ketika bel pintu terdengar. Siti yang baru saja masuk rumah sambil membawa tas kerjanya kembali muncul di pintu depan.

"Biar aku aja, Bi. Nggak apa-apa."

Wanita berambut panjang itu lantas menyatukan kantong belanja di satu tangan terlebih dahulu sebelum membuka pintu pagar. Ia hanya melongokkan kepala untuk melihat siapa yang datang.

"Selamat siang. Ada paket buat Ibu Debby," ucap seseorang dengan atribut salah satu ojek daring melekat di tubuh dan kepala orang tersebut.

'Oh, syukurlah! Paketnya cepat datang.'

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang