BAB 120 ~ 🧚‍♂️ MALAIKAT PELINDUNG 🧚‍♂️

6 1 0
                                    

Siapa sosok yang muncul di rumah Debby????

Yuks, langsung cuzz baca aja biar gak makin penasaran...


Happy reading...



🧚‍♂️🧚‍♂️🧚‍♂️


Debby memeluk erat sosok lelaki yang terhuyung mundur karena dorongannya itu.

"Astaga! Hati-hati, Princess!" seru lelaki itu. Satu tangan langsung merengkuh tubuh Debby, sedangkan yang lain menggapai dinding terdekat.

Debby yang terus tersedu-sedu merasakan sedikit dorongan pada bahunya. Ia langsung menggelengkan kepala dan mengetatkan pelukan pada pinggang lelaki itu.

Helaan napas terlontar dari bibir pria itu bersamaan dengan elusan ringan di punggung Debby. "Ada apa, Princess? Kenapa menangis?"

Debby masih belum bersedia menjawab. Wanita itu masih betah sesenggukan, mengeluarkan semua emosi yang tengah berkecamuk dalam hatinya. Ia senang dengan kehadiran sosok dalam pelukannya saat ini yang tak disangka-sangka. Namun, ia juga merasa sengsara saat mengingat respons sang kekasih. Di sisi lain, keberadaan sosok mengerikan yang mengetahui masa lalunya juga menambah kegundahan hatinya.

Elusan di punggungnya sudah berubah menjadi tepukan ringan berulang meski sesekali diselingi kembali dengan elusan. Gerakan tangan berulang itu lambat laun membawa ketenangan bagi wanita berambut panjang itu. Akhirnya, Debby berusaha menghentikan tangisnya setelah beberapa saat. Ia mulai mengurai pelukannya dan membuat jarak di antara mereka.

"Ada apa, Princess? Apa sudah lebih baik? Gimana kalau kita duduk?" saran si lelaki.

Debby hanya menganggukkan kepala seraya melangkah ke sofa. Tangannya mencoba membersihkan sisa-sisa air mata dari wajah.

Lelaki berpostur 170 sentimeter itu pun mengekor kemudian duduk di samping Debby. "Sudah bisa cerita?" tanya lelaki berkulit putih bersih itu sembari menoleh. Tangan kirinya yang bertato burung foniks di bagian lengan bawah sebelah dalam menepuk-nepuk lutut Debby.

Tak menghiraukan pertanyaan si lelaki, Debby justru balik bertanya, "Kapan Koko balik ke Indonesia? Kok nggak bilang-bilang kalau mau balik?" Debby memasang tampang cemberut sambil sesekali membersihkan hidung dengan tisu yang diambil dari atas meja.

Lelaki itu terkekeh. "Kamu ini, lo! Ditanya keadaanmu malah balik tanya. Siapa yang barusan nangis-nangis coba? Bikin baju Koko jadi basah."

Tampang cemberut Debby lambat laun memudar, berganti dengan dengkusan lirih dan akhirnya wanita itu hanya bisa mengulas senyum lemah. "Sori. Aku lagi nggak baik-baik aja, Ko," sahut Debby pada akhirnya dengan lemah.

"Sudah jelas!" timpal lelaki berwajah persegi itu. "Koko datang ke sini mau kasih kejutan buat kamu malah Koko yang dibuat terkaget-kaget sama tampangmu tadi!"

"Ish! Koko ini, lo!" rajuk Debby dengan wajah kembali cemberut.

Lelaki bertubuh sedang itu langsung terkekeh. "Eh, benaran tahu! Sana, lihat cermin!"

"Nggak perlu!" sungut Debby dengan sebal.

Lelaki berusia 33 tahun itu masih terkekeh hingga beberapa saat kemudian. Namun, sejurus kemudian, tampangnya berubah serius. "Jadi, ada apa? Jantung Koko rasanya mau copot lihat kondisimu kayak gitu."

Debby menghela napas panjang. "Kejadian waktu itu ... apa Ko Hendy masih ingat siapa aja yang Koko undang ke pesta waktu itu?"

"Kenapa?" Lelaki itu langsung duduk tegak dan memutar tubuh hingga berhadapan dengan Debby. "Kenapa kamu malah mengungkit masalah itu? Apa ini ada hubungannya sama kejadian waktu itu?"

WANITA INCARAN CEO AROGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang