Kita berdua sama-sama punya daya tarik yang sangat kuat buat satu sama lain.
Menarik kita berdua untuk terus mendekat.
Mungkin ini yang namanya jodoh.
🧲🧲🧲
Ahaiii ... William sama Debby nongol lagi nih ...
Lagi-lagi anggota tubuh Debby bikin Debby malu nggak ketulungan. Kayaknya mereka punya pikiran sendiri tuh.
Emang ada apaan siiiyy???
Yuks, langsung otewe baca aja ....
Selamat membaca ....
🧲🧲🧲
Napas Debby seperti disedot dari rongga dadanya saat mendapati tatapan mendalam yang sangat intens dari lelaki di sampingnya. Pipinya semakin memanas. Buru-buru Debby mengalihkan pandangan, kembali menatap botol kaca di tangannya.
"Boleh kucoba?"
"Ya, bolehlah. Koko bikin kan biar kamu pakai, bukan buat dimuseumkan."
Debby langsung tergelak. Ia membuka tutup botol berbentuk kupu-kupu. Botol kacanya sendiri berbentuk seperti kubah dengan lekuk-lekuk membujur berdiameter kira-kira lima sentimeter.
"Botolnya lucu. Aku suka." Wanita itu lantas menyemprotkan parfum itu ke pergelangan tangan sebelah dalam dan langsung menghidunya.
"Hmm. Wanginya enak, Ko," puji Debby dengan senyum merekah.
William ikut tersenyum. "Sabar. Ditunggu dulu, Baby. Itu masih di top notes."
Debby mengangguk-angguk sambil tersipu. "Wangi mawar, ya, Ko?"
William mengangguk. "Iya. Salah satu top notes-nya mawar. Kalau middle notes-nya, ada melati sama persik. Base notes-nya Koko pilih kayu cendana sama vanila. Tapi itu belum semua, masih ada lagi yang lainnya."
"Hmm," gumam Debby seraya menghidu lagi pergelangan tangannya. "Kapan Koko membuatnya?"
"Sejak sekitar dua bulan setelah kita ketemu pertama kali."
Lagi-lagi netra Debby membeliak. "Ha? Sejak saat itu? Tapi bukannya waktu itu aku masih belum mau sama Koko, ya? Kok Koko sudah percaya diri banget bikin kayak gini? Memangnya waktu itu Koko sudah yakin kalau aku mau sama Koko?"
"Iya dong. Dari awal, Koko sudah yakin. Cuma masalah waktu aja sampai kamu mau terima Koko," sahut William.
Debby berdecak mendengar jawaban kekasihnya, apalagi mendengar nada bangga dalam suara lelaki itu. Mau tak mau, ujung-ujung bibir Debby terangkat. Wanita itu kembali mengalihkan pandangan dan mengendus pergelangan tangannya lagi.
Kali ini, indra penciuman Debby menangkap aroma yang berbeda dari sebelumnya meski masih ada aroma mawar. "Hmm. Wangi yang ini juga enak, Ko," komentar Debby.
"Puji Tuhan kalau kamu suka, Baby!"
Debby tersenyum lebar. "Tapi kenapa baru dikasih sekarang?"
"Membuat parfum sendiri itu gak cukup satu-dua hari, Baby. Butuh waktu berminggu-minggu bahkan bisa berbulan-bulan. Koko pakai bahan-bahannya kan dari tumbuh-tumbuhan aromatik. Jadi, harus diolah dulu biar dapat minyak asirinya. Waktu yang dibutuhkan jadi lebih lama dibanding kalau pakai minyak esensial yang sudah jadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA INCARAN CEO AROGAN
Roman d'amourMohon bijak dalam memilih bacaan. Ada beberapa bagian yang mengandung bahasa kasar dan adegan kekerasan. 🙏 ****************** Debby sudah terbiasa menghalau para pria yang berusaha mendekati dirinya di luar pekerjaan. Saking terbiasanya, ia sudah t...