6. Kostan Angker (5)

206 12 0
                                    

Setelah sang Kuntilanak itu menghilang, Praja dan Maya segera membawa Nayla ke dalam kamar dan membaringkannya di kasur.

Maya mengelus rambut adiknya, raut wajahnya menampakkan rasa lega sekaligus khawatir pada kejadian yang menimpa adiknya tadi.

Andai saja Praja tidak ada, entah apa yang terjadi pada adiknya tadi.

Dengan perlahan ia bangkit dan melangkah keluar, kemudian ia menutup pintu kamarnya agar Nayla bisa beristirahat.

***

Saat ini, Praja sedang duduk diam sambil menunduk di ruang tamu. Karena di depannya sekarang ada Maya yang sepertinya punya banyak pertanyaan padanya.

"Praja, bisa kamu jelaskan apa yang terjadi? Kamu ini sebenarnya siapa?"

Dengan gugup, Praja pun menjelaskan mengenai dirinya, juga kemampuannya sebagai seorang Indagis.

"Begitu, ternyata ada ya orang yang punya kekuatan sehebat itu. Termasuk kekuatan untuk meledakkan lantai 2 kostan milik saya kemarin!?" Ucap Maya dengan nada kesal.

"Soal itu aku minta maaf! Kekuatan gaib yang terlalu kuat memang bisa mempengaruhi alam fisik, dan saat itu aku lengah, jadinya malah begitu. Tapi aku janji kok akan cari uang untuk ganti rugi!" Balas Praja

"Lalu soal kuntilanak itu, mereka itu sebenarnya apa? Kenapa mereka mengganggu tempat ini? Ini kan kostan milik keluarga saya" tanya Maya dengan penuh rasa ingin tahu.

Praja lalu menjelaskan bahwa kuntilanak itu merupakan mahluk halus yang berasal dari roh orang mati yang masih belum tenang, sehingga jiwanya tertinggal di alam gaib.

Hingga kemudian arwah mereka dapat menjelma dan menampakkan diri menjadi sosok yang kita sebut sebagai hantu.

"Kalo soal mengapa mahluk itu mengganggu kalian, aku tidak tahu secara pasti, tapi secepatnya akan segera ku selidiki. Toh aku juga tinggal di sini, bisa repot kalo dia datang mengganggu lagi" jelas Praja.

"Apa semua hantu itu berasal dari roh orang mati? Bagaimana dengan makhluk-makhluk yang sering kutemui di tengah jalan? Termasuk makhluk-makhluk yang tadi mengikuti kamu!?" Tanya Maya lagi.

Praja kemudian kembali menjelaskan, bahwa para hantu itu selain berasal dari roh orang mati. Ada juga yang merupakan bangsa Jin atau Lelembut.

Para jin atau lelembut pada dasarnya merupakan mahluk gaib yang hidup berdampingan dengan manusia, hanya saja para manusia tidak bisa melihatnya.

Hanya orang-orang dengan kemampuan khusus seperti para Indagis lah yang dapat melihat dan berinteraksi dengan mereka.

"Orang-orang dengan kemampuan khusus? Lalu bagaimana dengan kasusku dan adikku. Kami bisa melihat hantu sejak kecil loh!"

"Orang yang punya kemampuan khusus bukan hanya Indagis, tapi ada juga Indigo. Mereka adalah orang yang bisa melihat dan berinteraksi dengan para mahluk halus. Hanya saja kemampuan para Indigo jauh dibawah para Indagis" jawab Praja.

Maya kini sudah mengerti tentang siapa itu Praja dan para Indagis. Hanya saja masih ada satu hal yang ia khawatirkan.

"Ngomong-ngomong apa kuntilanak itu akan kembali lagi kesini?" Tanyanya.

"Entahlah, tapi aku pasti akan menyelidiki soal masalah ini!" Jawab Praja.

Pandangan Maya kini teralih pada tubuh Praja yang tampak aneh.

"Praja, kenapa tubuhmu terlihat tembus pandang, apa ini juga kemampuan para Indagis?"

Praja terkejut mendengar pertanyaan Maya, ia baru sadar bahwa dari tadi ia masih dalam wujud astralnya.

"Astaga aku lupa, tubuhku kutinggal di tengah jalan!" Ucapnya sembari bergegas pergi.

***

Praja pun tiba di tanah lapang tempat ia bertemu dengan Gandra. Di bawah sebuah pohon rindang, terlihat Gandra sedang menjaga tubuh fisiknya yang sedang terbaring.

Praja segera berlari menghampiri Gandra. Tanpa berlama-lama ia segera masuk ke dalam raganya.

"Terima kasih Gandra, karena udah menjaga tubuhku!" ucap Praja yang kini sudah bangun dalam tubuh fisiknya.

"Bagaimana keadaan di sana?" Tanya Gandra.

"Keadaan di sana tadi benar-benar gawat, untung kau bilang kalo kuntilanak itu masih ada di sana, kalo nggak entah gimana nasib mereka sekarang" jawab Praja.

"Ngomong-ngomong kamu tahu darimana kalo Kuntilanak itu masih mengintai mereka?" Kini Praja balik bertanya.

"Itu karena aku terus mengawasi mereka. Lagipula seharusnya kamu lebih memperhatikan tempat yang kamu pijaki dengan lebih detail agar tidak ada hantu yang dapat bersembunyi dari pengawasanmu!"

Jawaban Gandra membuat Praja tersentak, ia sadar bahwa kesalahannya kali ini benar-benar fatal. Hampir saja dua orang kehilangan nyawanya karena ia kurang teliti dalam memeriksa tempat itu.

"Nak, mereka berdua bukanlah Indigo biasa. Mereka memiliki kekuatan lebih yang membuat mereka diincar oleh kekuatan jahat!" ujar Gandra.

"Kekuatan lebih? Apa jangan-jangan mereka itu..."

***

Keesokan harinya, Nayla terlihat sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Meskipun kemarin ia sempat kerasukan dan pingsan, tapi sekarang ia tampak baik-baik saja

Sementara Maya menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Kamu yakin mau sekolah hari ini? Gak mau absen dulu?" Tanya Maya.

"Nggak, lagian aku baik-baik aja. Kak Maya terlalu khawatiran nih!" balas sang adik.

"Habisnya kejadian kemarin kan bahaya banget, bahkan kamu semalam aja sampe ngigau berkali-kali" ujar Maya.

"Ihh, semalam tuh cuma mimpi buruk doang tau!" balas Nayla, sementara Maya hanya tersenyum kecil mendengarnya.

"Oh iya, ngomong-ngomong bang Praja kemana?" Tanya Nayla.

"Tadi kakak liat dia udah pergi tuh, mungkin lagi cari kerjaan" jawab Maya.

"Begitu ya, padahal aku belum sempat ngucapin terima kasih" gumam Nayla.

***

Nayla pun tiba di sekolah, lengkap dengan seragam, tas, dan topi kupluk berwarna hijau yang selalu ia pakai. Ia lalu menghela napas sebentar sebelum melangkah masuk ke dalam gerbang.

Sebenarnya setelah mendengar cerita dari Kakaknya kemarin, Nayla sempat terpikir untuk meminta suatu bantuan. Karena ada masalah gaib di sekolah yang saat ini sedang mengganggunya.

Sesaat setelah Nayla masuk ke dalam, seorang siswa laki-laki baru tiba di depan gerbang sekolah. Terlihat cincin segitiga berwarna hijau menyala di jari tangan kanannya.

"Wah, jadi ini ya sekolah baru ku? Semoga saja aku bisa betah sekolah di sini!" Ucapnya sembari melangkah masuk.

IndagisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang