17. Pertarungan Melawan Sang Dukun (1)

347 27 1
                                    

Praja dan yang lain segera mempersiapkan tikar dan juga peralatan lain yang dibutuhkan untuk berlatih Meragasukma.

Mereka berlatih di ruang tamu, sehingga barang-barang yang ada di sana disingkirkan terlebih dahulu sebelum memulai latihan.

"Bang Praja, kenapa kami harus ikut belajar Meragasukma sih? Padahal kan cukup bang Praja dan Bima aja yang bisa ngelakuin hal itu?" Tanya Nayla dengan heran.

"Iya sih, meskipun mereka Indigo tapi kan gak wajib bisa Meragasukma. Kenapa mereka harus belajar juga? Lalu apa maksud dari perkataan Genderuwo tadi soal dukun dan pasukan gaibnya?" Ujar Bima.

"Begini, sebenarnya Maya dan Nayla itu bukan Indigo biasa!" Ucap Praja membuat Bima dan Nayla terbelalak.

"Bukan Indigo biasa? Apa maksudmu?" Tanya Bima dengan terkejut.

"Sebenarnya, Maya dan Nayla adalah seorang Indriya, dan kalian diincar oleh seorang dukun jahat dari kota sebelah." Jawaban Praja membuat Bima dan Nayla semakin terkejut.

"Tunggu dulu, bagaimana mungkin mereka adalah Indriya?" Heran Bima.

"Tunggu sebentar, Indriya itu apa? Lalu kenapa kami diincar dukun?" Nayla tampak bingung dengan semua informasi yang baru ia dapatkan.

Praja kemudian menjelaskan soal apa itu Indriya, dan alasan dukun jahat mengincar mereka masih belum diketahui.

"Ini aneh, seumur-umur baru pertama kali aku bertemu dengan seorang Indriya!" Gumam Bima.

"Begitu ya, aku juga baru pertama kalinya sih. Berbeda dengan para Indagis yang bisa langsung kita sadari saat pertama kali bertemu, Indriya itu sangat sulit untuk dideteksi atau dibedakan dengan Indigo biasa," terang Praja.

"Tapi kalian berdua mau melindungi kami kan?" Tanya Nayla dengan penuh harap.

"Melindungi ya? Aku pernah dengar legenda soal para Indagis yang bertemu dengan seorang Indriya. Dan secara naluri Indagis tersebut akan melindungi seorang Indriya yang ditemuinya itu. Makanya sepanjang sejarah yang ku ketahui, tidak ada satupun kasus Indriya yang dibunuh oleh seorang Indagis," jelas Bima.

Nayla pun tersenyum lega mendengar jawaban Bima, hingga kemudian Maya meminta mereka untuk selesai bercerita dan memulai latihannya.

***

Maya dan Nayla berbaring beralaskan tikar, kepala mereka bertumpu pada sebuah bantal agar tubuh mereka menjadi lebih rileks.

"Sekarang, fokuskan pikiran, rilekskan tubuh tapi jangan sampai kalian tertidur!" Perintah Praja.

Praja terus memberikan arahan, sementara Bima hanya melihat prosesnya saja. Sesekali ia juga memberikan saran untuk memudahkan prosesnya.

Waktu terus berjalan, baik Maya maupun Nayla belum ada yang berhasil Meragasukma. Bahkan Nayla beberapa kali hampir tertidur dalam prosesnya.

"Malam ini cukup sampai disini, besok malam kita akan lanjutkan latihannya! Saat proses belajar kita memang tidak akan langsung bisa, tapi berhubung kalian ini adalah Indriya, harusnya proses belajar beginian bisa lebih cepat ketimbang orang biasa," jelas Praja, dibalas anggukan Maya dan Nayla.

***

Beberapa hari telah berlalu, setiap malam, Maya dan Nayla terus berlatih untuk Meragasukma. Namun usaha mereka masih belum membuahkan hasil, hingga pada suatu titik...

Maya mulai merasakan tubuhnya kini terasa semakin ringan, ia sudah tak merasakan tikar yang menjadi alas tempatnya berlatih. Perlahan ia mulai membuka matanya, sorot matanya menunjukkan keterkejutan atas apa yang ia lihat sekarang.

Jiwanya kini sudah melayang terpisah dari raganya, sementara Praja dan Bima menunjukkan raut wajah senang dengan kemajuannya sekarang.

"Ini kah, rasanya Meragasukma?" Gumamnya.

"Benar, bisa dibilang dirimu yang sekarang melayang ini hanyalah tubuh astral yang terbentuk dari roh atau jiwa milikmu. Sementara ragamu hanya diam berbaring di lantai karena tidak ada jiwa yang mengendalikannya!" Balas Praja.

Tak lama kemudian, Nayla pun ikut berhasil Meragasukma.

"Wah keren, sekarang tubuhku mulai bisa melayang bebas di angkasa!" Ucapnya senang.

Nayla pun terus melayang kesana-kemari dengan perasaan yang senang.

"Hati-hati, meskipun dalam wujud itu kalian bisa melayang, tapi tak bisa terbang tinggi, kecuali dengan sedikit dorongan!" Ujar Bima.

"Eh, sedikit dorongan?" Nayla tampak heran mendengar pernyataan Bima.

"Benar! Biar ku tunjukkan caranya!" Ucap Praja.

Praja pun mulai ikut Meragasukma. Kemudian ia segera mendekat ke lantai, dan dengan sedikit lompatan kecil, ia terbang hingga ke lantai 2 kost-an.

"Wah keren, gimana caranya?" Tanya Nayla dengan antusias.

"Fokuskan energimu pada telapak kaki agar kalian bisa menapak di lantai, setelah itu lakukan lompatan untuk bergerak ke tempat yang lebih tinggi!" Terang Bima.

Nayla pun segera mencobanya dan ia berhasil melompat ke lantai 2 disusul oleh Maya dan juga Bima.

"Ingat, dalam wujud ini kita tidak bisa dilihat oleh manusia biasa. Tapi ada satu trik dimana kita bisa menampakkan diri dihadapan mereka!" Jelas Praja.

Praja pun mulai memfokuskan energinya ke seluruh tubuhnya, sehingga secara perlahan tubuh astral yang awalnya tampak tembus pandang kini mulai terlihat seperti tubuh manusia normal.

"Mungkin untuk menguasai level ini akan sulit, tapi pelan-pelan nanti kita akan mempelajarinya!" Terangnya.

"Ini kekuatan yang hebat, tidak kusangka kami memiliki kekuatan seperti ini!" Ucap Maya.

"Sebenarnya semua orang bisa melatihnya kok, hanya saja untuk manusia biasa butuh waktu yang cukup lama. Mungkin bisa memakan waktu beberapa bulan atau beberapa tahun untuk menguasai ilmu ini!" Balas Bima.

Tak lama kemudian, Praja dan Bima merasakan sekumpulan energi mahluk gaib yang mendekati tempat itu.

"Energi ini, Bima apa kau merasakannya juga?" Tanya Praja.

"Iya, sepertinya banyak mahluk gaib yang mendekat kemari. Dan entah kenapa energi mereka semua terasa sangat jahat!" Jawab Bima.

"Tunggu, kenapa jadi banyak setan yang datang kesini? Apa ini ulah dukun jahat itu?" Tanya Nayla dengan nada panik.

"Kalo bukan dia, memangnya siapa lagi?" Balas Praja.

"Jadi sekarang apa yang harus kita lakukan?" Tanya Maya.

"Tidak ada pilihan lain, kita harus mulai menyerang markas dukun itu malam ini!" Tegas Praja.

IndagisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang