Kenanga menatap wajah Kinanti dengan heran. "Kenapa aku harus berhenti, Kinanti? Bukankah kamu harus ingat soal masa lalumu?"
"Itu benar, tapi aku tidak ingin memaksa Praja untuk menceritakan soal kehidupannya. Biar bagaimanapun, wajar saja jika dia tidak mau cerita, karena kita dengannya berada di pihak yang bersebrangan," balas Kinanti.
"Aku tidak peduli soal itu, yang terpenting adalah kamu bisa bebas dari urusan duniawi yang membelenggumu di sini! Kamu harus segera mengingat masa lalumu, lalu selesai kan urusan mu, kemudian beristirahatlah dengan tenang!" Ujar Kenanga.
Sementara 2 kuntilanak itu berbicara, Praja segera berlari menghampiri Maya.
"Maya, kamu gak apa-apa?" Tanya pemuda itu.
"Aku gak apa-apa, hanya sedikit sakit!" Maya tampak meringis kesakitan sembari memegangi bagian ulu hatinya.
"Dukun itu memang kurang ajar, biar ku habisi dia!" Geram Praja, ia tampak mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Tapi sebelum itu, apa yang tadi kalian bicarakan? Kamu tampak tidak senang saat berbicara dengan kuntilanak itu?" Tanya Maya dengan penasaran.
"Entahlah, katanya sih Kuntilanak yang kemarin neror kamu punya hubungan dengan masa laluku" jawab Praja.
Maya pun memperhatikan Praja yang tampak terengah-engah.
"Praja, sepertinya kamu sudah mulai kelelahan!? Apa tidak apa-apa jika pertarungan ini dilanjutkan?" Ucap Maya.
"Tidak apa-apa kok, lagipula si dukun itu harus kita bereskan malam ini!" Tegas Praja.
Sesaat kemudian, sebuah aura gelap yang sangat pekat muncul dari dalam gubuk. Hal itu menarik perhatian semua orang yang ada di luar.
Kemudian dari dalam gubuk, beberapa energi gelap pun di tembakan ke langit. Energi itu pun meluncur melintasi langit menuju ke suatu tempat.
Tiba-tiba terdengar suara tawa yang menggelegar dari dalam gubuk. Pintu gubuk pun terbuka dan keluar lah Prapto lengkap dengan tubuh fisiknya.
"Prapto, apa yang kamu lakukan tadi!?" Bentak Praja.
"Aku hanya mengirimkan santet ke tempat kalian saja kok. Lagipula seharusnya adik gadis itu masih ada di tempat tinggal kalian kan? Menjaga tubuh fisik kalian yang rapuh itu? Hahahaha." Prapto tertawa dengan penuh kemenangan, sebelum kemudian Praja juga ikut tertawa.
"Ah, kamu memang bodoh ya Prapto? Kamu pikir aku berani meninggalkan tempat itu tanpa persiapan? Terlebih setelah kamu mengirimkan pasukanmu ke sana. Di tempat itu sudah ku tugaskan seseorang untuk berjaga! Dia adalah sang ular yang akan menghalau setiap seranganmu!" Ucapan Praja membuat Prapto terkejut. Karena itu semua benar-benar di luar prediksinya.
***
Di kostan Maya, tampak Bima sedang berdiri di atas atap lantai 2 sembari menembaki setiap pasukan Prapto yang mencoba mendekat.
Sementara itu, Nayla tetap berjaga di dalam sembari mengawasi takut-takut ada musuh yang berhasil menembus ke dalam bangunan. Meskipun sebenarnya Nayla merasa takut karena harus berjaga di dalam sendirian.
"Pasukan dukun itu banyak sekali, tapi yang muncul kroco semua," batin Bima.
Kemudian Bima merasakan sekumpulan energi gelap yang cukup besar dari arah langit.
Pemuda itu pun langsung mendongak, sorot matanya menangkap puluhan hingga ratusan santet terbang menuju ke arahnya.
"Nah, ini baru seru!" Ucapnya sembari tersenyum.
Bima langsung mengarahkan ujung Crossbownya ke arah santet-santet itu. Ia pun menembakkan ratusan anak panah hijau ke arah sekumpulan energi terkutuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indagis
ParanormalIndagis merupakan sekumpulan orang indigo berkekuatan magis. Mereka melakukan kontrak dengan para mahluk halus agar dapat meminjam kekuatan mereka. Membuat orang-orang itu mampu bertransformasi menjadi seorang pahlawan yang membawa kekuatan dari dua...