40. Kemunculan Indagis Baru (3)

82 10 0
                                    

Setelah memenangkan pertarungan tersebut, Angga pun datang menghampiri Praja yang masih jatuh berlutut.

"Apa-apaan kau, kupikir kau cukup kuat, tapi nyatanya kekuatanmu berada jauh dibawah ekspektasiku. Kamu benar-benar mengecewakanku, Praja!" Cibir Angga, terlihat dari raut ekspresinya yang menunjukkan kekecewaan setelah bertarung melawan Praja barusan.

Melihat Praja yang hanya diam tak merespon, Maya segera berlari menghampiri Praja. Ia pun ikut berlutut untuk memeriksa keadaan pemuda itu.

"Sudah cukup, Angga! Kamu udah menang, gak usah mengganggu Praja lagi!" Ujar Maya.

"Apalagi ini, Praja? Kamu bahkan dilindungi oleh seorang cewek? Kamu benar-benar mengecewakanku!" Cibir Angga lagi.

Dengan geram, Maya pun segera berdiri dan membalas. "Memangnya kenapa kalau dia kalah darimu? Itu tidak mengubah fakta bahwa dia adalah seorang Indagis yang hebat! Selama aku mengenalnya, dia telah menyelamatkan banyak nyawa. Dia itu adalah pahlawan bagi alam manusia dan alam gaib!" Tegasnya.

Kata-kata yang dikeluarkan Maya mengejutkan Angga dan Praja. Perlahan Praja sedikit mengangkat kepalanya.

"Aku pun juga sama, bagi kami para Indagis adalah hal yang normal melindungi eksistensi mahluk dari dua alam agar tidak saling mengganggu. Kau sendiri apa kehebatanmu? Kau hanyalah seorang gadis yang kebetulan mendapatkan kelebihan, bisa melihat dan berinteraksi dengan para mahluk gaib. Tapi kau sama sekali tak bisa melindungi mereka, kau bahkan tidak lebih baik dariku ataupun Praja!" Balasan Angga membuat Maya tertegun.

Mendengar perdebatan dari Angga dan Maya membuat Bima mendekat dan ikut angkat bicara.

"Maaf Angga, tapi kau salah jika menganggap remeh Maya. Karena dia bukanlah gadis Indigo biasa, melainkan dia adalah seorang Indriya!" Terang Bima, membuat Angga dan Kakek Chandra terbelalak.

"Apa? Indriya? Jangan bercanda! Terakhir kali Indriya terlihat itu sekitar puluhan hingga ratusan tahun lalu. Sekarang keberadaan mereka telah benar-benar menghilang seperti mitos yang tak pernah ada!" Balas Angga, mencoba menyanggah apa yang Bima katakan.

"Tapi faktanya memang begitu, saat ini kekuatan Maya, juga adiknya Nayla masih tersegel. Kita harus mencari cara untuk melepaskan segel itu agar mereka bisa menggunakan kekuatan mereka sendiri!" Jelas Bima.

Mendengar hal itu, Angga hanya mendecak kesal. Ia pun berbalik badan, bersiap untuk pergi.

"Kalo kalian memang seorang Indagis dan Indriya, maka buktikanlah bahwa kalian layak mendapat gelar itu! Jadilah kuat, waspadalah pada sekitar, karena musuh tidak akan membiarkan kalian berkembang jadi lebih kuat lagi!" Ucapnya, sebelum berlalu pergi.

***

Saat ini, roh Praja sudah kembali masuk ke dalam tubuh fisiknya. Karena jiwanya yang terluka parah, ia masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya, meskipun raganya itu tidak terluka sedikitpun.

Ia kini hanya bersandar di sebuah pohon, sementara Maya ikut duduk di sebelahnya karena mengkhawatirkan keadaan Praja.

"Tidak kusangka kamu bisa dikalahkan semudah itu!" Ucap Bima.

"Angga sepertinya memang sangat kuat, sampai-sampai bang Praja juga tidak mampu melawannya!" Lanjut Nayla.

"Wajar saja jika Angga memang sekuat itu, karena selama ini dia memegang tanggung jawab besar untuk melindungi banyak nyawa!" Balas Kakek Chandra.

"Tapi Kek, Praja juga menolong dan melindungi banyak nyawa, tapi kenapa perbedaan kekuatan mereka bisa sejauh itu!?" Heran Maya.

"Jawabannya simpel, karena musuh yang dihadapi Angga jauh lebih kuat daripada musuh yang pernah kalian hadapi sebelumnya!" Jelas Kakek Chandra, membuat semua orang di sana terkejut.

Kakek Chandra lalu menjelaskan, bahwa di tanah kelahiran Angga, lebih tepatnya di pulau Bali. Saat ini sedang menghadapi sebuah krisis yang diakibatkan oleh ulah suatu sekte sesat.

Sekte itu disebut sebagai sekte Leak, sebuah kelompok roh jahat yang dipimpin oleh seorang penyihir jahat yang di sebut sebagai Rangda, sang Ratu para Leak.

Konon kabarnya, selama ribuan tahun terjadi peperangan tanpa akhir antara pihak baik yang dipimpin oleh Indagis Barong, dan pihak jahat yang dipimpin oleh Rangda.

Hanya saja saat ini, kekuatan Barong telah melemah. Sehingga menciptakan ketimpangan kekuatan yang besar antara pihak Barong dan pihak Rangda.

Hal itu mengakibatkan Rangda bisa lebih leluasa melancarkan aksinya yang mengganggu dan meneror para penduduk di Bali.

"Saat ini, Angga begitu terganggu dan khawatir dengan serangan teror dari Rangda. Sehingga saat ia bertemu denganmu, ia begitu berharap banyak bisa bertarung seimbang melawanmu demi mendapatkan banyak pengalaman. Tapi nyatanya nihil, kekuatanmu berada jauh di bawah ekspektasinya!" Jelas Kakek Chandra.

Mendengar penjelasan dari Kakek Chandra, Praja menjadi tertegun. Ia tidak menyangka bahwa Angga ternyata mengemban tanggung jawab sebesar itu.

"Kalian tahu, para Hanja Sirah yang tadi Angga hadapi adalah para hantu bawahan Leak. Berbeda dengan Leak pada umumnya, para Hanja Sirah dibentuk melalui jiwa para manusia yang dimodifikasi secara paksa, hingga mereka menjadi bawahan Leak layaknya barang yang bisa dibuang kapanpun!" Terang sang Kakek.

"Kalo Rangda itu memang memimpin sekte sesat, apa itu berarti sekte sesat yang pernah kami selidiki di rumah angker pak Irvan waktu itu juga merupakan ulah mereka?" Ujar Bima dengan menduga-duga.

"Soal itu, kemungkinan besar iya. Dari beberapa informasi yang saya dapatkan. Sekte Leak merupakan sekte sesat yang terbesar di tanah Jawa, hanya saja keberadaannya begitu tersembunyi. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui keberadaan soal sekte itu!" Jawab Kakek Chandra.

Kemudian Praja pun teringat akan penjelasan Kakeknya di masa lalu. Saat-saat di mana ia masih berlatih mengendalikan kekuatannya.

"Sebenarnya, ada alasan mengapa kekuatanku tidak sehebat apa yang kalian bayangkan!" Ujar Praja, membuat pandangan semua orang teralih padanya.

"Kakekku pernah bercerita, bahwa dulu ia pernah melakukan suatu kesalahan besar akibat dari kekuatan asliku yang tak terkendali. Akibatnya, Kakekku langsung menyegel sebagian besar kekuatannya, sehingga kekuatan ini jadi lebih mudah dikendalikan. Meskipun efek sampingnya adalah kekuatanku jadi jauh melemah ketimbang dulu!" Terang Praja.

Mendengar penjelasan dari Praja, Kakek Chandra pun tersenyum kecil.

"Begitu ya, jadi kekuatanmu dulu tak terkendali? Kalo begitu aku pun sama, dulu aku dan moyangku juga terobsesi dengan kekuatan lebih seperti kakek moyangmu dulu. Kisah kalian begitu menginspirasi kami, hingga kami nekad melakukan hal yang sama seperti kalian!" Jelas Kakek Chandra.

Kakek itu pun kembali bercerita, bahwa akibat dari obsesi moyangnya itu. Dulu kekuatan milik khodamnya juga sempat tak terkendali. Tapi ada suatu kejadian yang membuat kekuatan itu berhasil ia kendalikan.

"Kejadian seperti apa? Tolong ceritakan pada kami!" Pinta Praja.

Kakek Chandra pun tersenyum, sebelum akhirnya mulai bercerita.

"Ini merupakan sebuah cerita yang cukup panjang, cerita mengenai perjuanganku dulu. Juga kisah mengenai khodam milikku, Bahutai!"

***

Next arc, kita bakalan mulai masuk ke dalam kisah flashback dari Kakek Chandra.

IndagisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang