Nayla kini sudah pulang sekolah. Pandangannya menatap ke sekeliling, namun tampaknya kostan masih sepi.
"Sepertinya Kak Nayla dan Bang Praja masih belum pulang!?" Gumamnya.
Ia segera mengeluarkan kunci dan masuk kedalam kostan. Suasana di dalam tampak gelap, gadis itu mencoba menyalakan saklar lampu namun lampu tak kunjung menyala.
Nayla mendengus kesal, ia segera mengeluarkan HP nya untuk menggunakan Flashlight. Namun tiba-tiba pintu depan terbanting dengan keras.
Dengan panik Nayla mencoba membuka pintu, namun pintu sudah terkunci. Di tengah kepanikan itu, sayup-sayup Nayla mendengar suara seorang wanita menggeram di belakangnya.
Dengan perlahan ia menoleh ke belakang. Saat itulah ia menatap sosok mengerikan. Wanita berbaju merah dengan wajah yang rusak sedang merangkak keluar dari bawah lantai.
Sosok itu pun berdiri dan menatap tajam ke arah Nayla dengan penuh amarah. Gadis itu pun berteriak ketakutan, namun semua sudah terlambat saat sosok tersebut bergerak menerjang ke arahnya.
***
Sementara itu, di tempat lain.
Mahluk itu menatapku dengan tajam, sebelum pandangannya teralih pada para jin yang mengikutiku dari tadi.
Kulihat para jin itu tampak takut pada sosok di hadapanku sekarang. Terlihat dari gerak-gerik mereka yang terintimidasi dan menjauh dariku.
"Kalian, pergi dari sini sebelum aku habisi!" Ucap sosok itu.
Para jin itu mundur perlahan sebelum akhirnya kabur menjauhi tempat ini.
Aku menatap sosok itu sekali lagi, aroma singkong terasa menyeruak dari tubuh mahluk itu. Aku pun mulai berbicara padanya.
"Terima kasih karena anda telah menolongku. Tapi siapakah Anda ini? Apakah Anda adalah Genderuwo yang memimpin jin daerah ini?" Tanyaku.
Sosok itu pun menjawab.
"Benar, aku adalah Genderuwo yang memimpin para jin di kota ini. Panggil saja aku Gandra!" Jawab Gandra.
"Baiklah Gandra, tapi ngomong-ngomong kenapa mereka mengikutiku ya? Padahal aku hanya berbicara sebentar dengan mereka?" Ucapku.
Gandra lalu menjelaskan bahwa manusia yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan mereka memang sebaiknya berpura-pura tidak melihat mereka, agar mereka tidak diikuti.
Banyak dikalangan jin yang tertarik dengan manusia seperti itu. Bisa karena ingin memakan jiwanya yang terkenal lezat, atau hanya sekedar mencari perhatian saja.
"Begitu ya, ternyata sifat para jin di tiap daerah itu berbeda. Karena di desaku dulu tidak sampai seperti tadi" gumamku.
"Oh iya Gandra, apa kamu tahu tempat untuk mendapatkan pekerjaan di kota ini? Dari tadi aku mencarinya tapi tidak ketemu" ujarku.
"Kamu ini aneh, masa masalah seperti itu ditanyakan pada jin sepertiku!" balasnya.
"Tapi sebaiknya lupakan dulu soal pekerjaan atau apapun itu. Sebaiknya kamu segera pulang ke kost mu. Karena kuntilanak itu masih ada di sana!" Lanjutnya lagi.
Mataku terbelalak mendengar ucapan Gandra.
"Tunggu, kamu tahu darimana soal itu? Apa kamu memata-matai mereka?" Tanyaku.
"Soal itu akan ku jelaskan nanti, tapi sebaiknya kamu bergegas sebelum terlambat. Gunakan saja ilmu meragasukma agar kamu tiba di sana lebih cepat, sedangkan tubuhmu akan kujaga di sini!" ucapnya.
Aku tidak punya pilihan lain, dengan segera aku langsung meragasukma dan menuju ke kostanku dengan cepat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Indagis
ParanormalIndagis merupakan sekumpulan orang indigo berkekuatan magis. Mereka melakukan kontrak dengan para mahluk halus agar dapat meminjam kekuatan mereka. Membuat orang-orang itu mampu bertransformasi menjadi seorang pahlawan yang membawa kekuatan dari dua...