35. Warung Makan Pesugihan (2)

90 12 0
                                    

Praja dan yang lainnya kini tiba di alamat yang diberikan Pak Budi. Dari kejauhan mereka melihat sebuah warung makan yang cukup ramai oleh pengunjung.

Tapi tanpa di sadari oleh para pengunjung, banyak mahluk tak kasat mata yang berkeliaran di tempat itu. Diantaranya yaitu Pocong, dan beberapa jenis jin penglaris.

"Lihatlah, para setan itu tampak meludahi makanan para pengunjung. Kalian yakin mau datang ke sana?" Tanya Nayla.

"Yah, ini kan tugas dari klien, mau bagaimana lagi?" Balas Bima.

"Tidak, bagaimana jika kita datang malam ini? Saat tidak ada pengunjung, kita habisi semua jin-jin di sana!" Usul Praja.

"Tapi bagaimana dengan pemiliknya? Bukankah kita harus menangkapnya juga?" Ujar Maya.

"Soal itu urusan mudah, kita pasti bisa segera menangkapnya!" Ucap Praja dengan penuh keyakinan.

***

Malam harinya, saat pengunjung sudah mulai pergi. Praja beserta Bima, Maya, dan Nayla datang kembali ke warung makan itu.

"Maaf Pak, sekarang sudah waktunya untuk tutup!" Ucap salah satu pelayan.

"Kami datang ke sini bukan untuk makan, tapi untuk bertemu dengan pemilik warung makan ini!" Jelas Praja sembari tersenyum.

Para pelayan itu pun menatap Praja dengan curiga, sebelum akhirnya salah satu jin penglaris yang berukuran cukup besar datang menghampiri pemuda itu.

"Jangan tertipu! Mereka ini bukan orang biasa!" Ujar sosok itu sembari menggeram marah.

Para pelayan di sana tampak terkejut, mereka pun segera bergerak mundur ke dalam, di belakang para jin yang tampak melindungi mereka.

"Huh, jadi repot deh!" Keluh Praja.

"Maung Bodas!"

"Nagagini!"

Sesaat kemudian, Praja dan Bima segera memanggil Khodam mereka untuk menyerang.

Maung Bodas segera menerkam jin penglaris yang berdiri di hadapannya. Sementara Nagagini menerkam para jin penglaris yang berada di dalam.

Para pelayan di sana tampak panik, mereka berniat kabur melalui pintu belakang.

"Tidak akan kubiarkan!" Seru Nayla.

Ia segera mengambil ancang-ancang dengan mengangkat busur yang dari tadi ia bawa. Kemudian ia melesatkan beberapa anak panah ke arah dinding dan lantai yang akan dituju oleh para pelayan.

Melihat anak panah yang menancap dihadapan mereka, mereka semua segera menghentikan langkah mereka.

"Kalian tidak akan bisa lari dari sini!" Ujar Praja.

"Apa kau yakin, bocah!?" Balas sang hantu penglaris yang saat ini sedang diterkam oleh Maung Bodas.

"Tentu saja, memang bagaimana cara kalian selamat sekarang?" Ucap Praja dengan penuh percaya diri.

"Hahahaha, kalian benar-benar bodoh!" Ucap jin itu, membuat Praja dan yang lainnya merasa heran.

"Apa kalian pikir bos kami merupakan orang biasa? Dia adalah orang yang mampu menaklukkan kami semua, para jin penglaris. Selain itu, bawahan dia juga bukan hanya kami!" Ujarnya.

Sesaat kemudian, Praja dan yang lainnya merasa energi besar datang mendekati mereka. Energi besar ini bukan berasal dari seorang individu, melainkan berasal dari suatu kelompok gaib yang sudah mengepung tempat ini.

"Apa-apaan ini, energi jin sebanyak ini sedang menuju ke tempat ini?" Batin Praja.

"Praja, apa rencanamu sekarang?" Tanya Bima.

IndagisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang