[2] - Berita⚠️

258 62 6
                                    

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur dewasa seperti kata-kata vulgar, kelainan seksual, seks, kekerasan; sadis dan lain-lainnya⛔

Meliani Citra, wanita berambut hitam panjang bergelombang dengan sorot mata yang tajamnya berjalan masuk ke kamar mendekati Rakri yang setia menunggunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meliani Citra, wanita berambut hitam panjang bergelombang dengan sorot mata yang tajamnya berjalan masuk ke kamar mendekati Rakri yang setia menunggunya. Pakaian kasual sesuai dengan title yang terpatri pada dirinya, istri dari salah satu investor terbesar di perusahaan ayahnya.

"Silahkan menikmati waktu Anda, Nyonya." ucap Almira menunduk hormat seolah-olah ia adalah pelayan yang melayaninya, lalu dia berjalan keluar bersama dua pelayan yang menemai Rakri sedari tadi dan menutup pintu kamarnya.

Tatapan datar Rakri tidak teralihkan dari pintu kamarnya setelah melihat betapa mudahnya ibunya menundukkan kepalanya dan akan menjadi sombongnya begitu mendapatkan hal yang dia inginkan, Menyedihkan.

"Sepertinya perhatianmu teralihkan, kenapa? Kau mengasihani ibumu yang berbicara seolah-olah pelayanku?" tanya Meliani mengelus puncak kepala Rakri membuat bulu kuduknya meremang begitu merasakan sentuhan lembut yang terasa menjijikan.

Rakri bisa saja mematahkan tangan itu jika dia mau, namun belum saatnya. Rakri mendongak menatap lurus pada Meliani, karena dia membutuhkannya saat ini untuk mengetahui situasi luar. Kebiasaan wanita di hadapannya adalah menjatuhkan mentalnya dan bersikap seolah-olah memegang tali hidupnya.

"Tidak, biasa saja." jawab Rakri singkat membuat tangan Meliani yang tadinya mengelus kepalanya tiba-tiba meremas kuat rambut pria itu dan memaksa wajahnya terangkat naik.

"Betapa sombongnya sekarang dirimu, kau harus ingat bahwa dirimu tidak lebih dari sekedar bajingan rendahan pemuas nafsu." kata Meliani menyeringai jahat.

Rakri mengepalkan tangannya, rasa amarah memuncak dalam dirinya. Jika dia tidak harus menahan dirinya, dia ingin mematahkan leher wanita ini. Jika dirinya adalah bajingan rendahan pemuas nafsu, maka wanita di hadapannya tidak lebih dari jalang yang birahi.

Meliani menghempas kepala Rakri dan menatapnya dingin. "Lakukan tugasmu, setidaknya hibur aku kali ini karena aku sedang dalam suasana hati yang buruk," perintah Meliani membuat Rakri menatapnya sejenak.

Rakri tahu alasan kenapa Meliani mengatakan hal itu. Hanya ada dua kemungkinan wanita rubah di hadapannya kesal, yang pertama adalah dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan dan jika dia sampai melakukan tindakan implusif yang bersifat kekerasan, berarti suaminya lagi-lagi berselingkuh mempermalukan dirinya.

Rakri berdiri dengan setengah kaki yang terlipat bersimpuh lutut dan mendekati Meliani, dia meraih tangan kanan Meliani sembari memandangnya. Pergerakannya terhenti saat bibirnya hendak menyentuh punggung tangan Meliani, lalu dia mendongak.

"Kabulkan satu permintaanku maka aku akan memuaskanmu kali ini." tawar Rakri membuat Meliani mengangkat sebelah alisnya penasaran.

"Jangan bilang kau ingin kabur?" tebak Meliani membuat Rakri terdiam, pupil matanya bergetar sebentar namun Rakri tetap mempertahankan raut wajah tenangnya.

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang