[11] - Kisah Rakri

255 62 12
                                    

"Apa kau tahu perbuatan mereka padaku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau tahu perbuatan mereka padaku?"

Sheyna menatap Rakri penuh curiga, senyuman miring yang tercetak jelas di wajah pria itu semakin membuat kewaspadaan Sheyna meningkat. Sheyna menggeleng sembari membuang napas berat, "Tidak perlu, kau tidak perlu menceritakannya padaku."

"Tidak." balas Rakri cepat membuat Sheyna kembali memutar netra coklatnya memandang Rakri. Wajah pria itu berubah total, senyuman jahil dan jahat di wajahnya menghilang. "Aku akan menceritakannya, setidaknya itu bagian dari sumpahku." imbuhnya membuat bulu kuduk Sheyna berdiri, dia teringat kembali kejadian Rakri tiba-tiba mencium telapak kakinya.

"Baiklah jika kau memaksa, aku akan meminta mereka membawa teh dan camilan." putus Sheyna mengangguk pasrah.

"Tidak perlu, tenggorokanku sudah cukup basah untuk menceritakan semuanya. Karena jika kau mendengarnya, aku ragu kau masih bisa menyesap minumanmu." Kata Rakri membuat Sheyna kembali menatapnya serius.

Pria ini, dia tidak main-main.

WiH?

Sebenarnya apa itu orang tua?

Dua orang dewasa yang menjalin kasih hingga hubungan keluarga dan memiliki anak dalam kehidupan mereka?

Atau dua orang dewasa yang berhubungan intim dan pihak wanita melahirkan anak ke dunia ini?

Atau orang yang berusia tua dan harus dihormati?

Bagi Rakri, semua pendapat itu adalah kebohongan dunia yang paling tidak masuk akal.

Rakri meragukan sosok orang tua itu, baik sosok ibu maupun ayah.

Almira menunduk menyejajarkan tingginya pada anak semata wayangnya yang tumbuh sedikit berbeda dari anak seumurannya, tubuhnya pendek sebatas dada Almira padahal usianya sudah beranjak 9 tahun, tulang yang terlihat jelas menonjol seolah-olah hanya terlapis kulit tanpa daging yang terbalut kemeja putih, wanita itu tersenyum sembari mengelus puncak kepala anaknya.

"Rakri, hari ini kita di undang di pesta Horm, kamu harus jadi anak baik, ya." ucap Almira berbicara dengan lembut membuat anak di hadapannya mengangguk patuh.

"Baik, Ibu. Aku akan jadi anak yang baik untuk Ibu dan ayah!" serunya bersemangat, Almira mengangguk setuju. Dia menggenggam tangan kiri Rakri dan keduanya berjalan masuk ke gedung pencakar langit yang bertuliskan 'Horm's Hotel' dengan besar sebagai penanda nama gedung tersebut.

"Ibu, itu Ayah!" seru Rakri menunjuk sosok Tirta yang berdiri tidak jauh dari mereka sedang berbicara dengan rekan di depan pintu lift.

Almira mengangguk, dia segera membawa Rakri mendekati suaminya. Kedua mata Tirta yang menangkap sosok istri dan anaknya segera pamit undur diri, Almira tersenyum melihat sambutan mereka. Mereka berpelukkan seolah-olah kekasih yang terpisah dalam waktu yang lama, Rakri juga tersenyum dengan binar polos di kedua matanya.

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang