[28] - Chandra Pada Sheyna

105 16 5
                                    

Chandra berlari masuk tanpa menyadari keberadaan Rakri, dia menghampiri Sheyna dengan cepat dan mencengkram kedua bahu wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chandra berlari masuk tanpa menyadari keberadaan Rakri, dia menghampiri Sheyna dengan cepat dan mencengkram kedua bahu wanita itu. Dia memeriksa seluruh tubuh Sheyna, lalu pandangan jatuh pada perban yang melingkar di lengan wanita itu.

"Apa ini? Apa lukanya dalam? Apa sampai dijahit? Berapa lama petugas mengatakan akan sembuh?" tanya Chandra beruntun membuat Sheyna menghela napas berat mendengarnya, dia menarik tangannya dari Chandra.

"Tidak parah," jawab Sheyna singkat.

"Tidak parah? Lalu kenapa harus diperban? Apa yang wanita itu lakukan? Apa ada luka lain selain ini?" tanya Chandra dengan nada tinggi, Sheyna menggeleng pelan.

"Tenangkan dirimu, Chandra. Aku tidak terluka parah, lihat ... masih bisa kugerakkan," jawab Sheyna menggerakkan lengannya yang dibaluti perban. Kerutan di wajah Chandra perlahan menghilang, dia menghela napas lega.

"Aku sulit mempercayaimu jika tidak melihatnya sendiri, bahkan sewaktu kau membuang dirimu ke jurang pun kau bilang tidak parah sampai aku bertanya pada dokter apakah otakmu terbentur sesuatu sampai menganggap kuka-luka di tubuhmu tidak parah, padahal kau menerima jahitan di beberapa bagian tubuhmu." semprot Chandra membuat Sheyna memejamkan matanya jengah, sebab Chandra terus mengomelinya hal yang sama hingga dia sendiri hapal dengan nada bicara pria itu.

"Aku tahu, aku akan lebih hati-hati. Sudahi omelanmu, karena kita harus melanjutkan rencana selanjutnya. Imelda Maharani, kau harus mengadilinya di sidang dengan huiuman yang Rakri inginkan." tutur Sheyna membuat Chandra mengernyitkan keningnya tiba-tiba mendengar nama Rakri, ia mengikuti arah pandang mata Sheyna melihat Rakri yang berdiri diam di belakangnya.

Sejak kapan dia di situ?

Chandra segera berbalik dan mendekati Rakri, sorot matanya tajam dan dingin, begitu juga Rakri yang terang-terangan memandangnya tidak suka. "Apa kau begini saat Sheyna diserang?" sarkas Chandra membuat Rakri tertohok, dia mengepalkan tangannya menahan amarahnya.

Bukan berarti dia diam saja, dia bahkan masih ingin membunuh Imelda karena sudah melukai Sheyna. Jika bukan karena Sheyna dendiri yang memintanya untuk tidak ikut campur, jika tidak, mungkin dia sudah membunuh Imelda dari beberapa jam yang lalu.

"Kau tidak tahu apa-apa, jadi kerjakan bagianmu saja." balas Rakri tak kalah tajam, tahang Chandra mengeras mendengar ucapannya seolah-olah ialah orang asing di antara mereka.

"Sepertinya kau mengajakku ribut, ya."

"Tidak, aku hanya berbicara yang sebenarnya, Tuan Pengacara."

"Berhenti ribut di hadapanku, kalian berdua keluar." usir Sheyna menyela keduanta dengan sorot mata datarnya. Dia sendiri bingung apa yang kedua pria itu ributkan, lebih tepatnya Sheyna masih bertanya-tanya kenapa keduanya tidak bisa akur padahal sesama pria.

Seharusnya lebih mudah, kan?

Rakri dan Chandra menoleh bersamaan meiihat ke arah Sheyna, wanita itu melambaikan tangannya mengusir keduanya tanpa berbicara lebih lanjut lagi. Melihat keengganan Sheyna pada mereka, keduanya dengan patuh keluar dari ruang kesehatan.

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang