[15] - Impulsif

182 45 6
                                    

"Rakri?" panggil Sheyna membuat Rakri tersadar kembali pada kenyataan, dia mengedarkan pandangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rakri?" panggil Sheyna membuat Rakri tersadar kembali pada kenyataan, dia mengedarkan pandangannya. Entah sejak kapan mereka berakhir di ruang kantor Sheyna, Rakri menatap pria di hadap annya yang tersenyum canggung padanya sambil mengulurkan tangannya.

Rakri menaikkan sebelah alisnya sebagai tanda tanya, sedangkan pria di hadapannya tersenyum untuk ke sekian kalinya. "Perkenalkan, saya Chandra Aras, pengacara dari Firma Isl, kau pasti pria yang dibicarakan Sheyna ...." kata Chandra membuat Rakri menatap tangannya dan Chandra bergantian.

Rakri berdehem lalu menjabat tangannya dan menjawabnya dengan singkat, "Rakri."

"Senang bertemu denganmu, Rakri." ujar Chandra tersenyum simpul lalu melepas jabatan tangan mereka.

"Jadi, apa yang ingin kau katakana padaku, Rakri?" tanya Sheyna membuat Rakri mengalihkan perhatiannya, dia melirik ke arah Chandra tanpa menyembunyikan ketidaksukaannya terhadap keberadaan Chandra.

"Sesuatu yang penting," jawab Rakri kembali menatap netra coklat Sheyna.

Sheyna berpikir sejenak, lalu dia melirik ke arah Chandra. Saat ini dirinya pun memiliki keperluan penting untuk dibicarakan bersama, terutama di sela kesibukan mereka. Sheyna bangkit dari duduknya dan menoleh pada Rakri, "Hanya sebentar saja karena aku juga memiliki keperluan dengannya."

Rakri menahan umpatan di bibirnya dan memilih tersenyum, dia ikut bangkit mengikuti Sheyna ke sudut ruangan. Sheyna melipat tangannya di depan dada menunggu Rakri untuk berbicara, "Kuharap itu sesuai dengan ekspetasiku."

"Ayahku berkunjung ke penjara secara berkala," lapor Rakri membuat Sheyna menaikkan sebelah alisnya merasa bingung sekaligus tertarik. "Dia menemui Fernando Horm," lanjut Rakri melihat reaksi terkejut Sheyna.

Wanita itu membulatkan matanya terkejut, "Apa? Untuk apa?"

Rakri mengangkat kedua bahunya, "Aku juga tidak tahu, aku meminta Rion mencari tahu lebih lanjut. Jika hasilnya sudah keluar, aku akan melaporkannya kembali padamu."

"Sialan, aku lengah." umpat Sheyna menyisir rambutnya ke belakang, dia kembali menatap Rakri. "Kembalilah, Rakri. Aku akan memanggilmu saat urusanku dengan Chandra selesai dan terus awasi mereka," imbuh Sheyna berjalan kembali mendekati Chandra yang setia menunggu mereka.

Rakri tercengang, Hanya itu?

Rakri menoleh melihat interaksi kedekatan keduanya, nampaknya mereka membicarakan sesuatu yang serius. Dia mengepalkan tangannya menahan emosi dalam dirinya, sesuatu yang bergejolak dalam dadanya membuatnya ingin memukul apapun di sekitarnya.

Rakri menggertakkan giginya dan tanpa pamit berjalan keluar kembali ke asramanya.

WiH?

Rakri membanting pintu asramanya dengan kesal, rasa amarah menggerogoti pikirannya hingga tidak bisa berpikir jernih. Dia melempar benda-benda di sekitarnya sebagai pelampiasan emosi, "Sialan, aku kesal ...."

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang