[39] - Janji Sheyna

55 11 4
                                    

Almira di dorong masuk ke dalam toilet kotor hingga jatuh tersungkur, beberapa wanita bertubuh bongsor mengelilinginya dengan seringai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Almira di dorong masuk ke dalam toilet kotor hingga jatuh tersungkur, beberapa wanita bertubuh bongsor mengelilinginya dengan seringai. "Lihat wanita kurus ini, dia masih berlagak angkuh tanpa tahu dimana dia berada." tutur salah satu wanita berkuncir dengan bekas luka di pipinya, ia berdiri melipat tangannya di depan dada.

"Kudengar dia memperalat anaknya dan dijual ...."

"Dasar wanita gila ...."

"Ternyata ada manusia sepertinya ...."

Salah satu wanita bertubuh kurus melempar bantal ke arah Almira dengan penuh emosi, "Dasar gila! Kau bahkan bukan manusia! Bagaimana bisa kau menjual anakmu?"

Almira berusaha bangkit dari posisinya, namun beberapa dari mereka menginjak bagian belakang tubuhnya hingga dia tidak bisa beranjak dari posisinya. "Bahkan dia lebih rendah dari binatang, habisi dia." perintah wanita bertubuh bongsor tersebut membuat teman-temannya yang lain segera memukulinya.

"AKH! KALIAN TIDAK TAHU APA-APA!"

"Diam!"

"Pukuli dia lebih keras!"

Para narapidana yang mengelilingi Almira memberikan pukulan padanya tanpa peduli ke mana pukulan tangan mereka mendarat, Almira hanya memekik kesakitan sembari meringkuk melindungi kepalanya. Petugas sipir yang bertugas hanya berjalan melewati penjara mereka tanpa berniat melerai perkelahian.

WiH?

Rekaman tersebut berputar terus cukup lama hingga telihat Almira pingsan barulah para narapidana berhenti memukulinya, Sheyna melipat kedua tangannya di depan dada sembari melihat reaksi Rakri menonton rekaman di ponselnya.

"Aku tidak pernah melanggar janjiku, hanya saja caraku berbeda denganmu." ujar Sheyna, Rakri hanya diam setelah melihat rekaman ibunya dipukuli.

Rasa campur aduk yang berkumpul di dadanya membuatnya mual hingga ingin muntah, namun dia tidak memberikan reaksi berlebihan. Hanya tatapan datar dan dingin dengan rahang yang mengeras, Rakri menoleh kea rah Sheyna.

"Tapi yang kuinginkan adalah kematiannya." balas Rakri membuat Sheyna menghela napas berat.

Pria ini tidak memahami maksudku kemarin, apa dia masih tidak paham?

Sheyna berjalan mendekatinya, "Rakri, ini bukanlah akhir. Mendapatkan kematiannya dengan tanganmu sendiri tidak akan memberikan apa-apa padamu."

"Aku tidak peduli, selama aku sendiri yang membunuhnya ...." jawab Rakri mendongakkan kepalanya untuk melihat Sheyna, wanita itu berjalan ke belakang sofa dan memegang kedua bahunya. Tangannya terulur memutar ulang rekaman yang baru saja dia tunjukkan pada Rakri.

Rakri memandangi gerak tangan Sheyna dan jatuh pada rekaman ponsel yang ia pegang, rekaman terputar ulang dimana ibunya di dorong dan dipukuli layaknya binatang tanpa rasa manusiawi. Sheyna merendahkan tubuhnya dan berbisik di telinga Rakri, "Keahlianku memang bukan membunuh, Rakri. Tapi menyiksa hingga orang itu merasa gila ...."

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang