[20] - Muslihat Rubah⚠️

192 41 13
                                    

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur dewasa seperti kata-kata vulgar, kelainan seksual, seks, kekerasan; sadis dan lain-lainnya⛔

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur dewasa seperti kata-kata vulgar, kelainan seksual, seks, kekerasan; sadis dan lain-lainnya⛔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rakri terdiam dengan pandangan kosong duduk memeluk kedua lututnya, bunyi gembok satu per satu terdengar menggema di telinganya. Jika dia menghitung waktunya, ini bukanlah jam makan siang atau makan malam, melainkan waktunya mengemban 'tugasnya'.

Pintu keluarnya terbuka lebar menampakkan sosok Almira dengan beberapa pengawal di belakangnya, mereka turun bersama menghampiri Rakri yang tidak berkutik dari tempatnya. Waktu awal borgol melingkar di tubuhnya, Rakri terus melakukan perlawanan, namun seiring berjalannya waktu anak lelaki itu hanya diam menunggu seolah-olah sudah memasrahkan keadaannya.

Almira tersenyum melihat para pengawalnya mengganti jenis borgol Rakri, "Rakri, hari ini kau akan melayani dua orang sekaligus, tentu saja kau sudah mengenal mereka, kan?"

Rakri melirik sejenak dengan wajah tirus dan pucatnya, "Ya, Ibu."

Almira mengangguk bangga sembari membawa anaknya naik keluar dari ruang bawah tanah tersebut dan membawanya ke kamarnya. Wanita pertama yang datang adalah Imelda, wanita gila yang menyukai hal-hal sadis saat berhubungan seksual, lebih tepatnya dia suka menjadi orang yang menyiksa pasangannya saat berhubungan seksual.

Dan Rakri menjadi salah satu korbannya dari sekian banyak lelaki yang pernah tidur dengan Imelda.

Rakri merangkak dengan punggung yang penuh bekas cambukan merobek kulitnya, bunyi rantai yang bergesekan dengan lantai seiring tertarik meraih telapak kaki kanan Imelda di hadapannya, Rakri mendongak putus asa.

Imelda menyeringai melihat raut wajah Rakri, binar kepuasan terpancar dari matanya dengan hasrat yang bangkit dalam dirinya.

"Apa kau mau mendengar lebih detailnya?" tanya Rakri memecah bayangan Sheyna yang menatapnya dengan netra yang bergetar kecil, rasa amarah sekaligus jijik tercetak jelas di wajahnya. Wanita itu menggeleng pelan, ia merasa bersyukur Rakri menghentikan bayangannya.

"Tidak, tidak perlu. Hal itu membuatku hanya ... marah ...." jawab Sheyna mencoba menenangkan emosinya. Anak berusia belasan tahun dipaksa berhubungan intim, terlebih lagi dengan seorang sadist, gila, keluarganya gila ....

"Setelah itu, keesokan harinya aku melayani Meliani." tutur Rakri melanjutkan kisahnya sembari memperhatikan setiap ekspresi yang nampak di wajah Sheyna.

WiH?

Penampilan Rakri acak-acakan, rambutnya berantakan, memar di beberapa wajah sekaligus luka sobek di sudut bibirnya layaknya tawanan, setelah habis disiksa oleh Imelda dan tidak diberikan waktu beristirahat sehari pun, ia harus melayani Meliani.

"Rakri, kau harus memuaskan Nyonya Meliani dengan benar. Karena jika kau berhasil melakukannya, dia berjanji akan berinvestasi lebih banyak. Kau bisa, kan?"

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang