Chandra memijat pelipisnya merasa pusing setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya, dia menyandarkan punggungnya pada kepala kasur dan melihat jam di ponselnya. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi, ia menghela napas berat.
Lagi-lagi dia tidak tidur karena menyelesaikan pekerjaannya.
Chandra beranjak dari kasurnya memutuskan untuk membuat segelas kopi untuk menyegarkan dirinya, dia berjalan sembari merenggangkan otot tubuhnya. Baru saja kakinya melangkah keluar kamar, ponselnya berdering nyaring sebagai tanda panggilan telepon masuk.
Chandra menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah ponselnya yang menyala, "Siapa yang menghubungiku di pagi buta ini? Apa mungkin Sheyna?"
Dia berjalan kembali meraih ponselnya di atas kasur, dahinya mengernyit saat melihat nama kontak yang tertera di layar ponselnya. Tanpa membuang waktu, dia menggeser ikon hijau untuk menjawab panggilan tersebut.
"Halo, Pak? Ada apa sepagi ini? Apa ada masalah?" tanya Chandra penasaran.
"Halo? Tuan Chandra, ada seseorang yang terus-menerus menangis di depan rak nona Sheina sembari memohon. Dia tidak menjawab pertanyaan saya atau beranjak saat saya tarik."
Dahi Chandra semakin berkerut, dia tidak bisa menebak apa yang sedang terjadi. "Apa maksudnya? Bukan Sheyna, kan?" tanya Chandra memastikan pada petugas yang menjaga kolumbarium.
"Bukan, dia seorang pria."
Samar-samar terdengar suara isak tangis yang familiar hingga indra pendengaran Chandra menangkap beberapa kata yang menyebut nama Sheyna, pupil matanya melebar terkejut. Nampaknya dia tahu siapa yang tengah disebut petugas tersebut, "Biar saya segera ke sana, Pak!"
Chandra mematikan panggilan secara sepihak lalu meraih jaket dan kunci mobilnya, dia segera berjalan keluar dari apartemennya. Chandra membelah jalanan sunyi di pagi buta tersebut, mobilnya melaju menuju kolumbarium.
"Kenapa dia ada di sana?" gumam Chandra heran, dia menginjak pedal gas untuk menambah kecepatannya.
Beberapa saat kemudian, Chandra sampai di daerah kolumbarium. Dia segera memarkirkan mobilnya dan berjalan keluar, ia berlari masuk ke dalam kolumbarium hingga di pertengahan koridor ia bertemu dengan petugas yang menghubunginya.
"Tuan Chandra! Itu orang aneh itu, saya tidak berani menghubungi polisi karena dia terus menyebut nama nona Sheina dan nona Sheyna." lapor petugas tersebut langsung diangguki oleh Chandra.
Chandra berjalan mengikuti suara isak tangis yang dia dengar, semakin dekat langkahnya dengan ruangan guci, semakin jelas juga suara tersebut. Pandangan Chandra jatuh pada punggung seorang pria yang membujur lemah tak berdaya.
"Nona Sheina, kumohon ... berikan cinta Sheyna padaku ...."
"Rakri? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Chandra sambil berjalan mendekati Rakri yang menangis menatap guci Sheina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is He? [END]
Mystery / Thriller[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Dilarang plagiat!] ⚠Warning : Sexual violence, physical abuse, suicide, gasligthing, abusive words, mature content, and something about sexual.⚠ R1...