"Persidangan tersangka Meliani Citra dan tersangka Imelda Maharani akan dimulai."
Ketukan palu terdengar nyaring menggema di ruang sidang sebagai tanda persidangan kasus Rakri dengan tersangka Meliani sekaligus Imelda akan dibuka. Ruang persidangan yang besar itu diselimuti ketegangan
Sheyna, Rakri, Chandra dan beberapa orang lainnya duduk di kursi barisan kiri, sedangkan orang-orang Meliani dan Imelda duduk di sisi kanan. Rakri memandang dingin pada kedua wanita yang tengah duduk di kursi terdakwa.
"Kedua terdakwa diketahui telah melakukan pelecehan seksual hingga pemerkosaan terhadap anak dibawah umur dalam waktu yang berkala. Selain itu, keduanya diketahui melakukan penyiksaan selama pemerkosaan terjadi." ujar jaksa yang menggugat keduanya.
Para hakim diberikan rincian kejahatan lainnya sekaligus detail bukti penyiksaan yang dilakukan oleh keduanya, ruang sidang langsung dipenuhi bisik-bisik sembari memandangi kedua terdakwa dengan tatapan menghina.
"Bagaimana bisa ada manusia seperti itu?" bisik salah satu bawahan Sheyna yang duduk di barisan belakang mereka. Rion menoleh ke belakang melempar tatapan tajam pada orang yang berbicara seperti itu, sedangkan Rakri hanya diam memperhatikan alur persidangan.
"Kami juga memiliki bukti tersisa penyiksaan yang terjadi pada korban, ini adalah luka terbaru yang korban dapatkan selama pemerkosaan—"
Brak!
Imelda menggebrak meja dengan nyaring menyita seluruh perhatian orang-orang dan berteriak, "Mana bisa itu dikatakan pemerkosaan! Dia sendiri yang setuju berhubungan intim denganku!"
"Wah, gila ...."
"Apa dia gila?"
"Dia sinting, jelas sekali korbannya terpaksa."
Suara ricuh memenuhi ruang sidang seiring pernyataan darinya, hakim mengetuk sekali palu miliknya sebagai peringatan. "Terdakwa kedua mohon untuk tidak berteriak dalam persidangan, ini peringatan pertama Anda." tegur hakim membuat Imelda menggertakkan giginya, dia menoleh melihat ke arah Rakri duduk di kursi penonton.
Rakri hanya memandangnya datar, Imelda kembali duduk di kursinya dan persidangan kembali di lanjutkan. "Apa saya perlu mengurusnya nanti?" bisik Rion mendekatkan dirinya pada Rakri.
"Tidak, biarkan saja dulu." jawab Rakri pelan.
Persidangan berlansung dengan sengit bahkan tanpa perlunya Rakri maju sebagai pihak korban, dia hanya duduk dengan tenang menonton alur persidangan yang sudah diatur sekian rupa oleh Chandra dan timnya.
"Terdakwa Meliani Citra dan terdakwa Imelda Maharani ...."
Pembacaan nama terdakwa sebagai awalan putusan persidangan yang membuat seisi ruangan merinding. "Keduanya akan dijatuhi hukuman atas tindak pidana pemerkosaan anak di bawah umur dalam waktu berulang, penyiksaan, pemaksaan hak asasi manusia dan lainnya dengan penjara seumur hidup."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is He? [END]
Mistério / Suspense[Jika ada kesamaan nama tokoh, alur, dan lain-lain harap maklum. Bukan berarti cerita ini copy paste. Dilarang plagiat!] ⚠Warning : Sexual violence, physical abuse, suicide, gasligthing, abusive words, mature content, and something about sexual.⚠ R1...