[36] - Anak vs Ibu⚠️

87 11 0
                                    

⚠️Warning : Part ini mengandung unsur, kekerasan; sadis, tindakan; pikiran buruk dan lain-lainnya⛔

Rion menatap Almira dengan pandangan datar, wajah Almira cerah seketika melihat kedatangannya, dia tahu bahwa Rakri tengah memerintah pria ini untuk menjemputnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rion menatap Almira dengan pandangan datar, wajah Almira cerah seketika melihat kedatangannya, dia tahu bahwa Rakri tengah memerintah pria ini untuk menjemputnya. Almira segera bangkit dari posisinya sembari merapikan pakaiannya yang terlihat kusut, "Rakri menyuruhmu, kan?"

"Silahkan ikuti saya," ucap Rion mengabaikan pertanyaan Almira, dia berbalik dan berjalan lebih dulu memimpin jalan. Mereka memasuki pintu yang berisi anak tangga, keduanya menaiki anak tangga tersebut hingga ke ujung pintu lainnya.

Rion membuka kunci pintu tersebut dan membukanya lebar, kedua mata Almira menyipit seiring cahaya menyeruak masuk melalui pintu. Rion menyampingkan tubuhnya dan mempersilahkan Almira untuk berjalan lebih dulu, wanita itu berjalan keluar sembari mengedarkan pandangannya.

Ternyata selama ini aku di bawah tanah, kupikir hanya ruang gelap ....

Almira melangkahkan kakinya mengikuti Rion berjalan keluar dari ruangan rumah yang tidak ia ketahui, Rion memandunya hingga mobil. "Di mana Rakri? Kenapa dia tidak menemuiku?" tanya Almira membuat Rion menghela napas berat.

"Tolong bungkam mulut Anda sampai saya membawa Anda padanya," jawab Rion lugas menahan rasa kesalnya. Jika bukan karena perintah Rakri yang ingin ia membawa Almira di hadapannya dalam keadaan sadar, mungkin sedari tadi ia sudah membuat wanita paruh baya ini pingsan.

Almira menggertakkan giginya mendengar ketidaksopanan Rion, dia menatap pria itu penuh permusuhan sebelum masuk ke dalam mobil. Rion berdecak tidak suka, "Aku ingin mencolok mata angkuhnya itu."

Rion mengendarai mobil tanpa berbicara satu kata pun hingga keduanya diselimuti kecanggungan, jantung Almira berdebar kencang mengingat dia akan menemui anaknya setelah sekian lama. Dia tidak tahu tentang keadaan suaminya, bahkan ia tidak tahu tentang kabar dunia ini.

Yang dia inginkan hanyalah menemui anak tercintanya.

Rion menghentikan mobil di salah satu bangunan tua yang terbengkalai membuat Almira menatap keluar dengan kebingunan. "Silahkan keluar, tuan sudah menunggu Anda." ujar Rion dengan wajah datarnya yang masih setia di posisi duduknya.

Almira berjalan keluar dari mobil sembari memandang bangunan di hadapannya, "Tempat ini ... tidak asing, kenapa Rakri ingin bertemu di sini?"

Almira melangkahkan kakinya berjalan mendekati bangunan tersebut, dia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Rakri sembari masuk ke dalam bangunan tersebut. Hanya bangunan terbengkalai seperti bekas pabrik yang memiliki dua lantai, Almira mengangkat pandangannya.

Deg deg deg ....

Jantung yang berdebar kencang bersamaan dengan rasa tegang yang menyelimutinya, kedua matanya menangkap sosok Rakri yang tengah berdiri di lantai dua memandangnya dengan dingin bersama Sheyna di sampingnya.

Who is He? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang